Mari kencangkan sabuk untuk melewati fase peralihan yang penuh tekanan. Dekatkan diri dengan barisan pejuang kejayaan Islam dan berbaurlah dengan aktivitas perjuangan. Aktivitas perjuangan yang dimaksud tentu haruslah sama dengan aktivitas perjuangan yang telah dicontohkan Baginda Rasulullah Saw, karena beliau adalah teladan dalam segala urusan kita.
Oleh. Tita Dewi Rosita, S. Psi.
NarasiPost.com - Kemenangan Islam adalah Janji Allah. Sebagaimana firman-Nya:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur ayat 55)
Ayat tersebut berisi kabar gembira bagi kaum muslimin, yaitu kabar bahwa Allah akan memberikan kemenangan kepada kaum muslimin. Bahkan Allah Swt memberikan penekanan terhadap janjinya tersebut secara berulang kali. Allah mengawali ayat tersebut dengan kata wa'ada yang memiliki arti Allah telah berjanji, hal tersebut menandakan bahwa apa yang akan dijelaskan di dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang Allah pastikan akan terjadi.
Kemudian mari kita lihat kata layastakhlifannahum, layumakkinannalahum, dan kata layubaddilannahum. Sebenarnya untuk mengabarkan bahwa Allah akan membuat kaum muslimin berkuasa cukup menggunakan kata yastakhlifahum, untuk menggambarkan bahwa Allah akan meneguhkan agama kaum muslimin cukup dengan kata yumakkinalahum, sedangkan untuk mengabarkan bahwa Allah akan mengganti kondisi kaum muslimin (dari ketakutan menjadi aman) cukup dengan kata yubaddilahum. Akan tetapi Allah menambahkan dua huruf tawkid (huruf yang memberikan makna penekanan), yaitu huruf lam tawkid dan huruf nun tawkid. Hal tersebut menandakan bahwa Allah tak sekedar memberi kabar tentang kemenangan kaum muslimin, tetapi Allah memastikan dengan penekanan berulang bahwa Allah benar-benar akan membuat kaum muslimin berkuasa di atas bumi, Allah benar-benar akan meneguhkan agama-Nya, dan Allah juga benar-benar akan mengganti suasana penuh dengan ketakutan akibat kezaliman yang dialami kaum muslimin dengan suasana aman sentosa. Itulah kabar gembira dari Allah untuk kita kaum muslimin, bahkan Allah memberikan 7 kali penekanan dalam ayat berisi kabar gembira tersebut (kata wa'ada, 3 huruf lam tawkid, dan 3 huruf nun tawkid).
Maka hadirnya kembali kejayaan Islam adalah suatu keniscayaan yang tak tak bisa terelakkan. Janji Allah pasti terjadi, tidak boleh ada sedikitpun keraguan terhadapnya. Sebab yang mengingkari hanyalah mereka kaum faasikuun. Na'udzubillaahi min dzaalik.
Kemenangan Islam dan kaum muslimin itu diawali dengan hadirnya kembali institusi pemersatu kaum muslimin, yaitu daulah khilafah Islamiyyah. Dengan Khilafah, hukum Islam akan diterapkan secara sempurna, dengan khilafah dakwah Islam akan tersebar ke seluruh penjuru dunia, dengan Khilafah kaum muslimin akan kembali berjaya.
Bisyarah Rasulullaah tentang Khilafah
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang menggigit; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnyaa. Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad )
Begitulah Baginda Rasul mengabarkan bahwa akan ada lima fase dalam kehidupan. Fase pertama berawal dari masa Nabi Adam dan berakhir saat Rasulullaah Muhammad Saw wafat di tahun ke 11 hijriyyah. Fase kedua adalah 30 tahun masa kepemimpinan khulafaur rasyidin. Fase ketiga juga telah berakhir saat kekhilafahan Islam runtuh pada 3 Maret 1924. Fase keempat adalah fase yang tengah kita alami saat ini, yaitu saat kita dipimpin oleh penguasa zalim yang otoriter. Ya, saat ini kita tengah berada di fase keempat yang artinya tidak lama lagi kita akan menyambut datangnya fase kelima, yaitu fase kekhilafahan atas manhaj kenabian.
Pada fase ini kita mengalami banyak kesulitan akibat kezaliman yang semakin memuncak. Namun ketahuilah bahwa itu justru pertanda bahwa fase peralihan telah ada dipenghujungnya. Sebab saat malam semakin pekat itu pertanda mentari akan segera menjelang dan siangpun akan segera datang.
“Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa”. (QS. Yusuf ayat 110)
Fase Peralihan, Fase Perjuangan
Mengetahui kedekatan kita dengan pertolongan Allah, tentu semestinya kita semakin terpacu untuk menjadi salah satu pejuang Allah yang ikut serta dalam memperjuangkan kemenangan agama-Nya. Jangan sampai kita terlena dengan dunia atau tersibukkan dengan aktivitas-aktivitas pribadi yang memang takkan pernah ada habisnya. Jangan sampai kita menjadi golongan yang tak pantas menangis bahagia saat kemenangan itu tiba, yaitu mereka yang tak punya andil dalam terwujudnya kemenangan yang telah ada di depan mata.
Mari kencangkan sabuk untuk melewati fase peralihan yang penuh tekanan. Dekatkan diri dengan barisan pejuang kejayaan Islam dan berbaurlah dengan aktivitas perjuangan. Aktivitas perjuangan yang dimaksud tentu haruslah sama dengan aktivitas perjuangan yang telah dicontohkan Baginda Rasulullaah Saw, karena beliau adalah teladan dalam segala urusan kita. Maka perhatikan lalu praktikkanlah bagaimana Rasulullah berdakwah hingga mampu mendirikan daulah Islam di Madinah Al Munawwarah. Itulah metode perjuangan yang mesti kita lakukan. Bukan metode perjuangan yang lain, sebab yang hendak kita perjuangkan adalah khilafah 'ala min hajjin nubuwwah maka perjuangannya pun mestilah sesuai dengan manhaj Baginda Nabi Saw.
Berjuanglah dan jangan berpangku tangan, teruslah maju ke depan dan pastikan diri selalu berada di medan perjuangan. Saat letih menghampiri, ingatlah bahwa hidup kita takkan lama lagi. Ingatlah para ulama yang telah lebih dulu pergi, pastikan kita pun akan mati dalam keadaan terpuji. Mati saat berada di atas jalan perjuangan menegakkan kalimat-kalimat Ilahi. Jika lelah menyapa, ingatlah bahwa kita merindukan surga. Surga yang telah Allah janjikan pada hamba yang diridhaiNya, surga yang telah Allah janjikan keindahan dan kenikmatanya. Surga yang di dalamnya kita bisa beristirahat selamanya sambil menikmati segala karunia dari-Nya.
Wallaahu a’lam bish shawwab.
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]