Impor Sapi Jelang IdulFitri

Impor Sapi

Impor sapi dari Australia yang terus dilakukan oleh pemerintah mengindikasi bahwa negeri ini telah ketergantungan impor.

Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Indonesia melakukan impor sapi dari Australia di bulan Maret ini. Pasalnya, sapi impor ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasokan dalam negeri, yakni memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang momen Idulfitri. Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan, mengungkapkan bahwa dari total 2.350 ekor sapi yang akan masuk ke Indonesia, sebagian akan disembelih untuk memenuhi stok daging segar selama puasa dan lebaran. Mengingat, stok daging sapi impor beku dari Brazil baru akan tiba di Indonesia setelah Idulfitri (bisnis.com, 27/03/2023)

Namun, dalam perjalanan ke Indonesia, sebanyak 100 ekor sapi asal Australia mati di atas kapal. Hal ini dibenarkan oleh Departemen Pertanian Australia yang menyampaikan bahwa ada seorang eksportir   yang menggunakan kapal Brahman Express untuk mengirim sapi-sapi tersebut ke Indonesia, tetapi dalam perjalanan sebanyak 100 sapi tewas diduga akibat terjangkit wabah.

Hal senada juga dikatakan oleh Juru Bicara Dewan Eksportir Ternak Australia bahwa ada yang menginfokan bahwa sebanyak 100 ekor sapi tewas saat perjalanan dari Australia ke Indonesia diduga akibat terserang wabah botulisme (bisnis.com, 26/03/2024).

Sebagai pengetahuan, botulisme adalah penyakit langka yang menyerang sistem saraf yang dapat menyebabkan paralisis  atau kelumpuhan otot. Penyakit ini disebabkan oleh toksin Clostridium botulinum (C. botulinum), yakni sejenis bakteri. Bakteri ini ditemukan pada debu, air, tanah,  dan dasar laut. Penyakit botulisme menyerang semua jenis mamalia, termasuk manusia.

Lantas, bagaimana stok daging sapi di dalam negeri setelah sapi impor gagal masuk ke Indonesia? Mengapa Indonesia bisa terus bergantung pada impor? Kemudian bagaimana cara Islam mengatasinya?

Stok Daging Sapi dalam Negeri

Stok daging sapi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan puasa dan lebaran dipastikan masih aman setelah sapi impor dari Australia gagal masuk ke Indonesia karena tewas di perjalanan. Hal ini disampaikan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang memastikan bahwa stok daging sapi dalam negeri aman.

Kepala Biro Perencanaan, Kerjasama, dan Humas Bapanas, Budi Waryanto, mengatakan bahwa untuk memenuhi stok daging sapi nasional, pemerintah akan menyerap produksi dalam negeri. Stok daging sapi ini juga bukan hanya berasal dari BUMN, tapi juga dari pihak swasta.

Indonesia Ketergantungan Impor Daging

Impor sapi dari Australia yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia sejatinya bukan kali ini saja terjadi,  tetapi sudah beberapa kali Indonesia melakukan impor sapi. Dilansir dari CNBCIndonesia (16/03/2023), Indonesia  telah melakukan impor sapi dari Australia di tahun lalu untuk memenuhi stok lebaran tahun 2023. Bahkan, impor yang dilakukan bukan hanya sapi hidup, tetapi juga daging sapi beku. Kemudian, impor daging juga dilakukan dari berbagai negara, mulai dari Brazil hingga India.

Impor sapi dari Australia yang terus dilakukan oleh pemerintah mengindikasi bahwa negeri ini telah ketergantungan impor. Tidak dapat dimungkiri bahwa impor senantiasa menjadi solusi praktis bagi negeri ini untuk menyelesaikan masalah kekurangan stok pangan.

Padahal, keberadaan impor sejatinya mengikis kedaulatan negeri ini. Jadi, alih-alih ingin menciptakan ketahanan pangan, yang terjadi kebijakan ketahanan pangan Indonesia justru kian melemah. Sebab, Indonesia tergantung kepada negara lain dalam urusan pangan. Padahal diketahui bahwa pangan adalah salah satu sumber kekuatan suatu negara. Lalu apa jadinya ketika suatu negara justru menggantungkan stok pangan pada negara lain? Jawabannya sudah jelas bahwa negara tersebut akan didikte untuk mau mengikuti keinginan dari negara pengimpor. 

Kapitalisme Biang Keroknya

Negeri ini sejatinya merupakan negeri dengan lahan yang subur yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan peternakan dan pertanian. Namun, akibat penerapan sistem ekonomi kapitalisme neoliberal yang menghendaki kebebasan, pemenuhan kebutuhan rakyat bukan lagi dilakukan negara, tetapi diserahkan kepada mekanisme pasar. Ditambah lagi, negara tidak memiliki peranan penting dan terbatas dalam pengelolaan pasar tersebut. Pengelolaan pasar dimainkan oleh para kapitalisme.

https://narasipost.com/opini/03/2022/harga-daging-sapi-melonjak-negara-gagal-jaga-pangan-nasional/

Dengan kata lain, dalam sistem ini negara hanya berfungsi sebagai regulator yang menjalankan berbagai regulasi. Sedangkan dalam pemenuhan kebutuhan rakyat, seperti pemenuhan daging sapi justru diserahkan oleh mekanisme pasar yang telah dikuasai oleh para produsen yakni para oligarki atau pemilik modal besar. Oleh karena itu, ketika terjadi kekurangan stok pangan ataupun kenaikan harga di dalam negeri, pemerintah hanya menyediakan jalan agar semuanya berjalan lancar dan kembali seperti kondisi awal. Namun, berjalan lancar di sini dilihat dari kacamata kapitalisme, bukan kesejahteraan rakyat.

Maka fokus pemerintah dalam penyelesaian kelangkaan atau kekurangan pangan dengan mengambil jalan impor, bukan menyediakan peternakan besar. Lagi-lagi solusinya yakni menguntungkan para kapitalisme yaitu para importir.

Di sisi lain, dalam ekonomi kapitalisme neoliberal membuat negara tidak mampu menciptakan kedaulatan pangan. Sebab, pemerintah telah terikat berbagai perjanjian-perjanjian dengan negara lain dengan alasan investasi ataupun yang lainnya. Alhasil, walaupun stok pangan di dalam negeri masih aman, tetapi karena terikat perjanjian impor pangan, mau tidak mau pemerintah harus melakukan impor pangan tersebut. Dengan demikian, kesejahteraan dalam sistem ekonomi neoliberal sejatinya hanya milik para pemilik modal, bukan milik rakyat.

Islam Menciptakan Ketahanan Pangan

Indonesia dikenal sebagai negeri yang subur, tetapi makin hari kondisi pangan negeri ini justru kian bergantung pada negara lain. Mimpi untuk menciptakan ketahanan pangan ataupun memiliki peternakan yang besar kian terkubur dengan makin masifnya impor daging sapi dan komoditas pangan lainnya masuk ke negeri ini. Tidak ada kerja keras yang dilakukan untuk memperbaiki ketergantungan impor ini, yang ada justru makin bergantung kepada negeri lain. Alhasil, rakyat harus menikmati daging impor dengan biaya yang cukup mahal.

Sejatinya apa yang dilakukan oleh penguasa dalam sistem kapitalisme kian membuktikan bahwa penguasa tidak menempatkan dirinya sebagai pengurus urusan rakyat. Yang mana tugas utama mereka adalah memenuhi kebutuhan pokok rakyat, salah satunya menjamin terpenuhinya asupan gizi bagi rakyatnya yakni daging sapi. Padahal di dalam Islam, seorang pemimpin adalah penanggung jawab urusan rakyatnya, sebagaimana sabda Rasulullah,

"Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya." (HR. Al-Bukhari)

Begitu pula untik menciptakan ketahanan pangan bagi negerinya merupakan tugas dari penguasa atau khalifah. Dalam Islam, khalifah akan memikirkan cara bagaimana agar negerinya memiliki peternakan yang besar yang mampu memenuhi kebutuhan daging sapi bagi rakyatnya.

Mekanisme tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya adalah:

Pertama, khalifah akan memberikan pembekalan ilmu bagi para peternak, bagaimana perawatan ternak sapi untuk menghasilkan sapi-sapi yang unggul.

Kedua, khalifah tidak hanya memberikan pembekalan ilmu kepada para peternak, tetapi juga memperhatikan perkembangan para peternak, mulai dari membantu menyediakan bibit sapi unggul, modal bagi mereka yang ingin melakukan usaha ternak tanpa riba, serta memberikan infrastruktur penunjang lainnya untuk mendapatkan hasil maksimal dalam peternakan tersebut.

Ketiga, khalifah akan melakukan industri budidaya pakan ternak secara mandiri. Dengan demikian, para peternak akan bisa mendapatkan pakan terbaik dan terjangkau untuk hewan ternak mereka.

Keempat, khalifah juga akan senantiasa melakukan riset untuk memastikan bahwa sapi-sapi di peternakan tidak terjangkit penyakit ataupun bakteri, seperti penyakit botulisme atau penyakit lainnya. Jika terjadi demikian, khalifah akan menurunkan para dokter terbaik untuk membantu para peternak tersebut.

Kelima, negara akan menyerap hasil produksi peternakan dengan sebaik-baiknya, sehingga para peternak tidak merasa rugi. Negara pun mendistribusikan hasil ternak ke seluruh penjuru negeri dan melakukan pengawasan serta pengelolaan pasar dengan baik, seperti memberikan sanksi kepada para kartel yang memainkan harga, melakukan penimbunan barang, dan praktik-praktik nakal lainnya.

Keenam, semua pengelolaan dan pengawasan peternakan, mulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi dilakukan oleh negara secara langsung. Tidak dibolehkan swasta ataupun asing menguasai industri peternakan dari hulu hingga hilir. Akan ada sanksi tegas dari negara jika ada oknum-oknum nakal yang melakukan hal demikian. Sanksi ini memberikan efek jera bagi para pelaku.

Dengan berbagai mekanisme di atas, maka dipastikan bahwa stok daging sapi akan bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Bahkan, mampu menciptakan ketahanan pangan serta tidak perlu bergantung pada impor.

Wallahu A'lam Bissawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Siti Komariah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Daya Beli Melemah, Ekonomi Kian Merapuh
Next
Cianjur Sayang, Cianjurku Malang
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
7 months ago

Bukan rahasia lagi kalau negeri ini memang doyan impor pangan termasuk daging

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram