Bunuh Diri Sekeluarga, Potret Bobroknya Sistem Kapitalisme

Bunuh Diri sekeluarga

"Janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu." (TQS. An-Nisa: 29)

Oleh. Sulastri
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Bunuh diri semakin hari marak terjadi. Aksi ini banyak dilakukan dengan cara meminum racun, menjatuhkan diri dari ketinggian, melukai diri sendiri, dan lain-lain.

Kepala keluarga ibarat nakhoda. Nakhoda akan mengemudikan kapalnya menuju suatu tempat. Namun, apa jadinya bila nakhoda tersesat dan tak tahu jalan pulang?

Seperti kasus yang menimpa satu keluarga di Jakarta. Korban bunuh diri yaitu EA (50), AEL (52), JWA (umur belum diketahui), dan JL (15). Korban satu keluarga ini, nekat loncat dengan dipimpin oleh sang kepala keluarga. Cara yang digunakan sungguh ekstrem. Yakni keempat korban diduga nekat bunuh diri dengan melompat dari lantai 12 sebuah apartemen. (https://metro.tempo.co, 9/3/2024).

Mengapa kasus serupa marak terjadi, bahkan sampai merenggut satu keluarga? Bagaimana solusinya dalam Islam?

Akar Masalah Bunuh Diri

Maraknya aksi bunuh diri disebabkan oleh banyak hal yaitu:

  1. Ekonomi

Masalah ekonomi menimbulkan berbagai macam masalah seperti, perceraian, pembunuhan, bahkan sampai aksi bunuh diri. Tak bisa dimungkiri kondisi ekonomi saat ini sangatlah sulit dan terasa mencekik.

Kebutuhan hidup selalu mengalami kenaikan. Rakyat pun depresi memikirkan dan berusaha bagaimana caranya bisa makan, padahal pekerjaan sulit dicari dan barang kebutuhan semakin naik. Alhasil banyak orang yang nekat melakukan bunuh diri karena depresi.

  1. Utang

Utang sekecil apa pun harus tetap dikembalikan. Bahkan mempunyai utang membuat hidup tak tenang. Mempunyai utang sewaktu-waktu dapat ditagih, padahal yang berutang belum mempunyai uang. Lebih parah lagi mempunyai utang dengan jumlah yang besar dengan nilai bunga yang fantastis.

Seseorang akan semakin stres membayar utang karena bunga yang semakin tinggi, sedangkan penghasilan tak selalu menjanjikan. Perkara utang akhirnya menyebabkan depresi dan akhirnya nekat bunuh diri. Tak jarang aksi ini disertai dengan mengajak anggota keluarga yang lain.

Seseorang beranggapan jika ada keluarga yang masih hidup, maka anggota keluarga yang masih hidup akan menanggung utang keluarga yang besar. Utang memang sulit dihindari di masyarakat. Masyarakat beranggapan bahwa solusi mendapatkan sesuatu adalah dengan jalan utang.

  1. Lemahnya Iman

Iman adalah benteng yang kuat dalam menjalani kehidupan. Seseorang yang memiliki iman yang lemah mudah melakukan aksi bunuh diri. Apalagi seorang kepala keluarga yang memiliki peran penting di keluarga. Jika seseorang memiliki iman yang kuat akan berpikir seribu kali untuk menghilangkan nyawanya, karena tahu konsekuensi jika melakukan aksi tersebut.

Tekanan Hidup di Sistem Kapitalisme

Hidup dalam sistem kapitalisme membuka peluang lebar bagi seseorang untuk melakukan bunuh diri, karena tekanan hidup dari berbagai sisi. Hal ini diakibatkan sumber daya alam dikuasai oleh swasta, rakyat pun hanya mendapatkan ampasnya saja.

Alhasil rakyat tidak menikmati sumber daya alam yang sangat melimpah di negeri ini. Rakyat pun jauh dari kata sejahtera. Negara dalam sistem kapitalisme tidak bertanggung jawab mengurusi rakyat. Rakyat dibiarkan berjuang dengan kedua kakinya sendiri untuk bertahan hidup.

https://narasipost.com/opini/10/2023/sistem-rusak-bunuh-diri-meningkat/

Tekanan hidup yang semakin mencekik mengindikasikan ada yang salah dari sistem kehidupan kita. Kapitalisme sebagai pemicu tekanan hidup yang semakin mencekik, akhirnya banyak orang yang nekat melakukan aksi bunuh diri.

Larangan Bunuh Diri

Islam melarang bunuh diri. Hal ini sesuai dengan QS. An-Nisa ayat 29-30,

"Janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. Barang siapa berbuat demikian dengan melanggar dan aniaya, maka kelak kami akan memasukkan ke dalam api neraka, hal itu adalah mudah bagi Allah."

Rakyat Sejahtera

Syariat Islam ketika diaplikasikan pada aturan negara akan menerapkan ekonomi Islam, sehingga rakyat tidak dirugikan. Islam akan menjamin kehidupan rakyat dari pendidikan, kesehatan, dan keamanan yang berasal dari pos baitulmal. Islam pun akan mewajibkan laki-laki untuk bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.

Kehidupan dalam Islam dipastikan akan menyejahterakan rakyat, sehingga rakyat jauh dari depresi yang berujung pada pelenyapan diri sendiri. Islam pun memiliki pendidikan Islam yang akan menjaga akidah umat. Pendidikan Islam pun akan mengajarkan laki-laki untuk menjadi pemimpin, sehingga tahu tugasnya sebagai kepala rumah tangga.

Hukuman Bunuh Diri

Seseorang yang melakukan bunuh diri akan dihukum sama dengan cara dia melenyapkan diri. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw. berikut:

"Barang siapa membunuh dirinya dengan racun, maka racun yang berada di tangannya akan dia rasakan selama-lamanya di neraka jahanam. Barang siapa menjatuhkan diri dari puncak gunung sampai ia meninggal dunia, maka ia akan dijatuhkan ke neraka jahanam selama-lamanya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Khatimah

Sistem kapitalisme terbukti gagal menjaga nyawa rakyat. Bunuh diri sebagai contoh kegagalan dan kebobrokan dari sistem kapitalisme. Berbeda dengan aturan Islam yang terbukti menjaga nyawa rakyat, dengan diterapkannya Islam secara menyeluruh.

Namun, sistem kapitalisme masih digunakan sebagai aturan hidup. Alhasil kasus seperti ini tidak akan pernah terselesaikan sampai akarnya. Islam pun akan menjaga fitrah keluarga dengan menerapkan pendidikan Islam, sehingga anggota keluarga tidak mudah mengajak anggota keluarga yang lain untuk melakukan bunuh diri secara bersamaan.

Permasalahan bunuh diri bukanlah permasalahan pribadi saja, tetapi perlu solusi peran negara dengan menerapkan aturan Islam secara menyeluruh. Wallahu a'lam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Sulastri Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Tarif Listrik Tidak Jadi Naik, Hanya Sementara
Next
Permata Hatiku
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
8 months ago

Ketika sebuah keluarga sudah buntu untuk mencari solusi maka mengakhiri hidup dianggap solusi. Padahal ada tanggung jawab besar kelak di akhirat

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram