Invasi Rusia ke Ukraina: Babak Baru Konstelasi Dunia?

"Invasi militer Rusia ke Ukraina jika diikuti oleh keterlibatan negara-negara dunia, terutama negara-negara besar, niscaya berpotensi akan mengubah konstelasi internasional hari ini. Bagaimanapun juga, pemenang perang akan menggeser posisi AS sebagai adidaya dunia sekaligus menjadi penentu tata dunia baru yang akan dijalankan."

Oleh. Rizki Sahana

NarasiPost.Com-Rusia mulai melancarkan invasi militernya ke Ukraina dengan menembakkan rudal dan mendaratkan pasukannya di negeri itu pada Kamis 24 Februari lalu. Invasi tersebut terjadi setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, berpidato dan mendeklarasikan operasi militer khusus Rusia terhadap Ukraina.

Banyak pihak mengkhawatirkan serangan Rusia terhadap Ukraina bereskalasi menjadi perang dunia (PD) III atau World War 3 (WW3). Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, menilai bahwa PD III bisa saja terjadi mengingat pemberian sanksi ekonomi kepada Rusia maupun penyelesaian konflik melalui Dewan Keamanan (DK) PBB tidak akan banyak pengaruhnya. Menurutnya, sanksi negara-negara Eropa Barat dan AS kepada Rusia tidak akan efektif karena sanksi ekonomi tidak bisa langsung dirasakan oleh masyarakat Rusia dan para elite, kecuali setelah 6 bulan bahkan satu tahun ke depan. Ditambah, Rusia jelas berbeda dari Iran ataupun Korea Utara yang masih sangat bergantung pada banyak negara. Bahkan Rusia akan dibantu oleh sekutunya, termasuk oleh Cina yang memperhitungkan potensi keuntungan secara finansial. Penyelesaian melalui Dewan Keamanan (DK) PBB pun tidak akan membuahkan hasil, mengingat di dalam DK PBB Rusia yang merupakan anggota tetapnya memiliki hak veto. Apapun draf resolusi PBB yang bertujuan melumpuhkan Rusia secara militer jelas akan diveto oleh Rusia.

Potensi PD III semakin nyata ketika negara-negara di dunia satu per satu menyatakan dukungan kepada Ukraina sembari mengecam Rusia. Sebaliknya, sebagian negara memihak Putin secara terang-terangan, menantang AS dan NATO yang berada di pihak Ukraina. Jika Ukraina didukung penuh oleh AS, Inggris, Uni Eropa, Prancis, Italia, Jepang, juga beberapa negara besar lainnya, maka Rusia disupport oleh Kuba, Suriah, Nikaragua, dan Venezuela. Cina kemungkinan akan membantu Rusia 'di balik layar', sebab Cina perlu menghindari merusak hubungannya dengan Barat, dalam rangka melindungi perdagangannya yang kemungkinan menjadi prioritas utama. Sebelumnya, Cina mendukung Rusia dalam menentang ekspansi NATO. Keduanya menuduh AS, Inggris, dan lainnya mengadopsi 'pendekatan perang dingin yang diideologikan' dalam hubungan internasional yang mereka jalankan.

Lantas, apakah invasi Rusia ke Ukraina akan menjadi babak baru konstelasi dunia?

Invasi militer Rusia ke Ukraina jika diikuti oleh keterlibatan negara-negara dunia, terutama negara-negara besar, niscaya berpotensi akan mengubah konstelasi internasional hari ini. Bagaimanapun juga, pemenang perang akan menggeser posisi AS sebagai adidaya dunia sekaligus menjadi penentu tata dunia baru yang akan dijalankan. Hal yang mustahil dinafikkan oleh siapa pun.

Faktanya, keterlibatan AS, NATO, dan negara-negara Eropa lainnya dalam perang memunculkan beberapa kemungkinan: AS dan sekutunya menang sementara Rusia kalah, atau sebaliknya AS dan sekutunya kalah sementara Rusia menang. Jika skenario pertama yang terjadi, maka konstelasi dunia tidak akan banyak berubah. Namun, jika skenario kedua yang berlaku, bisa dipastikan Rusia menggantikan AS sebagai negara super power. Rusia akan menjadi negara nomor wahid dalam kancah politik internasional.

Persoalannya, menghitung kalah-menang dalam perang bukan perkara mudah. Banyak faktor dan variabel yang berperan menentukannya. Meski secara hitungan matematis kekuatan militer Rusia berada di bawah kekuatan AS misalnya, bukan tidak mungkin Rusia memenangkan perang karena unggul di variabel yang lain atau karena dukungan faktor lainnya.

Menurut Global Fire Power, AS adalah yang terkuat. Negeri Paman Sam itu menjadi negara dengan kekuatan militer terbaik dunia yang memiliki PwrIndx 0,0453. Fyi, Global Fire Power mengukur kekuatan militer suatu negara dengan Power Index (PwrIndx). Semakin kecil angkanya maka semakin kuat, sehingga skor 0,0000 adalah nilai sempurna. Adapun Rusia secara umum berada di peringkat dua dunia dalam hal kekuatan militer. Hanya kalah sedikit dari AS, skor PwrIndx Negeri Beruang Merah ada di 0,0501.

Tapi jangan lupa, respons terbaru AS beserta sekutunya (Komisi Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan Kanada) menjatuhkan sanksi kepada Rusia dengan mengeluarkan bank-bank Rusia dari SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication), justru dinilai para ahli sebagai keputusan yang berbahaya karena bisa menjadi senjata makan tuan. Dengan sanksi itu, bank-bank Rusia memang akan terputus dari sistem keuangan internasional dan membuat kemampuan mereka untuk beroperasi secara global lumpuh. Namun, langkah tersebut justru berpotensi menjadi pukulan balik ekonomi yang signifikan bagi negara-negara Barat. Pasalnya, penurunan ekspor minyak mentah Rusia akan mendorong kenaikan harga minyak dan bensin secara global. Sebagaimana diketahui, Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga dunia.

Administrasi Informasi Energi AS mencatat negara paling luas di dunia itu memproduksi sekitar 10,5 juta barel per hari. Analis telah memperingatkan bahwa setiap gangguan aliran minyak dari Rusia bakal mendorong harga lebih tinggi. Hal itu sejalan dengan realita di mana harga minyak dunia tercatat melompat ke US$100 per barel setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan operasi militer ke ibu kota Ukraina, Kiev.

Dalam keadaan frustasi dengan berbagai kemungkinan risiko, mulai dari yang ringan hingga paling buruk, yakni pecah perang nuklir di antara negara-negara besar tersebut, bukan tidak mungkin skenario ketiga sebagai alternatif skenario pertama dan kedua terjadi. Apa itu? Menguatnya kesadaran negeri-negeri muslim untuk melakukan konsolidasi dalam rangka mengukuhkan ukhuwah islamiah yang sesungguhnya. Ini bukan hal yang mustahil, mengingat sistem kapitalisme yang diusung Barat gagal menciptakan dunia yang lebih baik justru melahirkan kerusakan dan bencana tiada akhir. Sementara cahaya kebangkitan Islam sebagai satu-satunya harapan bagi terpecahkannya berbagai problematika dunia, semakin membesar bak bola salju yang tak terbendung.

Maka, tentu kaum muslim harus memiliki kesadaran politik yang tinggi terhadap berbagai peristiwa yang sedang terjadi. Sehingga mampu memahami dengan benar hakikat peristiwa-peristiwa tersebut, menganalisis dengan pisau analisis yang tajam, kemudian mengambil langkah yang tepat, utamanya dalam meraih visi kebangkitan umat yang telah Allah janjikan serta merealisasikan bisyarah Nabi untuk mewujudkan kemuliaan Islam dan kaum muslim, serta kemaslahatan manusia secara global. Wallahu a'lam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Rizki Ika Sahana Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Dilema Ingin Berhenti Dakwah, Wahai Diri Apa yang Merasukimu?
Next
Organ Tubuh Manusia Dibisniskan, Kapitalisme Ideologi Menyeramkan!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram