Adakah Crazy Rich dalam Sistem Islam?

"Demikianlah realitas dalam sistem kapitalisme, ada segelintir orang yang kaya luar biasa hingga tak masuk akal. Namun, ada juga orang yang luar biasa miskin hingga tak masuk akal. Ada crazy rich, ada juga extreme poverty (kemiskinan ekstrem). Realitas ini mewujud karena sistem ekonomi kapitalisme yang menuhankan pasar bebas. Semua orang dibiarkan bersaing memperebutkan kue ekonomi dengan harapan akan terwujud keseimbangan."

Oleh. Ragil Rahayu

NarasiPost.Com-Setelah membuat banyak orang terkagum-kagum dengan hartanya yang fantastis, kini para crazy rich harus berurusan dengan pihak kepolisian. Dua nama yaitu Indra Kenz dan Doni Salmanan telah ditetapkan sebagai tersangka. Harta mereka disita, rekening mereka pun diblokir. Menyusul keduanya, kepolisian juga akan memeriksa sejumlah public figure yang menjadi afiliator binary option. Padahal sebelumnya mereka dinobatkan sebagai orang sukses, karena bisa kaya raya pada usia muda. Julukan crazy rich pun masyarakat lekatkan pada keduanya. Aneka pose yang mempertontonkan gaya hidup mewah mereka bertebaran di media sosial, membuat iri para netizen jelata.

Namun, kini sang "sultan" harus mendekam dalam sel tahanan karena kasus penipuan dan tindakan pidana pencucian uang. Ternyata rumah, mobil, moge, perhiasan, dan gaya hidup mewah mereka didanai dari hasil menipu. Sebagai afiliator, setiap kali berhasil menggaet investor dan terjadi transaksi, mereka akan mendapatkan keuntungan. Diprediksi setiap bulan para afiliator ini mendapatkan keuntungan hingga puluhan miliar.

Ternyata, mereka crazy rich palsu, alias abal-abal. Kini aset mereka disita dan menjadi dana restitusi untuk mengganti kerugian para korbannya. Harta yang semula ada dalam genggaman kini lenyap tanpa bekas. Inilah fenomena crazy rich palsu dalam sistem kapitalisme. Mereka mendapatkan harta dengan menipu orang lain. Bermodus bisnis trading yang sejatinya judi online, mereka menjalankan skema ponzi.

Awalnya bisnis ini berjalan mulus, sepanjang ada investor baru yang bersedia setor dana. Namun, ketika harta para investor ludes, saat itulah mereka sadar telah tertipu dan berhenti menyetor dana. Skema ponzi pun ambruk, sang afiliator dan broker pun terlihat wajah aslinya, yaitu penipu.

Crazy Rich yang Sebenarnya

Sebenarnya, para crazy rich ini tidak kaya-kaya amat, aset mereka "hanya" berada di kisaran miliar. Bagi rakyat "missqueen" tentu jumlah ini amat besar, tetapi bila dibandingkan dengan para konglomerat, harta para crazy rich ini tidak ada apa-apa nya. Baru-baru ini, Forbes merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Hasilnya, orang terkaya di negeri ini adalah bos Djarum yaitu R. Budi dan Michael Hartono dengan kekayaan 42,6 miliar dolar AS atau setara Rp612,8 triliun. Sedangkan orang terkaya kedua adalah keluarga Widjaja dengan kekayaan mencapai 9,7 miliar dolar AS atau setara Rp139,5 triliun. Jadi, kalau crazy rich palsu hartanya di level miliaran rupiah, para konglomerat ini hartanya mencapai triliunan. Merekalah crazy rich yang sebenarnya.
Begitu kayanya mereka sehingga total kekayaan 50 konglomerat pada tahun 2021 mencapai US$ 162 miliar atau setara Rp2.316,6 triliun dengan asumsi kurs Rp14.300/US$. Total kekayaan tersebut hampir sama dengan belanja pemerintah dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pada tahun 2020 yang mencapai Rp2.500 triiun. Wow! sungguh fantastis.

Demikianlah realitas dalam sistem kapitalisme, ada segelintir orang yang kaya luar biasa hingga tak masuk akal. Namun, ada juga orang yang luar biasa miskin hingga tak masuk akal. Ada crazy rich, ada juga extreme poverty (kemiskinan ekstrem). Realitas ini mewujud karena sistem ekonomi kapitalisme yang menuhankan pasar bebas. Semua orang dibiarkan bersaing memperebutkan kue ekonomi dengan harapan akan terwujud keseimbangan. Nyatanya, bukan keseimbangan yang terwujud, tetapi laksana rimba raya, yang kuat akan menang dan yang lemah akan tersingkir. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin melarat.

Sistem ekonomi kapitalisme juga kental dengan liberalisasi ekonomi. Sumber daya alam yang seharusnya milik seluruh rakyat diserahkan pada segelintir korporat. Akibatnya, mereka mendapatkan keuntungan yang luar biasa besar, sementara mayoritas rakyat hanya bisa gigit jari.

Islam, Sistem yang Menyejahterakan

Dua model crazy rich tersebut, baik yang memperoleh kekayaan dari menipu maupun menguasai sumber daya alam milik publik, ada dalam sistem kapitalisme. Sedangkan dalam sistem Islam, potret orang kayanya tidak demikian. Orang kaya dalam peradaban Islam tidak diketahui dari aksi pamer hartanya, melainkan dari besarnya sedekah. Misalnya, pada masa Rasulullah saw., ada Utsman bin Affan ra. yang pada Perang Tabuk sedekah 300 ekor unta dan 1.000 dinar untuk keperluan jihad. Beliau juga mewakafkan sumur yang dibelinya dari seorang Yahudi seharga 20.000 dirham. Sahabat yang lain pun gemar bersedekah.

Pada masa berikutnya, yakni masa khilafah, orang-orang kaya gemar mewakafkan hartanya, termasuk pada bidang kesehatan. Misalnya Rumah Sakit Al-Adhdi, yang didirikan oleh Adhduddaulah Al-Buhaiti di Bagdad pada masa Khilafah Abbasiyah.
Di rumah sakit yang pembangunan dan operasionalnya dari dana wakaf ini, seluruh layanan pengobatannya gratis bagi seluruh penduduk. Selain gratis, pelayanannya juga paripurna. Semua pasien mendapatkan pakaian baru, makanan bergizi, obat-obatan, dan biaya transportasi untuk pulang.
Tampak bahwa kekayaan para orang kaya dalam khilafah adalah kekayaan yang berkah, karena mereka peroleh dari jalan yang halal dan dibelanjakan untuk kemaslahatan umat. Kekayaan mereka bukan untuk dipamerkan, bukan untuk ditumpuk, bukan pula untuk membeli kekuasaan, sebagaimana terjadi dalam sistem saat ini. Namun, kekayaan mereka untuk meraih keridaan Allah Swt.. Itulah kebahagiaan yang hakiki.

Perolehan harta orang kaya dalam sistem Islam juga berbeda dengan crazy rich dalam kapitalisme. Mereka tidak melakukan aksi tipu-tipu sebagaimana para afiliator binary option, tidak melakukan judi, dan tidak menguasai sumber daya alam milik umum. Mereka berbisnis dan bekerja sesuai syariat, tidak menabrak rambu-rambu halal haram. Itulah sebabnya kekayaan orang kaya dalam sistem Islam, meski sangat kaya, tetaplah masuk akal. Tidak ada istilah crazy rich dengan kekayaan luar biasa hingga di luar nalar. Sebaliknya, tidak ada juga orang-orang yang miskin ekstrem. Jurang antara si kaya dan si miskin tidak lebar, karena semua mendapatkan kesejahteraan berkat bagusnya pengurusan oleh negara khilafah.

Nah, inilah kondisi yang kita idam-idamkan. Kesejahteraan bagi semua rakyat, bukan hanya bagi segelintir orang kaya. Agar kita semua ikut merasakan kesejahteraan secara nyata, bukan cuma melihat aksi pamer para pesohor di jagat Youtube.
Kesejahteraan yang merata ini hanya ada dalam sistem Islam. Mari kita wujudkan. Wallahualam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Ragil Rahayu (Tim Penulis Inti NarasiPost.Com )
Ragil Rahayu S.E Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Anak-Anak Malas Belajar? Telusuri Yuk!
Next
Bolehkah Menjadikan Adat Istiadat sebagai Dalil Syarak?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram