Zalim

Mengapa begitu mudahnya manusia berbuat zalim? Karena pada dasarnya sistemlah yang membuat manusia menjadi tak terkendali dalam memperoleh materi. Tidak peduli halal atau haram. Sistem demokrasi sekuler yang diusung negara memberi peluang yang besar untuk melakukan berbagai macam kezaliman.

Oleh. Yuli Juharini

NarasiPost.Com-Zalim, hanya satu kata namun akibat yang ditimbulkan dari kata tersebut sungguh luar biasa. Zalim merupakan akhlak yang tercela karena dapat merusak agama dan mendatangkan keburukan, bahkan bisa memutuskan tali persaudaraan. Begitu banyak peristiwa terjadi, dari dulu hingga sekarang, yang ketika dikaitkan dengan kata zalim maka akan berimbas pada seluruh kehidupan manusia.

Banyak sekali perilaku dari para pejabat di pemerintahan yang dapat dikategorikan zalim. Di antaranya: Pertama, adanya UU Ciptaker. Pemerintah dan DPR begitu gigih mengesahkan UU Ciptaker di tengah gejolak penolakan rakyat. Bahkan rakyat sampai mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dengan keputusan bahwa UU Ciptaker tersebut inkonstitusional bersyarat, yang artinya pemerintah diberi waktu dua tahun untuk memperbaikinya. Seperti diketahui bahwa UU Ciptaker sangat merugikan rakyat karena terlalu berpihak pada pemilik modal dan investor asing, sehingga kepentingan kaum buruh terpinggirkan.

Kedua, diberlakukannya peraturan yang mengharuskan beberapa layanan publik seperti pembuatan SIM, STNK, perjalanan haji dan umrah, jual beli tanah wajib menyertakan kartu BPJS kesehatan. Tidak ada korelasinya sama sekali, tapi itulah yang terjadi. BPJS kesehatan sejak lahir saja sudah cacat, ditambah jadi persyaratan untuk mengurus layanan publik.

Ketiga, perlakuan rumah sakit berbeda antara yang bayar mandiri dengan yang menggunakan kartu BPJS. Bahkan ada beberapa penyakit yang tergolong berat yang tidak ditanggung oleh BPJS kesehatan.

Keempat, adanya islamofobia yang terjadi. Di mana begitu banyak para penceramah dituduh radikal, intoleran, anti Pancasila, dan anti NKRI hanya karena penceramah yang dimaksud itu menyuarakan Islam kafah.

Kelima, korupsi semakin masif di masa pandemi. Tanpa rasa malu, dana yang seharusnya diberikan kepada rakyat akibat adanya pandemi malah dikorupsi.

Itu hanya sebagian kecil saja contoh-contoh kezaliman yang nyata. Dan masih begitu banyak yang lainnya. Jika ditulis semua maka bisa setebal buku novel yang pernah ada, bahkan bisa lebih tebal lagi. Begitu banyak kezaliman terjadi di negeri ini yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah dipilih oleh rakyat sebagai wakilnya untuk duduk di pemerintahan.

Dan puncak kezaliman yang paling nyata adalah ketika orang nomor 1 di Indonesia melakukan ritual Kendi Nusantara. Menyatukan tanah dan air dari 34 provinsi di titik nol Ibu Kota Nusantara (IKN) di kabupaten Penajem, Paser Utara, Kalimantan Timur. Prosesi tersebut dilakukan agar proyek pembangunan calon ibu kota baru bisa berjalan lancar.

Alih-alih memohon dengan berdoa pada Allah Swt. agar semua dimudahkan, mereka malah melakukan ritual Kendi Nusantara yang sarat dengan kesyirikan. Dan perbuatan syirik termasuk bentuk kezaliman yang besar. Dalam surah Luqman ayat 13, Allah Swt. berfirman yang artinya, "Dan ingatlah ketika Lukman berkata pada anaknya, ketika dia memberi pelajaran padanya. Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 48, Allah Swt. berfirman yang artinya, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukanNya (syirik), dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik itu bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.”

Ternyata tidak hanya orang nomor 1 di Indonesia yang melakukan praktik klenik yang beraroma syirik, namun hal itu dilakukan pula oleh orang-orang yang kurang kuat dalam mengimani keesaan Allah Swt. Yang terbaru adalah praktik klenik terjadi di arena balap MotoGP Mandalika 2022. Ada pawang hujan yang berjalan di arena balap di tengah hujan sambil merapalkan mantra-mantra. Sungguh kezaliman yang dipertontonkan.

Mengapa begitu mudahnya manusia berbuat zalim? Karena pada dasarnya sistemlah yang membuat manusia menjadi tak terkendali dalam memperoleh materi. Tidak peduli halal atau haram. Sistem demokrasi sekuler yang diusung negara memberi peluang yang besar untuk melakukan berbagai macam kezaliman.

Berbeda dengan Islam. Ketika suatu negara diatur dengan sistem Islam, maka semua akan berjalan sesuai dengan kewajiban masing-masing, tanpa menabrak rambu-rambu hukum syarak yang ada. Orang akan takut untuk berbuat zalim, baik zalim pada diri sendiri, zalim pada orang lain, lebih-lebih zalim terhadap Sang Pencipta.

Begitu banyak sangsi yang akan didapatkan ketika orang berbuat zalim. Semua itu ada dalam Al-Qur'an, juga hadis yang menjadi sumber hukum bagi negara Islam.

Dalam surah Al-Furqan ayat 19, Allah Swt. berfirman yang artinya, "Barang siapa di antara kamu berbuat zalim, niscaya Kami timpakan kepadanya azab yang besar.”

"Berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah Swt." (HR Bukhari).

"Barang siapa berbuat zalim kepada saudaranya, baik terhadap kehormatannya maupun yang lainnya, maka hendaklah ia meminta maaf hari ini juga ketika di dunia, sebelum datang hari ketika tidak bermanfaat lagi dinar dan dirham." (HR Bukhari dan Muslim)

Begitulah ketika negara menerapkan sistem Islam. Semua ada konsekuensinya. Tidak ada lagi orang yang merasa dizalimi dan terzalimi. Semoga negara ini menjadi negara baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghofur, aamiin.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Yuli Juharini Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Awas! Terasi Berbahaya Mengancam Kelezatan Sambal Nusantara
Next
Kian Hangat di Ngobrol Seru seputar Dunia Kepenulisan dan Media
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram