Bom Bunuh Diri, Adakah Kaitannya dengan Agama Islam?

Barang siapa yang membunuh seorang kafir dzimmi maka ia tidak akan mencium bau surga. Sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan 40 tahun” (HR. An Nasa’i)


Oleh. Aslamiah, S.Pd
(Mahasiswa Magister Universitas Ahmad Dahlan)

NarasiPost.Com-Minggu, (28/3/2021) masyarakat Indonesia kembali dihebohkan dengan ledakan bom bunuh diri. Sebagaimana yang telah kita ketahui pada minggu (28/3) telah terjadi ledakan bom bunuh diri di Indonesia tepatnya di dekat Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, jalan Kajaolalido dekat lapangan Karebosi. Ledakan bom yang terjadi bertepatan dengan hari umat Katolik menjalankan perintah agamanya itu menyasar tempat peribadatan. Akibat ledakan bom bunuh diri tersebut, sebanyak 14 orang luka-luka dan telah dirawat di rumah sakit.

Dilansir dari Liputan6.com (28/3/2021) Ketua Relawan Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer, menegaskan bahwa serangan teror ke gereja merupakan aksi teror yang sangat brutal. Terlebih, gereja adalah tempat jemaat Kristiani beribadah yang jelas banyak masyarakat sipil di dalamnya. Dia pun mendesak kepada aparat berwenang agar mengusut dalang teror ini, mulai dari kelompok radikalnya apakah bersumber dari kelompok lama atau baru yang coba mengguncangkan stabilitas politik dan keamanan. “Tangkap dan buru pelakunya. Siapapun otaknya harus dibekukan,” tegasnya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan agar tidak mengaitkan bom tersebut terhubung dengan agama dan golongan umat beragama tertentu. “Boleh jadi tindakan bom tersebut merupakan bentuk adu domba, memancing di air keruh, dan wujud dari perbuatan teror yang tidak bertemali dengan aspek keagamaan,” tegas Haedar. (Liputan6.com)

Menyoroti peristiwa ini, tentu kita mengutuk dan menyatakan keprihatinan, tetapi kita juga harus menekankan agar peristiwa ini tidak dikaitkan kepada agama tertentu. Khususnya peristiwa ini tidak dikaitkan dengan agama Islam. Seolah Islam yang mendorong terjadinya aksi ini. Bahkan lebih jauh agar jangan digiring kepada isu radikalisme yang sangat sering dilekatkan dengan Islam dan simbol-simbolnya. Sangat disayangkan juga sering terjadi opini atau framming yang melekatkan ajaran Islam dengan terorisme dan radikalisme untuk ditanamkan di benak publik. Padahal peristiwa ini tidak terkait dengan agama apapun.

Perlu diketahui bahwa Islam bukanlah ajaran terorisme. Pun muslim bukanlah teroris. Bom bunuh diri bukanlah aktivitas jihad, melainkan aksi jahat. Dalam Islam, satu nyawa saja begitu berharga.

Hilangnya satu nyawa melebihi hancurnya dunia.
Rasulullah SAW bersabda,

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ


Hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang muslim.” (HR. An-Nasa’i)

Pada riwayat lain, Rasulullah bersabda,
Barang siapa yang membunuh seorang kafir dzimmi maka ia tidak akan mencium bau surga. Sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan 40 tahun” (HR. An Nasa’i)

Oleh karena itu, sudah sepatutnya peristiwa bom bunuh diri tidak dikaitkan dengan agama Islam maupun golongan agama tertentu. Dan hendaklah kita menilai peristiwa ini secara proporsional agar tidak digunakan sebagai alat pemecah-belah umat dan hendaklah pihak yang berwenang sesegera mungkin memberantas tuntas aksi teror tersebut agar diketahui siapa dalangnya dan apa tujuannya.
Wallahu a’lam bish-shawab


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Ibu Sambung pun, Layak Bahagia
Next
Syakban di Antara Dua Bulan Mulia
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram