"Dengan kekuasaannya, Khilafah akan membebaskan Palestina dari penjajahan. Kekuatan iman akan mendorong semangat jihad para tentara Khilafah dalam mengusir penjajah Israel. Prinsipnya menang dalam keadaan hidup mulia, atau mati sebagai syuhada."
Oleh. Ummu Azka
NarasiPost.Com-Berita duka kembali menyapa umat Islam di Palestina. Negeri para anbiya itu kembali mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari tentara Israel laknatullah.
Awal Ramadan tahun ini, puluhan tentara Yahudi merangsek masuk ke Masjid Al-Aqsa dan menembakkan peluru ke arah muslim Palestina yang tengah melakukan salat tarawih. Tak hanya tembakan peluru, tentara Israel pun melempar bahan peledak ke arah jemaah yang tengah berkumpul di masjid kala itu. Tercatat 150 muslim terluka karena serangan tersebut. Sementara jemaah wanita dikurung di dalam masjid dengan penjagaan ketat para tentara wanita Israel.
Kaum muslim dilarang beribadah di dalam Masjid Al-Aqsa. Kiblat pertama umat Islam tersebut kembali dikuasai dengan penjagaan ketat pasukan Israel. Kondisi ini rupanya tak membuat muslim Palestina ciut nyali dan gentar. Beberapa dari mereka memilih tetap beribadah di sekitar pelataran masjid, dengan kesiapan menanggung risiko berupa pemukulan maupun pengusiran (eye.on Palestina).
Kondisi yang dialami kaum muslimin Palestina sejatinya terus berulang. Tindakan penyerangan dan penguasaan Masjid Al-Aqsa secara sepihak selalu terjadi hampir setiap bulan Ramadan. Tahun lalu misalnya, ketenangan ibadah muslim Palestina terusik dengan aksi serangan Israel yang membabi buta. Kekerasan meningkat bahkan hingga Ramadan usai.
Bagaimana Sikap Umat Islam?
Sudah terlalu banyak informasi yang diterima kaum muslim dunia terkait nasib muslim Palestina. Kekerasan, pembunuhan, penembakan, dan perampasan tanah kaum muslim oleh Israel sudah disiarkan oleh hampir seluruh media di dunia. Seluruh mata memandang kebiadaban Israel terhadap warga Palestina merupakan kejahatan yang menyalahi nilai-nilai kemanusiaan.
Namun, apa yang terjadi? Sejak pertama kali Israel memerangi wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur pada tahun 1967, hingga kini Palestina masih membara. Kejahatan Israel terhadap mereka terus berulang seakan tidak ada yang mampu mencegahnya. Restu dan dukungan Amerika Serikat menjadi kunci penting bagi Israel senantiasa jemawa untuk menduduki Palestina. Dukungan kuat negara adidaya ini sekaligus menjadi jawaban mengapa negeri muslim di seluruh dunia hanya bisa menganga saat melihat muslim Palestina teraniaya.
Kecaman yang dikeluarkan oleh pemimpin negeri muslim seluruh dunia bahkan tak mampu mengurangi secuil pun penderitaan muslim Palestina. Sampai kapan umat akan diam dan bersabar melihat kezaliman yang menimpa mereka?
Umat Butuh Khilafah
Konflik Palestina Israel merupakan permasalahan genting umat Islam yang harus segera diselesaikan. Kaum muslimin seluruh dunia wajib bersatu dalam menyikapi konflik tersebut. Beberapa langkah yang bisa diambil adalah sebagai berikut :
Pertama, harus ada kesamaan pandangan di tengah-tengah umat terkait akar konflik Palestina-Israel. Konflik Palestina telah berlangsung berabad-abad telah memakan banyak darah kaum muslimin. Masjid Al-Aqsa yang merupakan tempat suci umat Islam telah diklaim Israel sebagai tempat yang dijanjikan untuk mereka. Berbagai cara dilakukan Yahudi Israel untuk menduduki Palestina dan merebut Al-Aqsa dari kaum muslimin. Khalifah Sultan Abdul Hamid II dengan tegas menyebut konspirasi kaum Yahudi di Palestina merupakan sebuah kejahatan besar. Dan peperangan melawan mereka merupakan peperangan antara keimanan dan kekufuran.
Sampai di sini cukup kiranya umat membuka mata dan sadar bahwa konflik Palestina Israel adalah konflik umat Islam melawan kekufuran yang tak bisa ditawar lagi. Solusi kompromi berupa perjanjian damai dan pembentukan dua negara yang selama ini diperjuangkan hanya akan membuat muslim Palestina kembali dalam kubang penjajahan tak berkesudahan.
Kedua, Khilafah solusi tuntas konflik Palestina Israel. Selama Islam berkuasa, tanah Palestina haram dinodai kesuciannya. Para khalifah dengan sekuat daya upaya melindungi Palestina dari pendudukan kaum Yahudi. Adalah Theodore Herzl seorang tokoh pendiri Israel yang merasakan kepayahan melawan Khalifah saat hendak mendirikan negara Israel. Hingga akhirnya dia mengemis pada Inggris dengan segala deal politiknya, untuk menggulingkan kekhilafahan.
Terbukti saat Khilafah dirongrong, sakit dan akhirnya menemui ajalnya, kaum Yahudi dengan leluasa mendirikan negara Israel dan melakukan kezaliman terhadap muslim Palestina.
Gambaran di atas sejatinya cukup untuk membangunkan umat Islam untuk bergegas mengupayakan tegaknya kembali Khilafah, sebagai solusi konkret bagi penjajahan Palestina. Dengan kekuasaannya, Khilafah akan membebaskan Palestina dari penjajahan. Kekuatan iman akan mendorong semangat jihad para tentara Khilafah dalam mengusir penjajah Israel. Tak ada ketakutan sedikit pun dari pasukan Khilafah yang memiliki jiwa pemenang saat berjihad. Karena siapa pun yang pergi berjihad maka ia ada dalam dua pilihan yang membahagiakan: menang dalam keadaan hidup mulia, atau mati sebagai syuhada. Sikap mental seperti inilah yang sangat ditakuti para Yahudi Israel dari kaum muslim.
Taring Khilafah akan menaklukkan hegemoni kaum kafir yang berani menyakiti kaum muslim. Inilah satu satunya cara agar Palestina tak lagi membara, dan kembali ke pangkuan umat Islam.
Wallahu alam bishshowab.[]