Budaya Liberal Sebabkan Dekadensi Moral, Islam Solusi Real

"Idealnya, masa muda digunakan untuk hal-hal yang memberi manfaat bagi masyarakat, menggali potensinya untuk berprestasi dan menggunakan tenaganya untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Dekadensi moral pada remaja ini tak lain bukan semata karena individu remaja itu sendiri. Di zaman sekuler kapitalis seperti saat ini lingkungan memanglah berpengaruh terhadap moral remaja. Kehidupan remaja saat ini dipengaruhi oleh cara pandang sekularisme liberalisme."

Oleh. Meitya Rahma

NarasiPost.Com-Ingat lagu bang Rhoma Irama Darah Muda. Lagu yang dirilis tahun 1990 ini memanglah cocok menggambarkan masa muda yang memiliki semangat tinggi. Ingin menang sendiri, tidak mau diatur. Eksistensi diri, ingin keberadaannya diakui. Jika pelampiasannya tidak benar maka remaja ini akan salah arah. Sudah salah arah, perbuatannya dijadikan konten di media sosial. Seperti apa yang terjadi di Depok Jawa Barat. Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Depok menangkap tujuh anak muda yang hendak tawuran. Para ABG itu diketahui tengah siaran langsung di media sosialnya untuk mencari lawan tawuran.Katim Perintis Presisi Polres Metro Depok, Iptu Winam Agus mengatakan kelompok ABG ini ditangkap saat mencari lawan tawuran di Jalan Cagar Alam, Depok. Mereka, berkeliling mencari lawan sambil menyiarkan di akun Instagramnya. Tim perintis memantau akun live geng Lapendos Junior karena merasa curiga. Terlihat senjata tajam saat kelompok tersebut live sambil berkeliling menggunakan kendaraan roda dua. (detik.com,27/2/2022)

Tujuh ABG itu yang rata-rata berbonceng tiga lalu diadang sampai di lokasi Cagar Alam untuk diamankan ke kantor polisi dan dilakukan pemeriksaan. Namun, tiga remaja lainnya melarikan diri meninggalkan kendaraannya. Polisi juga menyita empat senjata tajam jenis celurit dan parang dari ketujuh ABG tersebut. Komplotan anak muda tersebut mengaku berniat tawuran karena merasa tertantang untuk melakukan perkelahian oleh komentar di Instagram yang menantang untuk melakukan perkelahian (tawuran). (Detik.com,27/2/2022)

Selain di Depok, tawuran juga terjadi di Ungaran. Tawuran yang melibatkan 8 siswa SMP ini terjadi di jl. Bawean Salatiga. Anggota Satlantas Polres Semarang menggagalkan aksi tawuran yang menggunakan senjata tajam berupa sabit dan sabuk gir sepeda motor (Republika,14/2/22). Kapolres Semarang, AKBP Yovan Fatika H A, melalui Kasat Lantas Polres Semarang, AKP Rendy Johan Prasetyo, mengatakan bahwa pengagalan aksi tawuran ini bermula dari informasi warga di sekitar lokasi. Dari laporan warga, ada dua kelompok remaja yang sudah saling berhadap- hadapan dan siap tawuran di sekitar restoran Kampoeng Kopi Banaran. Atas laporan tersebut, sejumlah anggota Satlantas Polres Semarang menuju ke lokasi yang diinformasikan. Anggota Satlantas Polres Semarang mengamankan delapan remaja dan mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain seperti sebilah sabit, tiga buah sabuk gir, tiga botol minuman bersoda serta delapan sepeda motor. Delapan remaja yang diamankan, terungkap dua kelompok remaja tersebut merupakan siswa SMP di wilayah Ambarawa dan Bawen. Ada juga anak yang berstatus putus sekolah dan ikut bergabung dengan kelompok siswa yang akan melakukan aksi tawuran tersebut. (Republika,14/2/22).

Begitulah potret remaja masa kini, yang salah dalam pergaulannya. Pencarian jati diri yang belum menemukan arah yang benar. Sayang sekali, potensi dan tenaganya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, dan terlebih membawa mudhorot bagi masyarakat.

Idealnya, masa muda digunakan untuk hal-hal yang memberi manfaat bagi masyarakat, menggali potensinya untuk berprestasi dan menggunakan tenaganya untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Dekadensi moral pada remaja ini tak lain bukan semata karena individu remaja itu sendiri. Di zaman sekuler kapitalis seperti saat ini lingkungan memanglah berpengaruh terhadap moral remaja. Kehidupan remaja saat ini dipengaruhi oleh cara pandang sekularisme liberalisme. Gaya hidup Barat ataupun gaya hidup ala-ala Korea telah memengaruhi pola pikir remaja saat ini. Gaya hidup Barat yang serba permisif, liberal telah menjangkiti moral para remaja. Budaya hedonis melalui food, fun, fashion menjadi tren di kalangan remaja. Melalui media masa, konten-konten yang tak mendidik pun bebas diakses. Bisa dilihat dari kejadian tawuran di Depok ini yang rencananya akan live melalui Instagram.

Beberapa waktu yang lalu juga sempat viral video "salam dari Binjai" yang membuat anak-anak meniru gaya "salam dari binjai" ini. Ini semua sudah mewakili fakta bahwa media sosial banyak konten-konten yang tidak mendidik.

Jauhnya remaja dari Islam juga berpengaruh pada kepribadian remaja. Remaja saat ini memiliki kematangan fisik, tetapi tidak diimbangi dengan kematangan agama. Akidah yang tidak kukuh membuat mereka bebas dalam bertingkah laku. Seperti hidup itu hanya di dunia saja, tidak ada pertanggungjawaban di akhirat. Jadilah mereka salah dalam menggunakan atau menyalurkan potensinya. Akhirnya tawuran, seks bebas, narkoba menjadi sesuatu hal yang umum di kalangan remaja. Dekadensi moral remaja semestinya mendorong semua pihak untuk melakukan evaluasi pada sistem pendidikan di Indonesia.

Sistem Pendidikan di negeri ini belum mampu mengantarkan generasi bangsa menjadi generasi yang unggul dan berkepribadian baik, serta memiliki ketaatan pada Sang Pencipta. Sistem Pendidikan saat ini hanya memfokuskan individu unggul di bidang akademis namun di bidang spiritual (agama) tak begitu dipentingkan. Maka, wajarlah jika remaja tak memiliki benteng pertahanan yang kuat dalam menghadapi pengaruh negatif budaya Barat. Perlu juga sinergi yang apik antara keluarga, sekolah, masyarakat akan meminimalisasi dekadensi moral remaja. Orang tua tidak menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada sekolah. Karena sejatinya keluarga merupakan madrasatul 'ula (sekolah pertama) bagi anak.

Peran masyarakat juga penting, sebagai sarana controlling bagi anak. Norma-norma, aturan yang harus dipatuhi. Jika masyarakat tidak memberi edukasi pada generasi muda maka mereka akan bebas tanpa kendali. Sinegi antara keluarga, masyarakat dan sekolah ini seperti bagaimana sistem pendidikan dalam Islam. Islam memandang bahwa remaja merupakan aset sebuah negara, calon pemimpin umat. Maka, remaja menjadi perhatian utama negara. Untuk itu, dalam Islam pendidikan difokuskan pada tiga institusi, yakni keluarga, masyarakat dan negara (daulah khilafah).

Keluarga sebagai pendidik pertama yang mengokohkan akidah, mendidik anak dengan ketakwaan dan ketaatan. Menanamkan kepada anak ketika menginjak baligh, sudah menjadi mukallaf (usia dimana dia harus terikat dengan syariat Allah). Fungsi keluarga juga memberikan bekal life skill untuk kemandirian masa depannya. Sedangkan masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter remaja. Masyarakat sebagai kontrol, melakukan amar makruf nahi mungkar. Negara berperan dalam memberikan sarana dan fasilitas pendidikan secara merata di wilayah.

Demikianlah sistem pendidikan yang dapat mencetak generasi cemerlang yang memiliki ketakwaan, tak lain hanyalah sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan ini bisa diterapkan dalam sebuah negara yang menerapkan syariat Islam. Melalui institusi negara inilah, sistem pendidikan Islam diterapkan. Dari sinilah terlahir para ulama sekaligus cendekiawan dalam bidang keilmuwan. Ibnu Sina, Ibnu Rusdy, Al Kindi, dan masih banyak lagi ilmuwan yang tak hanyalah ahli sains, namun juga faqih fiddin. Semoga segera terwujud sistem pendidikan yang melahirkan ulama sekaligus ilmuwan.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Meitya Rahma Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Aku yang Biasa
Next
Kopi Ternoda Bahan Kimia, Islam Hadir untuk Menjaga
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram