Standar Ganda Barat terhadap Palestina, Dunia Butuh Sistem Islam

"Kontrasnya perbedaan respons atas konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina ini hanya semakin mempertegas bahwa keamanan dunia yang berada di tangan lembaga-lembaga dunia atau negara-negara adikuasa barat hanyalah basa basi belaka. Mereka tidak ikhlas untuk menjaga keadilan dan menjaga keamanan dunia. Hanya ketika itu sesuai dengan kepentingan mereka maka mereka akan menunjukkan wajah simpati."

Oleh. Syukrika Putri
(Aktivis Dakwah)

NarasiPost.Com-Saat dunia tengah sibuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia, di belahan dunia lain, serangan yang dilakukan militer Israel terhadap warga sipil Palestina juga semakin memuncak. Dilansir dari wartaekonomi.co.id, Perdana Menteri Palestina, Mohammed Ishtay, menyampaikan dalam rapat kabinet Otoritas Palestina pada 4 April 2022 bahwa eskalasi Israel terhadap warga Palestina, yang meliputi pembunuhan, penyiksaan, penangkapan, serta membolehkan pemukim melakukan kejahatan, menimbulkan ancaman yang luar biasa terhadap keamanan dan stabilitas kawasan. Beliau berharap dunia dapat meminta Israel untuk menghentikan serangan militer mereka terhadap warga sipil palestina.

Konflik Israel-Palestina yang Kembali Menegang

Memasuki bulan Ramadan konflik Israel-Palestina di wilayah bagian Jerusalem Timur kembali menegang. Keadaan seperti ini jamak terjadi setiap tahun menjelang bulan Ramadan. Pada bulan Ramadan ribuan kaum muslim berkumpul untuk salat di masjid Al-Aqsa. Karena itu, Israel yang memegang otoritas atas kompleks masjid Al-Aqsha menempatkan pasukannya dalam siaga tinggi. Israel tentu tidak hanya sekadar mengawasi, namun juga memprovokasi sehingga terjadi konfrontasi. Seperti pada awal Ramadan tahun ini, mereka menindak keras warga Palestina yang berkumpul di Bab al-Amoud atau biasa dikenal dengan gerbang Damaskus. Sebuah sumber menyampaikan kepada Wafa, Kantor berita Palestina bahwa petugas polisi bersenjata lengkap menggunakan peluru baja berlapis karet, granat kejut, dan pentungan untuk membubarkan warga Palestina yang berkumpul di gerbang Damaskus. (pikiran-rakyat.com)

Gerbang Damaskus sendiri adalah salah satu gerbang utama menuju kompleks masjid Al-Aqsha yang berfungsi sebagai tempat berkumpul yang popular bagi banyak orang Palestina selama Ramadan dan waktu-waktu perayaan lainnya. Warga palestina biasanya berkumpul di tempat itu setelah berbuka puasa dan untuk berdoa di masjid Al-Aqsha, yang diketahui sebagai tempat tersuci ketiga bagi kaum muslimin.

Sungguh ironis, karena semua huru-hara ini justru terjadi di bulan Ramadan di mana kaum muslimin seharusnya dapat menjalankan ibadah dengan tenang. Di wilayah lain yang masih berada dalam otoritas Palestina, yakni wilayah Tepi Barat atau westbank ketegangan kembali memuncak setelah Israel menembak mati dua perempuan sipil Palestina di tempat yang berbeda.

Standar Ganda Dunia Internasional

Meskipun demikian, nyatanya simpati dunia tidaklah sebesar simpati mereka kepada Ukraina. Negara-Negara Eropa menerima pengungsi Ukraina dengan tangan terbuka. Begitu pula Menteri Luar Negeri Inggris mendukung rakyatnya yang hendak berperang di Ukraina. Tidak hanya itu, mereka juga mengutuk kejahatan Rusia, memberikan sanksi terhadap Rusia dalam berbagai kesempatan.

