Palestina Kembali Mencekam, Umat Butuh Perisai

“Palestina butuh solusi terbaik, yaitu pembebasan Palestina dari jeratan jajahan Israel. Itu hanya bisa dilakukan jika negeri Islam bersatu dengan mendirikan Daulah Khilafah, dan menyiapkan dukungan militer untuk mengusir zionis Israel.”

Oleh. Mariam
(Kontributor NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Pasukan Israel dilaporkan kembali melakukan penyerangan ke sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa pada Minggu, 17 April 2022. Setelah sebelumnya diketahui, pada Jumat, 15 April 2022 lalu pasukan Israel juga melakukan penyerangan terhadap warga Palestina termasuk staf masjid, orang tua, pemuda, bahkan paramedis di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa yang mengakibatkan 152 jemaah terluka.

Dikutip dari ZonaBanten.com dari Al Jazeera, hingga pada Senin, 18 April 2022 ketegangan semakin meningkat ketika polisi pendudukan Israel memasuki kompleks Al-Aqsa dan menyerang warga Palestina yang berkumpul untuk melaksanakan salat subuh berjamaah dengan menggunakan peluru, granat kejut, tongkat polisi, gas air mata dan sebagainya. Akibatnya, 19 orang warga Palestina terluka dan tiga di antaranya dilarikan ke rumah sakit terdekat setelah terkena peluru berlapis karet.

Penyerangan Israel di Bulan Ramadan

Bukan hanya saat ini, penyerangan dilakukan oleh pasukan Israel di bulan Ramadan. Masih teringat pada 10 Mei 2021, hari ke-28 Ramadan 1442 H. Israel melakukan ratusan serangan udara yang menargetkan infrastruktur militer Hamas, termasuk jaringan terowongan yang luas. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 230 warga Palestina syahid, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, dengan 1.710 orang terluka. Hingga berakhir dengan gencatan senjata pada 20 Mei 2021. (AP News, 21/5/2021)

Ramadan tahun 2019, Israel menggempur Gaza dengan serangan udara dan melakukan penembakan pada 5 Mei 2019. Dilansir Arab.news (6/5/2019) sedikitnya ada 20 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 2 wanita hamil dan 2 bayi serta komandan Hamas Hamed Ahmed Al-Khodary.

Pada Ramadan 2018, pasukan Israel membunuh 4 warga Palestina dan melukai ratusan penduduk lainnya pada 8 Juni 2018. Menurut pemberitaan France24, (9/6/2018) pasukan Israel menggunakan tembakan langsung dan gas air mata untuk menyerang warga Palestina di perbatasan Gaza. Adapun yang terluka, sedikitnya 620 orang dengan 120 orang di antaranya terkena tembakan langsung.

Pada 2017, bentrokan terjadi karena pelarangan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa pada 16 Juli 2017. Hingga otoritas masjid menyerukan aksi duduk di jalan-jalan Kota Tua, dan menjelang Idulfitri pada 21 Juli 2017 warga Palestina mengadakan Hari Kemarahan di luar Masjid Al-Aqsa yang mengakibatkan bentrokan terjadi dan menyebabkan 4 orang syahid serta ratusan lainnya terluka. (Kompas.com, 16/4/2022)

Awal Mula Konflik Palestina-Israel

Akar permasalahan awal mula konflik Palestina-Israel ketika Khilafah Utsmaniyyah runtuh, Inggris segera mendirikan ‘rumah nasional’ bagi minoritas Yahudi di Palestina. Saat itu, Inggris mengambil alih wilayah Palestina dari kekuasaan Kesultanan Utsmaniyyah yang kalah dalam Perang Dunia I. Warga Yahudi terus menerus melakukan migrasi ke wilayah Palestina antara tahun 1920-1940an.

Sementara itu, kekerasan terjadi antara Yahudi dan Arab yang meningkat hingga masuk dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memilih solusi untuk membagi wilayah Palestina menjadi dua, untuk bangsa Yahudi dan muslim Palestina pada 1947. Namun, sampai saat ini pembagian itu tidak pernah diterapkan, Yahudi terus mengusir penduduk asli Palestina.

Hingga konflik bermula pada 15 Mei 1948, saat para pemuka Yahudi mendeklarasikan pendirian negara Israel, hal ini pun memicu penolakan bangsa Palestina hingga perang pun tidak terelakkan. Dalam perang Al-Nakhba, yang diartikan sebagai ‘malapetaka’, ratusan ribu warga Palestina berhasil melarikan diri dan meninggalkan rumah mereka. Hingga ratusan ribu orang Palestina tidak diizinkan kembali ke rumah dengan alasan akan membebani dan mengancam keberadaan negara Israel sebagai negara bangsa Yahudi yang berkuasa di sana.

Perundingan damai antara kedua belah pihak kerap tertahan, gencatan senjata yang dilakukan sering sekali dilanggar. Selama 50 tahun terakhir, ada lebih dari 600.000 warga Yahudi membangun pemukiman di sepanjang wilayah-wilayah Palestina. (Detik.com, 18/5/2021)

Saat Dunia Diam dengan Konflik Palestina

Konflik yang terjadi antara Palestina-Israel ini, membuat dunia muslim bersuara dan mengecam tindakan tersebut. Termasuk pemerintah Indonesia yang mengecam aksi kekerasan bersenjata aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri RI dalam akun Twitter resmi pada 16 April 2022. “Tindakan kekerasan terhadap warga sipil tersebut tidak dapat dibenarkan dan harus segera dihentikan, apalagi dilakukan di tempat ibadah Masjidil Al-Aqsa di bulan suci.” (Liputan6.com, 16/4/2022)

Kecaman serupa dilontarkan oleh Ketua Majelis Syar’i Syarikat Islam yang menilai umat Islam di seluruh dunia harus berani melawan kebengisan tentara zionis atas masjid suci ketiga bagi umat Islam. karena itu jangan dibiarkan kebrutalan Israel berlanjut terus. Saatnya dunia Islam bersatu menghadapi mereka dengan memboikot seluruh produk Israel dan negara pendukungnya. (Sindonews,16/4/2022)

Bukan hanya Indonesia, bahkan negara Iran pun mengutuk serangan kepolisian Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, pada Jumat 15 April 2022. Sikap tegas mengecam keras tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian. Menurutnya, serangan kepolisian Israel kepada kaum muslim Palestina akan memicu konflik baru dengan negara Arab-Islam.

“Tindakan rezim zionis yang menyerang jemaah dan menodai Masjid Al-Aqsa adalah tindakan negatif setelah normalisasi hubungan beberapa negara Arab-Islam dengan rezim palsu Israel.” (Pikiranrakyat.com, 17//2022)

Sayang, kecaman itu hanya sebuah omong kosong belaka yang disampaikan di atas kursi kekuasaannya tanpa ingin melakukan tindakan apa-apa. Diamnya negeri-negeri muslim justru menunjukkan kelemahan, dan membiarkan orang-orang Palestina terus dalam penderitaan. Solusi yang ditawarkan selalu saja mengharap pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang nyaris tidak ada pengaruh apa-apa.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun negara adidaya nyaris bungkam jika menyangkut serangan Israel. Bahkan, lembaga-lembaga dan para aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia pun mendadak bisu. Jika ada suatu peristiwa dengan korban kecil di suatu negara, mudah sekali menjadi isu dunia sebagai pelanggaran HAM, namun itu tidak berlaku bagi penduduk Palestina. Kelompok-kelompok pengusung perdamaian dunia dan forum-forum agama mendadak diam jika menyangkut Israel yang menyerang, seolah semua serangan demi serangan fisik adalah hal lumrah yang selalu terulang.

Haedar merasakan betapa berat penderitaan rakyat Palestina sejak tahun 1948. Selain terus menerus kehilangan tanah air yang sah, mereka terus diganggu, diserang, ditembaki, diteror, dan diagresi secara fisik sepanjang hidup. Inilah ironi tragis dunia global saat ini, negara-negara pengusung kebebasan hak asasi tidak dapat berbuat apa-apa, dunia bungkam dan lupa dengan banyaknya manusia yang menjadi korban karena serangan brutal Israel yang jelas tidak berperikemanusiaan. (Sindonews.com, 17/4/2022)

Umat Islam Perlu Bersatu dalam Naungan Khilafah

Solusi normalisasi hubungan diplomatik yang dilakukan negeri-negeri muslim bersama para penjajahan Barat membuat para pemimpin dunia Islam tidak berkutik bak bersembunyi di balik ketiak para kapitalis. Maka tidak heran, jika kaum muslim di berbagai dunia saat ini semakin dirundung tanpa adanya bantuan serta ketegasan dari pemimpin dunia Islam dan yang mereka bisa lakukan hanya sebuah kecaman.

Inilah cacatnya sistem demokrasi kapitalisme yang tidak mampu melindungi umat Islam dari kekejaman jajahan Barat. Belum lagi adanya sekat-sekat nasionalisme yang menjadikan umat Islam tercerai-berai. Paham ini pula yang menjadikan pemimpin muslim enggan untuk bertindak tegas terhadap musuh-musuh Islam.

Oleh karena itu, perlu adanya Khilafah yang menjadi benteng bagi umat Islam dalam melindungi kehormatan dan kemuliaan kaum muslim. Khilafah tidak ada akan membiarkan setetes darah kaum muslim ditumpahkan oleh musuh-musuh Islam. Saat inilah perlu membutuhkan figur seorang pemimpin yang tegas melawan musuh-musuh Islam bukan pemimpin yang hanya berani melakukan gerak sambal, berkoar-koar di bawah naungan kapitalis. Pemimpin yang diharapkan umat adalah yang mampu melawan, membela, dan melindungi umat Islam dari segala bentuk jajahan yang sampai menghilangkan nyawa.

Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 153, “Dan sungguh inilah Jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.”

Solusi untuk mengakhiri penjajahan Israel atas Palestina hanyalah jihad, karena Israel tidak pernah mengenal bahasa perdamaian. Perlu sebuah kekuatan politik yang menyatukan negeri-negeri Islam untuk melawan penjajahan Israel. Persoalan Palestina ini adalah urusan seluruh umat Islam sedunia, bukan hanya urusan penduduk Palestina saja.

Dukungan untuk Palestina tidak cukup jika hanya kecaman, donasi, obat-obatan, pakaian, dan makanan saja. Karena hal itu akan selalu terulang, seolah solusi terbaik mencukupkan di situ saja Namun, Palestina butuh solusi terbaik, yaitu pembebasan Palestina dari jeratan jajahan Israel. Itu hanya bisa dilakukan jika negeri Islam bersatu dengan mendirikan Daulah Khilafah, dan menyiapkan dukungan militer untuk mengusir zionis Israel.

Wallahu a’lam bi ash-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Mariam Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Swedia-Finlandia Gabung NATO, di Mana Posisi Negeri Muslim?
Next
Ke Mana Arah Pendidikan Kita?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram