"Silaturahmi pada dasarnya merupakan hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau rahim dari seorang perempuan. Tujuan dari silaturahmi adalah agar sesama kerabat dapat saling berbuat baik, tolong menolong, dan yang lainnya. Ini adalah bagian dari apa yang disyariatkan oleh Islam."
Oleh. Firda Umayah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sobat, hari raya Idul Fitri sudah di depan mata. Masyarakat Indonesia sudah ramai berbondong-bondong melakukan "mudik" alias "mulih dilik" yang berarti pulang sebentar. Pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama orang tua dan kerabat yang lama tak dijumpai. Bertukar kisah serta perjuangan saat berjuang di tanah perantauan masing-masing.
Meski mudik selalu penuh dengan rasa bahagia, namun tak jarang mudik bisa menjadi momen sedih lantaran perkataan atau sikap yang kurang baik dari keluarga atau kerabat. Tren "flexing" alias pamer saat berkumpul dengan keluarga kerap membuat keluarga lain tak nyaman saat berjumpa. Hingga dapat menghilangkan keberkahan dalam bersilaturahmi. Tentu, hal ini tidak ingin terjadi kepada kita, bukan?
Untuk menjaga silaturahmi dan momen mudik tetap asyik serta penuh berkah, berikut ini tip yang bisa sobat lakukan.
Pertama, pahamilah tujuan mudik dengan benar.
Rasulullah saw. pernah bersabda,
"Beribadahlah kepada Allah, janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan dirikanlah salat, dan tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orang tua dan saudara." (HR. Bukhari)
Sobat, alasan utama mudik adalah untuk menjalin silaturahmi. Silaturahmi berasal dari bahasa Arab "silah" yang berarti hubungan dan "rahim" yang berarti kandungan. Silaturahmi pada dasarnya merupakan hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau rahim dari seorang perempuan. Tujuan dari silaturahmi adalah agar sesama kerabat dapat saling berbuat baik, tolong menolong, dan yang lainnya. Ini adalah bagian dari apa yang disyariatkan oleh Islam.
Dalam Syarah Sahih Muslim dituliskan, Imam An-Nawawi ra. menjelaskan bahwa silaturahmi adalah berbuat baik kepada kerabat sesuai dengan keadaan orang yang hendak menghubungkan dan orang yang dihubungkan. Kebaikan itu dapat berupa harta, bantuan tenaga, dengan mengunjungi kerabat, memberinya salam, dan lainnya.
Kedua, pahami adab dalam bertamu dan bersilaturahmi.
Sobat, adab merupakan perkara penting yang harus diperhatikan setiap muslim. Allah Swt. memerintahkan umat Islam untuk memiliki adab dan akhlak yang terpuji. Allah Swt. tidak menyukai orang-orang yang memiliki akhlak yang tercela.
Di antara beberapa adab yang harus dilakukan oleh muslim adalah menjaga aib saudara seimannya. Menjaga aib saudara seiman adalah kewajiban bagi setiap muslim. Rasulullah saw. bersabda,
"Siapa saja yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat." (HR. Ibnu Majah)
Selain itu, adab yang harus diperhatikan adalah berkata yang baik ketika bertemu dengan saudaranya. Oleh karena itu, budaya "flexing", "body shaming", "kepo berlebihan", dan yang lainnya tentu harus dijauhi, ya Sobat.
Rasulullah saw. bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
"Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari)
Ketiga, jadikan momen mudik sebagai bagian dari amar makruf nahi mungkar.
Sobat, mudik penuh berkah tidak sekadar dengan berjumpa dan membagikan hadiah kepada orang tua dan kerabat, ya. Ada kewajiban yang selalu menyertai muslim di mana pun ia berada. Yaitu amar makruf nahi mungkar. Momen berkumpul yang menyatukan berbagai keluarga dengan aktivitas yang berbeda merupakan ladang pahala bagi seorang muslim. Seperti menyampaikan dakwah Islam agar kerabat terhindar dari pemikiran dan sikap yang tidak sesuai dengan hukum syarak.
Tentu saja, ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Perlu kedekatan yang terus berkelanjutan meskipun komunikasi yang dilakukan hanya melalui telepon, tulisan, atau yang lainnya.
Dalam Al-Qur'an surah At-Tahrim ayat 6, Allah Swt. memerintahkan kita untuk menjaga diri dan keluarga dari panasnya api neraka yang bahan bakunya terbuat dari manusia dan api. Di mana dalam neraka tersebut selalu dijaga oleh para malaikat yang kasar dan keras, namun tak pernah menyekutukan Allah dan selalu melakukan segala perintah-Nya.
Keempat, saling mendoakan dan mendukung dalam kebaikan.
Sobat, momen mudik dan kumpul keluarga tidak hanya digunakan untuk mengingatkan saja, ya. Tapi jadikan juga sebagai momen untuk saling mendoakan dan mendukung dalam kebaikan. Dukungan atas perilaku positif yang sesuai dengan syariat Islam akan mampu menjaga semangat seseorang di dalam ketaatan kepada Allah Swt. Ini juga dapat menjadi pengingat bagi kerabat agar berhati-hati dalam bersikap serta semakin menguatkan tali silaturahmi di antara anggota keluarga dan kerabat.
Ingatlah, bahwa Allah Swt. telah mengingatkan kita dalam Al-Qur'an surah Al-Asr, agar kita tidak menjadi orang-orang yang merugi lantaran tidak menjadi orang beriman yang melakukan amal saleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Nah, itulah keempat hal yang bisa Sobat lakukan agar mudik tetap asyik namun penuh berkah. Ingat juga bahwa keberkahan hanya datang ketika muslim melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan syariat Islam. Keberkahan merupakan nikmat yang berasal dari Allah Swt. dan bagian dari ketenangan hidup manusia sehingga manusia tidak akan tersesat dari jalan-Nya.
Allah Swt. berfirman,
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
"Maka apabila datang padamu petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak celaka." (QS. Taha: 123)
Wallahu a'lam bishawab.[]