Dalam dunia olahraga, misalnya, federasi sepakbola besar seperti FIFA dan UEFA telah meminggirkan seluruh partisipasi Rusia dari dunia sepak bola, pemainnya ditangguhkan, arena final liga championd yang semula akan dimainkan di st.petersburg direlokasi. PBB pun tak mau ketinggalan. Melalui inisiasi Amerika Serikat, PBB mengadakan voting untuk membekukan keanggotaan Rusia dari dewan keamanan PBB karena pelanggaran HAM yang dilakukan terhadap Ukraina. Sebagian besar Negara anggota PBB termasuk Israel sendiri menyetujui resolusi tersebut.

Hal ini sungguh tak dapat diterima akal sehat, bagaimana bisa pelaku pelanggar HAM berat seperti Israel membicarakan pelanggaran HAM negara lain ? Ibarat kata pepatah, “maling teriak maling”. Ironisnya PBB memberikan ruang untuk itu, ruang untuk Israel bersandiwara sebagai negara yang berhak untuk menghukum kesalahan negara lain, sementara pada saat yang sama dia sendiri menanggung dosa atas pembantaian terhadap rakyat Palestina.

Inilah realitas dunia yang kita tinggali, dunia yang mengizinkan penjahat berlaku seolah-olah sebagai penegak keadilan. Lantas bagaimana sikap PBB dan negara-negara Eropa serta Amerika Serikat terhadap konflik Palestina ? Jika untuk Ukraina negara-negara Barat begitu gampang menghukum Rusia, mengeluarkan status untuk membekukan Rusia dari dewan keamanan PBB, kenapa hal yang sama tak dapat dilakukan untuk Palestina ? Kenapa dewan keamanan PBB tak mampu memberi sanksi tegas kepada Israel atas pelanggaran HAM yang telah berpuluh-puluh tahun dilakukannya ? Kenapa negara-negara adikuasa tak melakukan hal yang sama kepada Israel sebagaimana yang dilakukannya kepada Rusia ?

Memang Israel telah berkali-kali mendapat teguran dan sanksi PBB atas invasi yang dilakukan terhadap Palestina selama ini, namun berkali-kali pula diselamatkan oleh hak veto dari negara-negara adikuasa. Kontrasnya perbedaan respons atas konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina ini hanya semakin mempertegas bahwa keamanan dunia yang berada di tangan lembaga-lembaga dunia atau negara-negara adikuasa barat hanyalah basa basi belaka. Mereka tidak ikhlas untuk menjaga keadilan dan menjaga keamanan dunia. Hanya ketika itu sesuai dengan kepentingan mereka, maka mereka akan menunjukkan wajah simpati. Ukraina didukung penuh bukan hanya karena rasa persaudaraan, melainkan agar semakin menguatkan dominasi kapitalisme yang terancam oleh Rusia dan Cina.

Penjaga Keadilan yang Tulus

Sesungguhnya dunia khususnya umat Islam membutuhkan institusi yang tulus dan ikhlas menjaga keamanan dan stabilitas dunia, menghukum yang salah dan menolong kaum lemah tanpa unsur kepentingan yang materialistis. Namun, kekuasaan seperti itu tak akan tegak di tangan ideologi sekuler yang meminggirkan nilai-nilai moral dan ketulusan yang diajarkan oleh wahyu. Tak akan pernah mewujud di tangan kapitalisme yang menilai benar dan salah dengan timbangan manfaat.

Islamlah satu-satunya sistem yang menjamin tegaknya keamanan dan keadilan seperti Daulah Utsmani yang melindungi bangsa Crimea yang lari dari kezaliman Tsar Rusia. Seperti Khalifah Al-Mu’tashim yang mengerahkan puluhan ribu pasukan untuk melindungi kehormatan seorang wanita muslimah. Semua itu dilakukan bukan untuk tujuan menjajah, namun untuk menebar rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu a’lam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Syukrika Putri Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kala Islam Melindungi Nasab dan Nyawa
Next
Bersahabat Karib dengan PUEBI dan KBBI (Part 2 )
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram