Rupiah Melemah, Indonesia Kalah

Rupiah Melemah, Indonesia Kalah

”Oleh karenanya, rupiah mudah mengalami krisis. Begitu juga jika mata uang negara lain mengalami krisis, rupiah juga akan tertular krisis tersebut. Ini menunjukkan kekalahan Indonesia dalam perekonomian global, karena selalu didikte asing melalui mata uang.”

Oleh. Ragil Rahayu, S.E.
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Nilai tukar rupiah tengah melemah. Pada Rabu, 22-2-2023, nilai tukar rupiah berada pada level Rp15.210 per dolar Amerika Serikat. Rupiah melemah 20 poin atau 0,14 persen dari perdagangan sebelumnya. Para pengamat memperkirakan pelemahan rupiah ini disebabkan kenaikan imbal hasil obligasi AS. Selain itu, investor juga tengah menunggu hasil pertemuan The Fed pada Rabu malam (CNN Indonesia, 22-2-2023).

Saat ini dolar naik terhadap mayoritas mata uang utama dunia seperti euro, poundsterling, yen, dan yuan. Hal ini menunjukkan adanya pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Survei terbaru menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi AS pada Februari ini mencapai level tertinggi dalam delapan bulan terakhir.

Rupiah Melemah Sepanjang 2023

Melemahnya nilai tukar rupiah pada Februari ini sesuai dengan prediksi para ekonom. Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 2023 akan berada pada kisaran Rp16.000. Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 2023 akan berada pada kisaran Rp15.800-Rp16.100.

Prediksi ini berbeda jauh dengan asumsi APBN pemerintah, yaitu Rp14.800/US$. Hal-hal yang diduga menyebabkan pelemahan rupiah pada tahun ini adalah kenaikan suku bunga AS, perlambatan ekspor Indonesia sehingga cadangan devisa turun, juga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berujung peningkatan impor dan permintaan terhadap dolar AS. Semua faktor tersebut menyebabkan kurs rupiah terdepresiasi.

Rupiah Terombang-ambing

Jika kita mengikuti pergerakan nilai tukar rupiah dari waktu ke waktu, tampak bahwa rupiah terombang-ambing, naik dan turun secara terus-menerus. Setiap kebijakan internal maupun eksternal akan sangat memengaruhi rupiah. Tidak hanya kebijakan Indonesia seperti ekspor impor, tetapi juga kebijakan Amerika Serikat sebagai pemilik mata uang dolar yang dijadikan standar global.

Kondisi ini tidak lepas dari posisi rupiah yang merupakan mata uang kertas (fiat money) sehingga nilai intrinsiknya nyaris nol. Karena tidak punya nilai intrinsik, nilai rupiah terhadap barang didasarkan kepercayaan pada pihak yang mengeluarkan saja, yaitu Bank Indonesia. Rakyat dipaksa percaya bahwa nilai selembar kertas rupiah bertuliskan nominal tertentu adalah sebesar tulisan tersebut.

Oleh karenanya, rupiah (dan semua mata uang kertas lainnya) mudah mengalami krisis. Misalnya ketika terjadi aksi borong dolar AS, rupiah akan bergolak dan nilainya terjun bebas. Begitu juga jika mata uang negara lain mengalami krisis, rupiah juga akan tertular krisis tersebut. Ini menunjukkan kekalahan Indonesia dalam perekonomian global, karena selalu didikte asing melalui mata uang.

Penyebab Krisis

Kita tentu masih ingat krisis moneter pada tahun 1997/1998. Saat itu mata uang Thailand mengalami krisis. Dalam waktu singkat, krisis tersebut menjalar ke mata uang di seluruh Asia. Krisis moneter saat itu berdampak besar memukul seluruh sendi perekonomian Indonesia.

Saat itu kurs dolar AS membumbung tinggi, dari Rp2.500 per dolar menjadi hampir Rp20.000 per dolar. Akibatnya, semua barang harganya membumbung tinggi. Rakyat yang butuh uang untuk belanja segera mengambil dari bank. Karena terjadi penarikan uang besar-besaran, bank tidak siap, banyak bank yang kehabisan dana. Hal ini memicu kepanikan di masyarakat.

Kondisi ini berdampak pada krisis sosial, saat itu terjadi penjarahan terhadap toko-toko dan pusat perbelanjaan. Terjadi kerusuhan. Rakyat dan mahasiswa pun turun ke jalan menuntut agar rupiah kembali stabil. Hal ini berujung pelengseran Presiden Soeharto.

Namun, rupiah tetap saja terombang-ambing. Hingga hari ini kurs rupiah terhadap dolar tetap saja lemah. Rupiah tidak pernah kembali ke kurs sebelum krisis moneter. Kini, rupiah berada di level Rp15.000-an. Sangat jauh dari kurs sebelum krisis tahun 1997/1998.

Kondisi rupiah yang demikian terombang-ambing ini penyebabnya adalah penerapan mata uang kertas (fiat money) di dunia. Karena mata uang kertas tidak punya nilai intrinsik sama sekali sehingga setiap tekanan ekonomi akan bisa melambungkan atau menjatuhkan nilainya.

Dinar Dirham

Hal ini berbeda dengan sistem mata uang logam, yaitu sistem mata uang emas perak (dinar dan dirham). Emas dan perak merupakan logam mulia, setiap wilayah di dunia mengakui bahwa emas dan perak adalah berharga. Dulu, sebelum adanya mata uang kertas, semua negara di dunia bertransaksi internasional dengan mata uang emas dan perak.

Dunia beralih dari mata uang emas perak ke mata uang kertas akibat dominasi Amerika Serikat sebagai negara adidaya. Dulunya masyarakat menggunakan uang kertas, tetapi distandarkan ke emas. Namun, pada 15 Agustus 1976 Amerika Serikat menghapuskan sistem Bretton Woods sehingga uang kertas yang beredar di dunia tidak lagi di- back-up emas. Inilah yang disebut floating exchange rate atau sistem mengambang bebas.

Sejak saat itu mata uang dunia tidak di- backup emas sama sekali, akibatnya nilai kurs bisa naik turun setiap harinya, tanpa kendali sama sekali. Jahatnya, dolar Amerika Serikat yang dijadikan sebagai mata uang internasional untuk cadangan devisa negara-negara di dunia. Dengan demikian, dolar menjadi standar mata uang dunia. Hal ini menunjukkan dominasi AS atas mata uang dunia.

Akibat dari sistem fiat money ini adalah munculnya krisis demi krisis karena mata uang yang terus bergejolak, tidak pernah stabil. Oleh karenanya, solusi yang efektif terhadap hal ini adalah penerapan mata uang logam dinar dirham yang stabil dan tidak fluktuatif.

Dinar Dirham Wajib dan Unggul

Dasar penerapan dinar dirham bukan hanya karena keunggulannya, tetapi karena Allah Swt. memang memerintahkannya. Syekh Taqiyuddin An-Nabhani di dalam kitab An-Nizham Al-Iqtishad fi Al-Islam menyatakan bahwa Islam menetapkan bahwa mata uang yang wajib digunakan negara (Khilafah Islamiah) adalah mata uang emas dan perak.

Sabda Baginda Rasulullah saw.,

ﻳَﺄِﰐْعَلَى النَاسِ زَمَانﻻَيَنْفَعُ فِيْهِ اِﻻَالدِيْنَارُ وَالدِرهَمُ

"Akan datang suatu masa pada umat manusia, pada masa itu tidak ada yang bermanfaat kecuali dinar (emas) dan dirham (perak)." (HR. Ahmad).

Dengan demikian negara Khilafah wajib mencetak mata uang berupa dinar dan dirham syar’i. Negara tidak boleh mencetak mata uang lainnya. Akan tetapi, negara boleh mencetak mata uang kertas atau logam lain, tetapi harus dijamin oleh emas dan perak.

Patut diingat, penerapan dinar dirham tidak bisa efektif jika hanya dilakukan individu dan komunitas, melainkan harus diterapkan oleh negara. Negara itu pun harus negara yang kuat karena harus melawan dominasi lembaga ekonomi dunia seperti Bank Dunia, IMF, dan WTO. Walhasil, hanya Khilafah yang bisa mewujudkan solusi mata uang dinar dirham. Jadi tunggu apa lagi, mari berdakwah untuk mewujudkan sistem Khilafah yang solutif dan diridai Allah ini. Wallahualam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Ragil Rahayu (Tim Penulis Inti NarasiPost.Com )
Ragil Rahayu S.E Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Wagner Group Brutal Mustahil Ada dalam Metode Jihad
Next
Rumah Kaca Ryonpho, Solusi Krisis Korea Utara?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram