Predikat sebagai juara kecanduan HP tentu sangat memalukan bagi kita. Apalagi konten yang diakses sebagian besar adalah konten negatif.
Oleh. Eni Hartuti
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Survei menunjukkan bahwa warga Indonesia memiliki tingkat kecanduan paling parah di dunia dalam bermain handphone (HP), yaitu 6,05 jam setiap hari pada tahun 2023. Hal tersebut diketahui berdasarkan State of Mobile 2024 yang dirilis oleh Data.ai. (CNBC Indonesia, 3-2-2024)
Sungguh miris! Predikat sebagai juara kecanduan HP tentu sangat memalukan bagi kita. Apalagi konten yang diakses sebagian besar adalah konten negatif, padahal sebagian besar penduduk di negeri ini adalah muslim. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan aturan yang ada dalam agama Islam.
Konten di HP Membuat Kecanduan
Islam adalah agama yang sempurna. Islam sangat memperhatikan berbagai kebutuhan manusia, baik primer, sekunder, maupun tersier. HP kini sudah menjadi bagian yang hampir tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Saat ini, HP meskipun bukan termasuk kebutuhan primer, tetapi keberadaannya sangat penting. Pasalnya, HP kini bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi berbagai aplikasi yang terdapat di dalam HP terkait dengan hampir semua kebutuhan manusia.
Masyarakat kini sudah dimanjakan dengan berbagai kemudahan sebagai akibat dari kemajuan teknologi yang begitu pesat pada HP. Namun, sungguh sangat disayangkan, kemudahan yang diberikan melalui HP lebih banyak untuk sesuatu yang nirfaedah. Saat ini, HP bagaikan pisau berkata dua yang sangat berbahaya apabila salah dalam penggunaannya.
https://narasipost.com/challenge-kaleidoskop-2021/03/2022/gara-gara-hp/
Pada faktanya, akibat HP, kini masyarakat makin disibukkan dengan perbuatan yang sia-sia, bahkan terkadang sampai melanggar aturan agama. Bahkan, hal ini makin diperparah dengan adanya berbagai konten dari media sosial tanpa sensor dan membuat kecanduan pengguna HP. Mereka hanya memikirkan kenikmatan duniawi yang semu belaka. Alhasil, terbentuklah generasi penerus yang jauh dari kebangkitan.
Akar Masalah Kecanduan HP
Fenomena kecanduan HP terjadi karena masyarakat saat ini berada dalam pusaran sistem sekuler kapitalisme yang sudah begitu mendarah daging. Sistem ini telah membuat generasi jauh dari Islam dan menjadikan materi sebagai standar kebahagiaan tanpa peduli halal/haram. Agama pun kini bukan lagi menjadi standar dalam kehidupan. Hal ini menunjukkan rendahnya taraf berpikir masyarakat Indonesia.
Sistem saat ini telah terbukti membawa kerusakan pada masyarakat dan menghancurkan tatanan kehidupan manusia. Sistem pun telah menjadikan negara abai terhadap tugas dan kewajibannya untuk mengurusi rakyatnya. Penguasa seakan lupa akan adanya pengadilan akhirat. Inilah buah dari gempuran pemikiran asing akibat sistem sekuler kapitalisme yang masih bercokol di negeri ini.
Tanggung Jawab Pemimpin
Fenomena kecanduan HP bukan semata urusan individu, tetapi juga merupakan tanggung jawab negara. Seorang pemimpin negara akan dimintai pertanggungjawaban atas amanah yang ada di pundaknya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw., "Imam (Khalifah) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya."(HR Al-Bukhari).
Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita mempunyai prinsip bahwa tujuan hidup di dunia adalah dalam rangka meraih rida Allah Swt. Pemahaman akan prinsip ini selanjutnya akan menjadi kontrol dalam menjalani kehidupan di dunia. Dengan demikian, seorang muslim akan berhati-hati dalam bertingkah laku agar tidak melanggar batasan-batasan syariat-Nya.
Indonesia dengan penduduk mayoritas beragama Islam sudah seharusnya menjadikan syariat Islam sebagai asas dalam berpikir dan bertingkah laku. Hal ini sebagai konsekuensi atas akidah Islam yang diyakini.
Hal ini sebagaimana firman Allah Swt., "Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik." (QS Al-Maidah : 47).
Perubahan Fundamental
Untuk menyelesaikan masalah kecanduan HP harus ada perubahan yang fundamental, yaitu perubahan sistem. Dengan sistem Islam dalam tatanan Daulah Khilafah Islamiah sajalah rakyat akan sejahtera dan selamat dunia akhirat. Hanya dalam sistem Islam, negara akan me-riayah (mengurusi) rakyatnya agar fokus pada kebangkitan.
Keberadaan Khilafah saat ini merupakan hal yang harus diperjuangkan oleh umat Islam. Sistem Islam telah terbukti mampu memberikan solusi atas berbagai persoalan yang ada dengan penerapan aturan Allah secara keseluruhan (kaffah).
Begitu pula halnya dengan berbagai konten yang ada di HP. Agar tidak terjadi fenomena kecanduan HP, negara dengan seperangkat kekuasaan yang ada akan mengatur agar konten-konten yang sesuai dengan hukum syarak saja yang bisa diakses oleh masyarakat. Tidak akan ada lagi konten-konten nirfaedah yang dengan dalih ekonomi masuk dalam aplikasi. Dengan demikian, tercipta generasi yang maju dan selamat dunia dan akhirat.
Wallahua'lam bishawab. []
Mesti bijak dalam menggunakannya, agar tak salah memanfaatkannya dan tidak menimbulkan dosa
Barakallahfiik Mba Eni.. Gawai alias di hantu gepeng memang kalau tidak bisa dikendalikan, maka ia yg akan mengendalikan kita.. sebegitu menyeramkan HP apalagi ditambah quota.. hehe
Kecanduan HP dengan konten yg diakses banyakan yg negatif. Memalukan sekali...
Barakallah Mbak Eni. Bener Mbak HP sudah masuk dalam kebutuhan manusia saat ini. Hanya begitu saat kita salah menggunakannya maka akan melalaikan kita sebagai seorang muslim. Semoga kita bisa memanfaatkan hp dengan sebaik-baiknya, dan tidak membuat kita meninggalkan kewajiban kita sebagai seorang muslim.
Zaman now, semua kalangan bisa pegang HP termasuk anak-anak. Jadi yang kecanduan pun berasal dari banyak kalangan. Seharusnya orang tua juga bijak agar HP gak sembarangan diberikan ke anak-anak.
Benar, Mbak. Memalukan memang. Keberadaan gawang yang seharusnya menjadi sumber informasi dan komunikasi justru menjadi alat yang melelahkan dengan tayangan ataupun aplikasi game bahkan judol. Pemanfaatan gawat memang tidak dikawal dengan baik oleh negara. Gawat tumpah ruah tanpa ada kebijakan edukasi tentang penggunaannya.
Barokallahu fiik, Mbak
Benar. Warga lebih banyak jadi obyek daripada jadi pelaku. Ditambah minim literasi hingga mudah termakan hoax. Indonesia akan selalu dilihat sebagai pangsa pasar dalam sistem kapitalis