Rendahnya Taraf Berpikir Generasi

"Syariat Islam akan membuat manusia berperilaku tinggi dan mulia, karena berpikirnya dituntun oleh Sang Pencipta. Terbukti bangsa Arab yang dahulu barbar, setelah menjadi pengemban risalah Islam mereka menjadi bangsa yang memiliki peradaban luhur dan mulia serta menjadi mercusuar dunia."

Oleh. Rahmawati Ayu Kartini
(Kontributor NarasiPost.Com dan Pemerhati Sosial)

NarasiPost.Com-Bercanda memang ada batasnya, tidak boleh sembarangan. Apalagi jika terkait nyawa manusia. Sebagaimana baru-baru ini terjadi, seorang wanita usia 21 tahun (W) di Bogor bercanda gantung diri di hadapan teman-temannya lewat video call.

"Saat itu sambil video call (telepon video) sama temen-temennya, korban W mengatakan 'mau live nih, gue mau bikin konten ah', tahu-tahu kursinya yang dipakai buat pijakan di bawah itu terpeleset, jadi beneran gantung diri," terang Kapolsek Leuwiliang Kompol Agus Supriyanto.

Nahas, teman-temannya langsung menuju kediaman korban di Cibeber 1 Leuwiliang Bogor. Namun W ternyata sudah tidak tertolong lagi. (cnnindonesia.com, 03/03/2023)

Hanya demi konten, generasi muda saat ini berani melakukan tindakan berbahaya. Contoh yang sedang viral lagi, konten anak-anak mengadang truk yang sedang melaju. Sebagian sudah menyebabkan nyawa melayang sia-sia. Hanya agar dianggap hebat dan viral, mereka rela menyia-nyiakan hidupnya. Mengapa taraf berpikir mereka begitu rendah?

Mencari Eksistensi dengan Flexing?

Flexing saat ini ramai digunakan di media sosial. Apa itu Flexing? Flexing adalah pamer gaya hidup agar dianggap hebat atau mampu berbuat. Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1899 oleh Thorstein Veblen di bukunya yang berjudul The Theory of the Leisure Class: An Economic Study in the Evolution of Institutions.

Tidak heran, banyak konten anak muda dibuat saat ini untuk memamerkan kemampuan mereka membeli gaya hidup mewah atau kegiatan-kegiatan yang sekiranya membuat orang lain kagum.

Flexing muncul karena generasi butuh pengakuan dari orang lain. Sebenarnya mereka yang melakukan Flexing ini, menunjukkan tingkat percaya diri yang rendah. Seseorang yang kurang percaya diri, dia akan membeli barang mewah agar harga dirinya yang rendah terangkat dengan harga barang yang mahal. Bagi mereka, ini akan menambah harga dirinya.

Jika sudah bosan dengan konten pamer barang mewah, mereka beralih ke konten perbuatan yang membuat orang lain berdecak kagum. Seperti konten coba bunuh diri, mengadang truk, dll.

Flexing juga bisa dilakukan karena tuntutan gaya hidup. Agar tidak dikeluarkan dari circle pergaulannya, seseorang nekat melakukan Flexing.

Taraf Berpikir Rendah

Gaya hidup Flexing tentu menunjukkan perilaku yang salah dan rendah, muncul dari taraf berpikir yang rendah pula. Hanya untuk memperoleh pengakuan atau menarik lawan jenis, mereka rela menyia-nyiakan nyawa atau berkelakuan aneh.

Parahnya, media saat ini mempermudah viralnya perilaku salah, asal disukai orang banyak. Hal ini wajar terjadi karena sistem kehidupan saat ini adalah kapitalisme sekuler di mana manusia diberikan kebebasan berekspresi dan berpendapat. Sistem ini telah gagal mewujudkan manusia dengan taraf berpikir tinggi dan berilmu.

Taraf Berpikir Mulia

Wajar jika perilaku manusia makin rendah, karena mereka tidak memakai aturan Allah namun dikuasai hawa nafsunya.

Hanya Allah saja yang layak membuat aturan kehidupan, karena Dia-lah pencipta manusia. Dia yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

Allah telah memberikan potensi hidup pada manusia berupa akal, kebutuhan jasmani, serta naluri-naluri. Manusia akan hidup tenang dan tenteram jika memenuhi kebutuhan jasmani serta nalurinya sesuai aturan Allah. Dan juga sebaliknya, jika tidak sesuai aturan Allah akan muncul kegelisahan dan kerusakan. Sebagaimana firman Allah berikut ini:

ومن اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

"Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS. Taha: 124)

Mendapatkan pengakuan diri adalah manifestasi dari naluri mempertahankan diri. Suatu hal normal jika manusia ingin diakui. Namun, pemenuhannya tentu harus sesuai dengan syariat Islam agar mendapatkan ketenangan dan manfaat. Karena aturan Allah pasti memberikan manfaat.

Jika seseorang ingin dirinya diakui, belajarlah bagaimana syariat Islam mengaturnya. Misalnya, Islam mewajibkan menuntut ilmu agar manusia tidak hanya berperilaku mulia, namun juga bermanfaat bagi manusia lainnya. Dengan kehendak-Nya, Allah akan membuat manusia yang lain mengakuinya.

Syariat Islam akan membuat manusia berperilaku tinggi dan mulia, karena berpikirnya dituntun oleh Sang Pencipta. Terbukti bangsa Arab yang dahulu barbar, setelah menjadi pengemban risalah Islam mereka menjadi bangsa yang memiliki peradaban luhur dan mulia serta menjadi mercusuar dunia. Wallahu a'lam

bishowab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Rahmawati Ayu Kartini Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Daya Tarik NP, Melejitkan Potensi Penulis
Next
Sentuhan Manis NarasiPost.Com Untukku
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram