Ketika Indonesia masih bersandar pada dolar maka fluktuasi nilai mata uang akan terus dialami oleh Indonesia, bahkan krisis telah tampak di depan mata.
Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
Narasipost.Com-Nilai mata uang rupiah atas dolar AS kembali melemah. Diwartakan dari Antaranews, pada Jumat (19/04/2024), kurs rupiah meningkat menjadi Rp16.260 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.179 per dolar AS.
Menurut analis Finex Brahmantya Himawan, mengungkapkan melemahnya nilai mata uang rupiah terjadi akibat adanya konflik di Timur Tengah antara Israel dan Iran yang kembali memanas. Pasalnya, kondisi ini menyebabkan banyak para pedagang yang mengalihkan pandangannya ke aset safe haven yaitu dolar AS.
Penyebab Rupiah Melemah
Melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor geopolitik saja.
Ada beberapa faktor lain yang membuat mata uang rupiah melemah atas dolar, yakni sebagai berikut:
Pertama, akibat inflasi Amerika Serikat yang belum menurun, bahkan inflasi tersebut terus mengalami kenaikan hingga 3,48%. Kemudian Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) juga tidak menurunkan suku bunga acuannya.
Diketahui bahwa AS merupakan pemegang kendali ekonomi di dunia ini dan kini negara tersebut terus menunjukkan penguatan ekonomi di dalam negaranya. Ia memiliki pengaruh besar terhadap arus modal global di beberapa negara. Oleh karenanya, ketika negaranya mengalami inflasi, jelas berdampak pada negara-negara yang lainnya. Apalagi, dolar menjadi patokan terhadap rupiah.
Kedua, menurunnya surplus neraca perdagangan Indonesia. Perlu diketahui bahwa saat ini Indonesia justru lebih memiliki komposisi impor yang cukup tinggi daripada ekspor. Alhasil, hal ini sangat merugikan negara Indonesia karena nilai tukar rupiah melemah.
Akankah Indonesia Mengalami Krisis Moneter?
Naik turunnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar memang bukanlah suatu kondisi yang baru. Namun, kondisi ini telah terjadi berulang kali. Lika-liku perjalanan rupiah terhadap dolar telah melewati waktu yang cukup panjang. Indonesia pernah mengalami penguatan terhadap dolar, bahkan pernah merosot ke titik terendah yang menyebabkan krisis moneter pada tahun 1998 mencapai Rp16.650.
Walaupun rupiah bisa bangkit dan menguat pada tahun 2018 mencapai Rp8.500, tetapi beberapa tahun terakhir ini nilai tukar rupiah kembali melemah. Bahkan, pada akhir pekan ini nilai tukar rupiah tersebut mencapai Rp16.179. Angka ini sangat mendekati angka ketika negara Indonesia ditimpa krisis moneter yakni Rp16.650. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin Indonesia akan kembali mengalami krisis moneter ketika rupiah masih terus bergantung pada dolar.
Bahaya Bergantung pada Dolar
Peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Muhammad Ishak membeberkan bahwa ada beberapa bahaya ketika rupiah masih terus bergantung pada dolar, di antaranya;
Pertama, Indonesia akan mengalami ketergantungan pada kebijakan moneter AS. Diketahui bahwa nilai dan stabilitas dolar memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi dunia. Kemudian, stabilitas dolar bergantung terhadap kebijakan moneter AS, sedangkan negara-negara lain hanya memiliki kontrol terbatas terhadap kebijakan yang memengaruhi nilai mata uang mereka.
Di sisi lain, diketahui bahwa saat ini negara-negara berkembang lebih bergantung pada modal asing. Dengan demikian, saat Bank Sentral mengetatkan kebijakan moneternya, hal ini jelas berpengaruh pada nilai dolar di negara-negara berkembang. Hal ini akan membuat rupiah sulit untuk dikontrol oleh Bank Indonesia. Maka penentu kebijakan ekonomi yakni Amerika Serikat.
Kedua, adanya dampak fluktuasi nilai tukar. Fluktuasi dolar AS sangat berdampak pada perdagangan internasional dan pilar keuangan. Perubahan tiba-tiba yang dialami oleh dolar AS bisa memengaruhi faktor ekspor/impor, investasi asing, serta pembayaran utang. Dalam hal ini, jelas Indonesia sangat dirugikan, apalagi Indonesia telah ketergantungan impor dan investasi asing, bahkan utang Indonesia telah menggunung.
Ketiga, risiko terjadinya devaluasi dolar. Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang yang dilakukan dengan sengaja terhadap uang luar negeri atau emas. Kita patut pahami bahwa AS memiliki kemampuan untuk mencetak banyak dolar dan tingkat utang negara Indonesia yang meningkat dapat menyebabkan depresiasi mata uang jangka panjang. Devaluasi ini akan menyebabkan terkikisnya daya beli negara-negara yang memiliki cadangan dolar, bahkan dapat menyebabkan risiko ketidakstabilan keuangan. Hal ini jelas berdampak buruk bagi Indonesia yang menjadikan dolar sebagai patokan.
Keempat, pengaruh geopolitik. Dominasi dolar AS terhadap negara-negara berkembang memberikan pengaruh geopolitik yang istimewa. Penggunaan sanksi ekonomi dan potensi pengucilan dari sistem keuangan berbasis dolar AS memberikannya wewenang besar untuk menekan negara-negara yang berada dalam aliansinya untuk membatasi aktivitas ekonomi mereka. Dengan kata lain, AS memiliki kuasa untuk mengatur dan memberikan syarat-syarat terhadap negara di bawahnya untuk mengikuti kemauan mereka yang dapat merugikan negara Indonesia, bahkan kedaulatan Indonesia bisa tergerus. Alhasil, Indonesia secara tidak langsung terjajah oleh Amerika Serikat.
Sampai Kapan?
Sejatinya sampai kapan rupiah akan terus melemah karena bergantung pada dolar yang membuat ketidakstabilan ekonomi Indonesia terus berguncang? Bahkan, terdapat bahaya-bahaya nyata yang mampu menghilangkan kedaulatan negeri ini. Fluktuasi terjadi setiap tahun dan krisis moneter terus menghantuinya. Tidak inginkah mata uang kita berdiri kokoh tanpa ada bayang-bayang dan pengaruh dari mata uang negara lainnya? Tidak inginkah kita hidup sejahtera dan mampu mengontrol kebijakan moneter negara kita sendiri?
Sejatinya ada solusi mutakhir dan sangat mudah untuk Indonesia agar tidak mengalami fluktuasi mata uang yang berakibat buruk pada perekonomian negerinya, yakni dengan mengambil emas dan perak menjadi mata uang negeri ini. Sebab, emas dan perak terbukti memiliki nilai intrinsik yang stabil sebagai mata uang. Keduanya tidak terdampak terhadap siklik yang besar, penurunan mata uang, krisis internasional, tidak memiliki fidusia inflasi, dan krisis neraca pembayaran jangka panjang.
Kemudian pengambilan emas dan perak sebagai mata uang juga harus ditambah dengan penerapan sistem ekonomi Islam yang menopang transaksi-transaksi perekonomian sesuai dengan syariat Islam seperti menghilangkan aktivitas riba, penimbunan emas, serta pengawasan dan pemberian sanksi tegas agar ekonomi benar-benar berjalan dengan sehat. Dengan penerapan sistem ekonomi Islam, Indonesia bisa sejahtera tanpa mengalami fluktuasi mata uang. Apalagi, Indonesia juga memiliki kekayaan yang luar biasa. Ketika kekayaan alam tersebut dikelola dengan penerapan sistem Islam, jelas akan menjadikan negeri ini jauh dari krisis moneter.
https://narasipost.com/opini/09/2023/buang-dolar-jurus-jitu-melepas-ketergantungan/
Hanya saja, penerapan ekonomi Islam dan penggunaan standar dinar dan dirham sebagai mata uang tidak bisa berdiri pada sistem kapitalisme, melainkan harus dengan institusi yang menerapkan Islam secara kaffah, yakni khilafah Islamiah. Sistem peraturan yang berasal dari Allah Swt. dan diterapkan pada masa kejayaan Islam silam.
Khatimah
Ketika Indonesia masih bersandar pada dolar maka fluktuasi nilai mata uang akan terus dialami oleh Indonesia, bahkan krisis telah tampak di depan mata. Kesejahteraan dan kedaulatan sebuah negara tidak akan pernah didapatkan. Indonesia akan terus berada dalam cengkeraman negara-negara maju.
Sudah saatnya kita kembali pada peraturan Allah yang telah menciptakan manusia beserta seluruh kehidupan di dunia ini. Dengan menerapkan Islam secara sempurna, keberkahan suatu negeri akan dapat tercapai, Allah berfirman, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan karena perbuatannya." (QS. Al-A'raf : 96).
Wallahu A'lam Bissawab. []
Yang kaya makin jaya yg miskin makin kismin,
Stress kian melanda untuk hidup dalam sistem Kapitalisme. .Mari ganti sistem!
Miris lihat nasib rupiah yang terus fluktuatif, bahkan cenderung terus turun. Uang dengan standar kertas memang rawan inflasi. Jika tak mau ambil solusi Islam, maka krisis mata uang akan terus berulang.
Benar sekali. Pengambilan mata uang emas dan perak harus ditopang dengan sistem ekonomi Islam dan sistem lainnya yang sesuai syariat.
Iya Mbak. Solusi mutakhir hanya itu.
Sepakat ..harus kembali menerapkan sistem ekonomi Islam dan pemberlakuan dinar dan dirham sebagai mata uang