Pemuda Islam di Persimpangan Jalan Politik Demokrasi

"Dan selama para pemimpin umat tidak berhukum kepada kitab Allah, dan memilih apa yang diturunkan oleh Allah, niscaya kesengsaraan akan ditimpakan di tengah-tengah mereka.
(HR. Ibnu Majah


Oleh.Hana Annisa Afriliani,S.S
(Aktivis Dakwah dan Penulis Buku)

NarasiPost.Com-Tak dapat dipungkiri bahwa pemuda memiliki peran yang sangat strategis bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu, kontribusi pemuda sangat diharapkan. Para pemuda harus melek politik, tentu saja politik dalam makna yang sesungguhnya. Bukan politik praktis ala sistem demokrasi yang jelas bertabur noda-noda tipu daya.

Politik dalam Islam adalah siyasah yang dalam kamus Lisanul artinya mengatur. Maka secara istilah, siyasah adalah ri'ayatus su'unil ummah atau mengurusi urusan umat. Jadi politik dalam Islam bukan perkara perebutan kursi kekuasaan sebagaimana sangat nyata di sistem demokrasi, melainkan melakukan aktivitas mengurus urusan umat dengan aturan Islam.

Faktanya saat ini, banyak pemuda yang apatis terhadap kondisi negeri. Jika pun peduli, mereka masih berada dalam tataran politik praktis ala demokrasi. Sehingga tentu saja hal tersebut tidak akan mampu mewujudkan perubahan sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia diketahui bahwa sebanyak 64,7 persen anak muda menilai partai politik atau politisi di Indonesia tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat. Sedangkan sebanyak 25,7 persen anak muda menilai para politisi sudah cukup baik mendengarkan aspirasi. (Merdeka.com/21-03-2021)

Meskipun begitu, para pemuda nyatanya masih berharap pada sistem demokrasi. Mereka terjebak dalam harapan kepada rotasi pergantian pemimpin, tanpa pernah berpikir tentang pergantian sistem.

Bukankah setiap negara ingin maju dan bertumbuh? yakni terwujudnya kesejahteraan dalam seluruh aspek kehidupan, baik aspek ekonomi, sosial, politik, hukum, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Namun faktanya, dalam kubangan sistem demokrasi hari ini, hampir seluruh aspek tersebut anjlok.

Maka, adanya sebuah perubahan hakiki merupakan sesuatu yang tak bisa ditawar lagi. Bukan dengan kendaraan demokrasi, karena demokrasi sudah terbukti gagal menyelamatkan negeri ini. Kita harus beralih pada sistem alternatif, yakni sistem Islam dalam menyelesaikan segala persoalan yang terjadi di negeri ini.

Dengan demikian, yang harus menjadi fokus perhatian tak sekadar persoalan siapa yang memimpin tapi juga soal dengan apa ia memimpin. Hakikatnya sistem pemerintahan dan pemimpin yang menjalankan roda pemerintahan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Keduanya saling bertaut. Maka, tidak bisa kita hanya berfokus pada pergantian pemimpin sementara sistem yang telah nyata-nyata membawa pada kehancuran tetap dipertahankan.

Sejatinya, selama sistem yang menjadi landasannya adalah sistem demokrasi sekuler, maka perubahan yang diharapkan tentu takkan pernah menjadi nyata. Sebab akan selalu berbenturan antara kebenaran dengan kebatilan. Sebagaimana halnya minyak dengan air, takkan mungkin bisa menyatu. Sunatullah.

Demokrasi adalah produk akal manusia. Hal yang paling menonjol darinya adalah prinsip kedaulatan di tangan rakyat. Artinya rakyat berhak membuat hukum, lewat para wakilnya. Demokrasi juga memiliki empat pilar kebebasan, yakni kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan berkepemilikan, dan kebebasan berekspresi.

Sungguh konsep-konsep politik demokrasi tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Sejatinya dalam Islam, rakyat (manusia) tidak berdaulat membuat hukum. Sebab manusia adalah makhluk yang lemah dan terbatas. Hak membuat hukum hanyalah milik Allah Swt. Sebagaimana firman-Nya:

Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah.
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 49)

Maka, dalam sistem politik Islam, kedaulatan ada di tangan syara. Pemimpin (khalifah) adalah wakil umat untuk mengimplementasikan syariat Islam secara praktis dalam seluruh aspek kehidupan.

Allah Swt berfirman:
" Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (Al-Mâ`idah/5:50)

Oleh karena itu, para pemuda harus memahami bahwa sejatinya sistem demokrasi takkan mampu membawa perubahan yang hakiki. Para pemuda harus melakukan aktivitas politik yang hakiki, yakni politik Islam. Berupaya mengembalikan kehidupan Islam, menjadikan aturan Islam sebagai satu-satunya sandaran bagi segala perbuatan manusia. Dan sudah selayaknya para pemuda menentukan arah perjuangannya, agar tak tersesat di persimpangan. Ingatlah, bahwa hanya dengan penerapan syariat Islam secara kafah sajalah perubahan hakiki dapat terwujud dengan pasti.

Rasulullah Saw bersabda:
Dan selama para pemimpin umat tidak berhukum kepada kitab Allah, dan memilih apa yang diturunkan oleh Allah, niscaya kesengsaraan akan ditimpakan di tengah-tengah mereka.
(HR. Ibnu Majah)[]


Photo : Pinterest

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
KKB Kembali Berulah, di Mana Peran Negara ?
Next
Mengetuk Pintu Surga Terbaik (Awsath al-Bâb)
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram