"Kaum muslim ketika melihat fakta-fakta konflik Rusia-Ukraina haruslah jelas dan berpendirian. Tidak memihak kepada salah satu di antara keduanya atau negara-negara pendukungnya. Karena memang konflik ini tidak dilakukan atas nama Islam atau untuk Islam. Islam memandang bahwa kedaulatan suatu negara sangatlah penting. Sehingga fakta adanya intervensi terhadap kedaulatan negara lain tentu tidak dibenarkan. Apalagi hal tersebut dilakukan melalui modus diplomasi maupun koalisi militer. Seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan NATO."
Oleh. Diyani Aqorib
NarasiPost.Com-Konflik Rusia-Ukraina akhirnya menjadi operasi militer terbuka. Menyusul pengakuan Rusia terhadap Donetsk dan Luhanks yang memisahkan diri dari Ukraina. Setelah pengumuman operasi militer khusus oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, Rusia langsung melancarkan serangan darat, udara, dan laut (24/2/2022) ke beberapa kota di Ukraina, termasuk di ibu kota Kiev.
Padahal selama berbulan-bulan sebelumnya, Presiden Vladimir Putin telah menyangkal akan menyerang negara tetangganya tersebut. Namun, Rusia tidak merasa aman terhadap apa yang disebut ancaman konstan dari Ukraina Modern. (kompas.com, 25/2/2022)
Salah satu alasan invasi dipicu oleh keinginan Ukraina untuk bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hal ini merupakan ancaman bagi Rusia. Karena ekspansi NATO ke halaman depan Rusia dinilai akan disusul dengan berdirinya pangkalan militer di Ukraina.
Terlebih lagi bahwa NATO merupakan kepanjangan tangan dari Amerika Serikat. Tentu hal ini merupakan ancaman nyata bagi keamanan dan pengaruh Rusia sebagai eks negara adidaya terhadap negara pecahan Uni Soviet itu. Tentunya Rusia tidak ingin kehilangan kedigdayaannya dan akan terus menancapkan cengkeraman kekuasaannya di negara-negara bekas Uni Soviet, yaitu Azerbaijan, Belarusia, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Latvia, Lithuania, Moldova, Tajikistan, Ukraina, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Konflik Rusia-Ukraina
Eurasia merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam, khususnya minyak, gas , dan tambang. Sedangkan Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga dan produsen gas alam terbesar kedua di dunia. Rusia mengekspor 70% gasnya ke Eropa via pipa melalui Ukraina. Separuh dari ekspor minyak dan kondensatnya ditujukan ke Eropa. Akibat invasi, akhirnya harga minyak mentah dunia menembus harga USD 116 per barel. Naik dari harga USD 86 per barel.
Selain sebagai jalur pipa yang digunakan untuk menyalurkan gas ke Eropa, Ukraina juga merupakan benteng pertahanan Rusia terluar, yang menghubungkan wilayah Eropa dan Laut Hitam. Meskipun Rusia memiliki wilayah yang sangat luas. Namun, ada satu kekurangannya yaitu Rusia tidak memiliki laut air hangat yang tak membeku di saat musim dingin tiba. Untuk mengatasi masalah ini, saat masih tergabung dalam Uni Soviet, Ukraina menjadi penolong karena memiliki pelabuhan Sevastopol. Pelabuhan yang langsung berhadapan dengan laut air hangat di Krimea. Ketika Uni Soviet bubar pada tahun 1991 dan Ukraina berdiri menjadi negara merdeka, maka Rusia kehilangan kendali atas pelabuhan tersebut. Dengan kata lain, Ukraina merupakan pintu masuk melalui darat dan laut jika terjadi invasi ke Rusia.
Fakta ini menunjukkan betapa pentingnya posisi Ukraina bagi Rusia. Sehingga Rusia mencegah agar Ukraina tidak bergabung dengan NATO. Karena Rusia menyadari bahwa dengan bergabungnya Ukraina ke NATO, maka hal itu akan menjadi sarana strategis Amerika Serikat untuk mengontrol dan mengambil keuntungan dari Ukraina dan negara-negara di Semenanjung Krimea tersebut.
Sedangkan dalam aturan NATO, negara mana pun yang menyerang anggota NATO sama saja artinya dengan menyerang seluruh anggota NATO. Maka, demi melindungi Moskow, Rusia berkehendak mengambilalih seluruh wilayah Ukraina sebelum negara tersebut bergabung menjadi anggota NATO atau Uni Eropa.
Tak dapat dimungkiri, konflik Rusia-Ukraina juga berdampak pada perekonomian global. Harga pangan dan energi telah melambung dalam beberapa hari terakhir. Ditambah tekanan inflasi yang semakin sulit dikendalikan. Menurut ekonom JP. Morgan Chase & Co., kenaikan harga akan berdampak di seluruh dunia. Terutama pada rumah tangga miskin yang menjadikan pangan dan bahan bakar sebagai pengeluaran paling tinggi. (bisnis.com, 6/3/2022)
Sikap Dunia Islam
Kaum muslim ketika melihat fakta-fakta konflik Rusia-Ukraina haruslah jelas dan berpendirian. Tidak memihak kepada salah satu di antara keduanya atau negara-negara pendukungnya. Karena memang konflik ini tidak dilakukan atas nama Islam atau untuk Islam. Islam memandang bahwa kedaulatan suatu negara sangatlah penting. Sehingga fakta adanya intervensi terhadap kedaulatan negara lain tentu tidak dibenarkan. Apalagi hal tersebut dilakukan melalui modus diplomasi maupun koalisi militer. Seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan NATO.
Karena apabila suatu negara sudah diintervensi kedaulatannya oleh negara lain, maka hilanglah kehormatan dan kekuatannya. Akibatnya negara tersebut akan dikontrol oleh negara yang mengintervensinya.
Dalam sistem khilafah, tidak akan dibiarkan salah satu wilayahnya memisahkan diri. Serta tidak boleh satu negara pun mengintervensi urusan dalam negeri dan kedaulatan daulah. Sehingga akan mencegah negara lain untuk mengontrol daulah.[]
Photo : BBC com