Seorang muslim wajib menelaah kesesuaian investasi saham dengan syariat Islam agar terhindar dari hal yang diharamkan Allah.
Oleh. Arum Indah S.E.
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Investasi saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang paling banyak diminati oleh para investor karena mampu memberikan keuntungan yang sangat menarik. Selain saham, ada instrumen keuangan lain yang bisa dijadikan pilihan berinvestasi di IDX (Indonesia Stock Exchange) atau lebih dikenal dengan sebutan Bursa Efek Indonesia (BEI).
BEI sendiri adalah pasar modal legal yang mempertemukan antara penjual dan pembeli efek. Beberapa efek yang terdapat di BEI di antaranya adalah saham, obligasi, reksa dana, DIRE (Dana Investasi Real Estate), ETF (Exchange Traded Fund), dan EBA (Efek Beragun Aset). Investasi saham masih menjadi primadona di bursa ini.
BEI dengan mengusung jargon, "Bangga Menjadi Investor Saham, Jalan Menuju Kemandirian Finansial", terus mendorong masyarakat untuk berinvestasi. Langkah ini diperkuat dengan pembukaan SPM (Sekolah Pasar Modal) yang ditujukan untuk siapa saja yang ingin belajar dan mengenal investasi saham dari nol.
Investasi Saham, Untung Besar
Sejalan dengan itu, investor saham kawakan Lo Kheng Hong mengatakan bahwa satu-satunya jalan untuk memperoleh keuntungan besar adalah dengan investasi saham. Menurut Kheng, seorang investor saham tetap akan memperoleh keuntungan dalam jumlah besar walaupun ia hanya tidur di rumah. Kheng memulai karier dengan membeli saham PT United Tractors Tbk (UNTR). Kemudian berlanjut membeli saham PT Indah Pulp & Paper Tbk (INKP) dan ia berhasil memperoleh keuntungan dari 35 miliar menjadi 350 miliar hanya dalam jangka waktu 1,5 tahun. Kepiawaian Kheng dalam berinvestasi saham telah mengantarkannya kepada keuntungan yang sangat besar. Ia bahkan mendapat julukan "Dewa Saham Republik Indonesia".
Kheng sangat tidak setuju dengan kegemaran masyarakat Indonesia yang gemar menyimpan uang di bank karena akan membuat para investor jatuh miskin. "Menyimpan uang di bank sebetulnya membuat kita miskin secara perlahan-lahan karena nilai uang kita makin turun," kata Lo Kheng Hong saat menjadi pembicara di acara Capital Market Summit & Ekspo (CMSE). Menurut Kheng, menabung bukanlah pilihan terbaik. Suku bunga tabungan yang relatif rendah tidak akan memberikan keuntungan besar dalam jangka panjang. Masih dengan alasan yang sama, Kheng juga tidak mau membeli obligasi atau surat utang dalam mengembangkan harta kekayaannya. (CNBC.com, 28/1/2024)
Pencapaian Kheng dalam investasi saham tentu sangat menarik perhatian, apalagi di tengah kondisi impitan ekonomi seperti saat ini. Kegiatan yang menjanjikan banyak keuntungan menjadi incaran hampir di seluruh lapisan masyarakat. Investasi saham pun seolah hadir sebagai instrumen keuangan paling menjanjikan. Perkataan Kheng seolah memiliki kekuatan magis, yang mampu menghipnotis orang untuk tertarik melakukan investasi saham.
Dalam sistem ekonomi kapitalisme, keberadaan pasar modal memiliki pengaruh erat pada kondisi perekonomian negara. Pertama, sebagai sarana pendanaan usaha bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat atau investor. Kedua, sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi ke instrumen keuangan dalam bentuk saham, obligasi, dan lain sebagainya.
Tentang Investasi Saham
Saham merupakan kertas berharga yang mencerminkan harga perseroan pada suatu kurun waktu tertentu dan tidak mencerminkan modal perseroan saat pendiriannya. Saham secara bebas dipasarkan di pasar modal dan dapat dibeli oleh siapa saja yang berminat, yang kemudian kita kenal ini dengan istilah investor.
Satu perseroan bisa jadi memiliki beberapa investor yang tidak saling mengenal satu sama lain. Kepemilikan saham seseorang mencerminkan kepemilikannya terhadap perseroan berdasarkan besaran persentase saham. Makin besar nilai saham yang ia punya, makin besar pula porsi kepemilikannya terhadap perseroan tersebut.
Nilai per lembar saham senantiasa berubah-ubah dan tidak tetap, tergantung laba atau rugi perseroan. Makin baik performa perseroan, akan makin tinggi pula nilai sahamnya. Biasanya saham dijual dalam bentuk lot, satu lot terdiri dari 100 lembar saham. Investor pun harus jeli melihat peluang di BEI kapan ia harus membeli atau menjual saham yang dimiliki agar memaksimalkan keuntungan.
Tentang Menabung
Sedangkan menabung adalah sebuah kegiatan menyisihkan sebagian pendapatan secara berkala untuk keperluan pada masa mendatang. Menabung biasa dilakukan di bank dan akan memperoleh bunga pada satu periode tertentu. Besaran suku bunga bank merupakan kebijakan moneter yang ditetapkan oleh pemerintah.
Selain bunga, pihak bank juga sering melakukan promosi hadiah spektakuler guna menjaring para nasabah, seperti mobil, motor, dan benda-benda lain. Langkah ini dilakukan untuk memperbesar pemasukan pihak bank. Tujuan bank dalam sistem ekonomi kapitalisme adalah menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat.
Bank akan menghimpun dana lewat tabungan, deposito, simpanan berjangka, dan lain sebagainya. Kemudian bank akan menyalurkan dana ke masyarakat melalui kredit. Dana yang terhimpun dan disalurkan bank ini diklaim sebagai kontribusi untuk membangun perekonomian negara.
Jika ditilik dari sudut pandang ekonomi kapitalisme, seolah-olah benar bahwa saham merupakan instrumen keuangan terbaik dibandingkan instrumen keuangan lainnya. Hal ini karena keuntungan investasi saham jauh lebih besar dibandingkan dengan menabung di bank.
Akan tetapi, sebagai seorang muslim, kita wajib untuk menelaah terlebih dahulu kesesuaian investasi saham dan tabungan dengan hukum syariat Islam, agar kita tak sekadar ikut-ikutan. Yang paling utama adalah agar kita terhindar dari hal yang diharamkan Allah.
Saham dan Tabungan dalam Pandangan Islam
Syekh Taqiyyudin An-Nabhani dalam kitab An-Nidham al-Iqtishadi fi al-Islam (Sistem Ekonomi Islam) mengatakan bahwa kedudukan saham atau surat berharga dalam Islam harus dilihat terlebih dahulu. Apakah sekuritas tersebut mengandung alat pembayaran berupa harta halal, seperti uang kertas yang mempunyai jaminan berupa emas dan perak atau lainnya, yang setara nilainya, maka hukum memperjualbelikannya halal. Sebab, harta yang dikandungnya halal.
Namun, apabila sekuritasnya mengandung alat pembayaran berupa harta yang haram, seperti sekuritas utang yang dibungakan dengan sistem riba, saham-saham bank, atau yang sejenisnya, maka hukum memperjualbelikannya haram. Hal ini karena harta yang dikandungnya haram.
https://narasipost.com/opini/07/2022/inflasi-melanda-kapitalisme-gagal-secara-nyata/
Saham dalam perseroan kapitalisme adalah sekuritas yang memuat alat pembayaran. Kemudian bercampurlah antara modal yang halal dan bunga yang haram dalam sebuah transaksi dan muamalah yang batil tanpa bisa dipilah-pilah lagi antara modal murni dan bunganya. Setiap sekuritas saham dengan nilai deviden tertentu dari aset perseroan adalah batil dan termasuk harta yang haram. Oleh karena itu, investasi saham dalam perseroan kapitalisme memuat alat pembayaran harta haram. Kertas-kertas berharga yang berbentuk saham adalah harta haram yang tidak boleh diperjualbelikan atau digunakan dalam transaksi apa pun.
Tak jauh berbeda dengan saham. Hukum menabung di bank adalah haram. Pasalnya, sistem bunga ribawi yang menjadi nyawa bank diharamkan langsung oleh Allah Swt. Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 275,
وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ
Artinya : "Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba"
Besar atau kecil riba yang ditetapkan, hukumnya tetaplah haram. Seorang muslim haram melibatkan dirinya dalam aktivitas ribawi, apa pun bentuknya.
Khatimah
Ekonomi kapitalisme menjadikan materi sebagai satu-satunya landasan melakukan perbuatan. Tak heran jika kapitalisme selalu saja menabrak rambu-rambu syariat Islam. Bagi mereka, cuan di atas segalanya.
Investasi saham dan menabung di bank, keduanya bukan pilihan bagi seorang muslim, melainkan dua hal yang harus ditinggalkan dan dijauhi karena berhubungan erat dengan riba. Keduanya juga bukan merupakan instrumen keuangan terbaik dalam sistem ekonomi Islam.
Islam membolehkan individu masyarakat untuk mengembangkan harta kekayaannya dengan jalan yang dibenarkan syariat, salah satunya dengan kerjasama usaha atau dikenal dengan istilah syirkah. Daulah Islam wajib menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif guna mempermudah kegiatan ekonomi dan menjauhkan masyarakat dari riba.
Sedangkan lembaga keuangan dalam sistem ekonomi Islam satu-satunya adalah baitulmal. Baitulmal akan menampung dan menyalurkan harta yang menjadi hak kaum muslim. Misalnya hasil penerimaan tetap negara, hasil pemasukan dari kepemilikan umum, harta yang tidak memiliki ahli waris, dan sejenisnya. Harta-harta ini akan disalurkan kepada kaum muslim sesuai hak dan kebutuhan mereka.
Demikianlah kesempurnaam sistem ekonomi Islam dalam mengatur kehidupan berekonomi. Sistem ini tentu hanya akan terwujud di bawah payung Khilafah Islam.
Wallahua'lam bishawab. []
Inilah fakta ekonomi kapitalis yang hanya memikirkan untung semata. Menjalani hidup mesti harus memahami agama agar tak salah langkah
Inilah bentuk ekonomi kapitalisme, menghalalkan segala cara
Perdagangan saham merupakan perkembangan berikutnya setelah keberadaan bank. Keuntungan riba masih belum cukup memuaskan sehingga permainan saham jadi alternatif lain untuk memperoleh keuntungan lebih cepat dan berlipat. Begitulah karakter kapitalis, tak pernah puas dalam materi. Dikejar terus sampai mati.
Astaghfirullah, sekuriti saham.kapitalisme ini yang menjamu saat ini. Naudzubillah
Barokallahu fiik, Mbak
Jual beli saham layaknya main judi ya. Bisa kaya secepat kilat, tetapi bisa juga melarat tiba-tiba.
Betapa Islam sangat sempurna ya mengatur segala sesuatu.
Saham dalam kapitalisme iyu kelihatan manis banget, tapi aslinya pahit dan menjerumuskan.
Pasar fiktif yang tidak berkontribusi apapun terhadap ekonomi rakyat
Pasar fiktif, tidak berkontribusi apapun terhadap ekonomi rakyat, yg menikmati hanya segelintir orang, tapi anehnya justru dipelihara oleh negara
Jual beli saham layaknya main judi. Gambling. Hal apapun bisa membuat saham sebuah perusahaan nilainya jadi turun. Tapi sistem ekonomi kapitalisme membuat seakan-akan saham bisa menjamin keuangan masa depan
Baarakallah, naskahnya keren mbak
Dalam sistem kapitalisme, saham memang bisa bikin kaya mendadak tapi juga bisa bikin miskin mendadak. Sebagai muslim tentu yang harus dijadikan pedoman adalah syariat Islam bukan keuntungan semata. Barakallahu fiik untuk penulis.