"Umat Islam juga harus memiliki pemahaman yang benar dan menyeluruh mengenai politik Islam. Persoalan yang muncul sekarang bukan lagi memilih antara mana yang harus dibela dan dijadikan sekutu, namun umat Islam harus mampu bersandar pada ideologi Islam di mana salah satu asas yang dibangun dalam melakukan hubungan dengan negara lain adalah asas kedaulatan."
Oleh. Rochma Ummu Arifah
NarasiPost.Com-Penyerangan atau invasi Rusia ke wilayah Ukraina telah menyedot perhatian publik dunia. Dunia terpecah menjadi dua kubu, yaitu kubu pendukung dan kubu penentang terhadap apa yang dilakukan oleh Rusia ke Ukraina. Sejumlah negara muslim juga memberikan respons mengenai hal ini.
Ukraina Vs Rusia
Sebelum terjadi invasi, Putin mengklaim bahwa dia membuka diri untuk diplomasi dan para pemimpin Eropa bekerja mati-matian untuk membujuk Kremlin agar mundur. Kemudian pada Kamis, (24/2/2022), pagi harinya, presiden Rusia seakan mengumumkan kepada bangsanya, tentang dimulainya “operasi militer khusus” di Ukraina. Putin mengatakan bahwa tujuan dari invasi ini adalah untuk "demiliterisasi", tetapi tidak menduduki negara itu.
Selang beberapa saat, terjadi ledakan besar di dekat Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Selain itu, juga dilaporkan adanya ledakan lain di Kyiv, ibu kota, serta bagian lain negara itu. Di pihak Ukraina, melalui Kementerian Dalam Negeri Ukraina melaporkan keberadaan pasukan Rusia yang telah mendarat di Odessa dan sedang berada di wilayah perbatasan.
Sebagaimana yang publik telah ketahui, telah lama Ukraina diiming-imingi untuk masuk ke dalam keanggotaan NATO. Seakan memberikan jaminan bahwa negara-negara Eropa dan juga Amerika Serikat akan dengan serta-merta membantunya dalam setiap keadaan adanya serangan dari Rusia. Hanya saja, janji manis ini tampaknya tak begitu saja diperoleh oleh Ukraina. Keperpihakannya pada Eropa dan Amerika Serikat, tidak serta-merta membuat Ukraina mendapatkan bantuan militer dari kedua pihak ini di kala Rusia memulai invasinya.
Dunia pun ikut bereaksi.
Sebagian negara pendukung Amerika serikat tentu saja mengecam apa yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. Ancaman berbagai sanksi siap diluncurkan untuk Rusia, sebut saja seperti sanksi ekonomi dan tercoretnya nama Timnas Rusia dan klub sepakbola Rusia di ajang piala Dunia dan UEFA. Sebagian negara bahkan dengan lantang meneriaki Rusia sebagai penjahat perang. Karena invasinya telah mengakibatkan adanya perang dan segala akibat perang yang menyertainya.
Negara kita pun, juga telah ikut bereaksi dengan menyerukan untuk menghentikan perang yang ada. Walaupun entah apa seruan ini memiliki signifikansi dan pengaruh bagi kedua negara yang bergejolak atau tidak, kepala Negara kita dinilai cepat memberikan respons untuk hal ini.
Di Mana Posisi Muslim?
Ukraina dan Rusia bukanlah negara muslim yang selama ini selalu menjadi objek perang oleh negara-negara besar di dunia. Di mana dimaklumi adanya perang di wilayah negara muslim. Setiap korban yang berjatuhan, di mana kebanyakan dari masyarakat sipil yang semakin hari semakin bertambah banyak, tak banyak mencuri perhatian dunia.
Ukraina dan Rusia sendiri tidak hanya berperang dengan menggunakan kekuatan mereka masing-masing. Di belakang kedua negara ini, tersimpan sejumlah negara-negara besar yang ikut tarik ulur manfaat dan maslahat atas konflik yang terjadi di Ukraina ini.
Terbukti, adanya NATO dan Amerika Serikat yang diharapkan Ukraina akan memberikan bantuan. Sedangkan di sisi Rusia, ada negara tetangga yang diframing siap memberikan bantuan kepada Rusia dan siap menerima akibat yang diberikan dunia kepada Rusia.
Lantas, bagaimana kedudukan muslim saat ini? Saat muslim tak lagi bersatu dalam naungan sebuah negara yang bisa menentukan sikap dalam kancah kehidupan internasional. Saat kebanyakan negara muslim malah dengan leluasa dijajah oleh negara adidaya dan negara besar tanpa ada ketakutan mengenai kekuatan kaum muslim itu sendiri.
Umat Islam sejatinya harus mampu membaca peta pergerakan percaturan internasional ini. Umat Islam juga harus menyadari bahwa negara-negara besar yang terkait dengan Ukraina dan Rusia saat ini sedang timbang-menimbang manfaat bagi mereka sendiri dalam menentukan sikap tanpa sedikit pun memikirkan mengenai kemaslahatan dunia. Inilah ciri khas dari negara kapitalis yang selalu mengedepankan keuntungan strategis. Jika memang dirasakan adanya keuntungan yang dapat diraih, tentu akan dilakukan upaya untuk meraihnya. Pertimbangan ini pun menjadi standar utama dalam berbuat dan bertindak.
Umat Islam juga harus memiliki pemahaman yang benar dan menyeluruh mengenai politik Islam. Persoalan yang muncul sekarang bukan lagi memilih antara mana yang harus dibela dan dijadikan sekutu, namun umat Islam harus mampu bersandar pada ideologi Islam di mana salah satu asas yang dibangun dalam melakukan hubungan dengan negara lain adalah asas kedaulatan. Islam menolak adanya intervensi asing, terlebih negara kafir dalam internal negaranya. Dengan pemahaman yang utuh inilah, muslim dapat memosisikan dirinya dengan tepat mengenai konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia saat ini.
Umat Islam juga harus menancapkan keimanan dan keyakinan kepada Allah Swt, serta yakin bahwa pertolongan dari Allah akan selalu hadir dalam diri muslim itu sendiri. Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam firman-Nya Surat Ali Imron ayat 160 yang berbunyi, "Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kamu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolong kamu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal"
Wallahu alam bishowab.[]
Photo : BBC