Mengapa Ibu-Ibu Mengikuti Pengajian?

Mengapa Ibu-Ibu Mengikuti Pengajian?

"Siapa saja yang menempuh salah satu jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

Oleh. Mariyah Zawawi
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Mengapa ibu-ibu sering mengikuti pengajian? Sebuah pertanyaan yang sederhana, tetapi cukup menggelitik. Sederhana karena semua orang tahu jawabannya. Menggelitik, karena pertanyaan ini dilontarkan oleh seorang ibu yang termasuk tokoh nasional. Terlebih, pertanyaan ini dibarengi dengan adanya kekhawatiran dari si ibu kalau para ibu akan menelantarkan anak-anak mereka gara-gara ikut pengajian.

Tentu saja, ini kekhawatiran yang sangat berlebihan dan tidak berdasar. Pasalnya, belum pernah ada penelitian yang mengungkapkan tentang hal ini. Sebab, waktu yang digunakan oleh para ibu untuk mengikuti pengajian biasanya hanya sekitar dua jam. Itu pun tidak setiap hari. Rata-rata hanya satu minggu sekali.

Di samping itu, sebelum berangkat ke pengajian, mereka sudah menyelesaikan berbagai urusan di rumah. Mulai dari membersihkan rumah, memasak, mencuci, dan sebagainya. Saat mereka keluar, rumah sudah rapi, makanan pun sudah siap disantap. Maka, keluarga yang ditinggalkan, terutama anak-anak masih terurus dengan baik. Jika anaknya masih balita, biasanya juga diajak mengikuti pengajian. Karena itu, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan jika para ibu suka menghadiri pengajian.

Manfaat Mengikuti Pengajian

Kebiasaan para ibu untuk mengikuti pengajian harus didukung. Mengapa? Sebab, mengikuti pengajian akan memberikan banyak manfaat bagi para ibu. Pertama, mereka akan mendapatkan pahala dari Allah Swt. dan diampuni dosa-dosanya. Pahala itu diberikan oleh Allah Swt. karena mereka telah menjalankan salah satu kewajiban sebagai seorang muslim. Dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Rasulullah saw. memerintahkan kepada setiap muslim untuk menuntut ilmu.

"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim."

Yang dimaksud muslim di sini, bukan hanya laki-laki, tetapi juga perempuan. Karena itu, para ibu yang berjenis kelamin perempuan ini juga berkewajiban untuk menuntut ilmu.

Kedua, mereka akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Ilmu itu mereka butuhkan dalam menjalankan kewajiban. Baik sebagai hamba Allah Swt., sebagai istri, ibu, anak, atau tetangga. Ilmu itu juga bermanfaat ketika mereka bermuamalah dengan orang lain saat berjual beli, sewa-menyewa, utang-piutang, dan sebagainya.

Jadi, ilmu itu membuat mereka memahami bagaimana berhubungan dengan Allah Swt. dan dengan sesama manusia. Mereka paham, bagaimana menjadi hamba yang baik. Dengan demikian, mereka akan menjadi hamba yang dicintai dan diridai Tuhannya.

Pada saat yang bersamaan, mereka memahami cara berinteraksi dengan manusia lainnya. Misalnya, bersikap empati terhadap kesulitan yang dihadapi oleh orang lain dan tidak menyampaikan komentar yang menyinggung perasaan orang lain. Demikian pula, tidak menghina atau merendahkan profesi maupun fisik seseorang.

Karena itulah, Islam menganjurkan agar seorang muslim itu diam jika tidak mampu berkata baik. Bahkan, hal ini dianggap sebagai bukti keimanan seseorang. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari, Rasulullah saw. bersabda,

"Dan siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya berkata baik atau diam."

Ketiga, Allah Swt. akan meninggikan derajat mereka. Dalam surah Al-Maidah [5]: 11, Allah Swt. menyatakan bahwa Dia akan mengangkat derajat orang yang berilmu beberapa derajat lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak berilmu.

يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات والله بما تعملون خبير

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan."

Hal ini juga diperkuat dengan sebuah hadis riwayat Imam At-Tirmizi meriwayatkan sebuah hadis yang berbunyi,

"Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah dari kalian."

Di samping itu, mereka akan dimintakan ampunan kepada Allah Swt. Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadis dari jalur Abu Darda' yang mengatakan,

"Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Sesungguhnya orang yang berilmu akan dimintakan ampunan oleh makhluk yang ada di langit dan bumi, hingga ikan hiu di dasar laut."

Tentu hal ini merupakan keuntungan yang luar biasa. Sebab, sebagai manusia biasa, tentu kita banyak berbuat dosa. Sedangkan amalan yang kita lakukan, belum tentu diterima dan diberi pahala. Nah, jika kita mendapat ampunan dari Allah Swt., tentu akan mencegah berkurangnya timbangan amal kita akibat dosa-dosa yang kita lakukan.

Yang lebih menggembirakan lagi adalah, menuntut ilmu merupakan salah satu yang memudahkan kita meraih surga-Nya. Siapa saja yang mengaku muslim dan beriman kepada Allah Swt., tentu sangat berharap kelak menjadi salah satu penghuni surga. Karena itulah, mereka berbondong-bondong menghadiri majelis ilmu agar dimudahkan dalam meraih harapan itu. Rasulullah saw. bersabda dalam hadis riwayat Imam Muslim,

"Siapa saja yang menempuh salah satu jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga."

Inilah berbagai manfaat mengikuti pengajian yang akan diperoleh para ibu.

Pengajian pada Masa Rasulullah saw.

Pada masa Rasulullah saw., para ibu juga mengikuti pengajian. Bahkan, mereka berguru langsung kepada Baginda Rasulullah saw. Mereka pun mendapatkan waktu khusus untuk mempelajari Islam.

Dari sanalah muncul sosok-sosok berilmu tinggi dari kalangan sahabiyah. Misalnya, Aisyah r.a. yang memiliki keahlian dalam bidang fikih, kedokteran, dan syair. Ia juga meriwayatkan 2.210 hadis. Hal itu menempatkannya sebagai perawi hadis terbanyak keempat setelah Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan Anas bin Malik.

Demikian pula dengan Hindun binti Abi Umayyah atau yang lebih dikenal dengan nama Ummu Salamah. Salah satu istri Rasulullah saw. ini juga banyak meriwayatkan hadis. Masih banyak lagi sahabiyah yang menjadi ahli ilmu pada masa Rasulullah saw.

Jadi, tradisi pengajian itu sudah ada sejak zaman dahulu. Meskipun itu tradisi lama, tetapi harus dilestarikan. Bahkan, harus digalakkan. Tujuannya, agar para ibu lebih memahami makna hidup. Dengan demikian, mereka lebih siap menghadapi kenyataan hidup di zaman sekarang yang begitu pahit dirasakan.

Para ibu yang mengikuti pengajian memang tidak akan mendapatkan gelar doktor honoris causa atau gelar mentereng lainnya. Yang sering mereka dapatkan adalah ijazah dari guru, kiai, atau ustaz yang mengisi pengajian. Ada yang berupa wirid, zikir, atau ilmu tertentu sesuai dengan kitab yang diajarkan.

Namun, dengan itulah mereka persiapkan bekal menuju kehidupan yang abadi. Sebab, mereka memahami bahwa hidup di dunia ini tidak lama. Apalagi, jika mereka sudah memasuki usia senja. Mereka gunakan kesempatan yang ada untuk segera bertobat kepada-Nya agar meraih rida-Nya.

Dengan cara ini, mereka mendapatkan ketenangan hati dan jiwa. Mereka sibuk menyiapkan diri untuk menghadapi sesuatu yang pasti terjadi, yaitu menghadap Ilahi. Wallaahu a'lam bishshawaab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Mariyah Zawawi Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Mak, Ngaji Yuk!
Next
Palestina Butuh Khilafah untuk Membungkam Kekejaman Israel
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram