Sistem Buruk, Rezim Terpuruk. Benarkah 2024 Ambruk?

"Banyak kemaksiatan yang terjadi, kezaliman dari penguasa semakin nyata akibat diterapkannya sistem kapitalis sekuler. Ini sebenarnya yang membuat negeri ini tidak membawa keberkahan. Bencana silih berganti, kelaparan juga masih dijumpai di beberapa wilayah negeri ini. Kezaliman para penguasa makin menjadi-jadi. Maka, sudah saatnya umat membutuhkan syariat Allah sebagai solusi dari berbagai krisis multisimensional di negeri ini."

Oleh. Meitya Rahma

NarasiPost.Com-Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Itulah yang terekam beberapa tahun terakhir ini. Dari penanganan pandemi yang belum tuntas, pemindahan ibu kota negara yang masih menjadi polemik. Dan tentunya masih banyak lagi. Jika dituliskan mungkin akan berlembar-lembar. Krisis multidimensional telah terjadi sejak lama. Pergantian rezim ke rezim pun tak bisa hentikan krisis multidimensional ini. Maka, menarik apa yang disampaikan ekonom senior Universitas Indonesia, Faisal Basri, yang menyoroti adanya konflik kepentingan di pemerintahan saat ini. Faisal Basri mengingatkan bahwa konflik kepentingan yang berbahaya adalah kala pejabat negara ikut berbisnis. Kolaborasi antara negara dan pengusaha terlihat dalam kepengurusan Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia teranyar. Menurutnya, konflik kepentingan ini sudah kritis. (TEMPO.CO,30/1/22)

Adanya oligarki yang merupakan koalisi jahat. Mereka nantinya akan saling buka-bukaan. Saling membuka borok satu sama lain ke KPK ketika pembagian hasil tidak merata. Faisal memprediksi tidak sampai 2024, secara moral pemerintahan ini sudah ambruk. Mayoritas elite-nya sudah tidak bisa ditutup-tutupi lagi, melakukan skandal-skandal yang semakin besar. Pada akhirnya rakyat akan tahu skandal atau persoalan-persoalan yang ada. Karena itu, Faisal berharap masyarakat tahu persoalan itu. Agar perlawanan rakyat betul-betul terwujud. "Jangan sampai negara jadi raksasa lalim karena konflik kepentingan state dan korporasi. (TEMPO.CO,30/1/22)

Tak berlebihan jika Faisal memprediksi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin akan ambruk secara moral sebelum 2024. Namun, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Faldo Maldini, mengklaim bahwa negara selama ini tak pernah menutup mata soal skandal para elite di negeri ini. Baginya, saat ini pemerintah masih berada di jalan yang baik meski dalam kondisi berat. (CNN.CO,30/1/22)

Biasanya orang dalam lingkaran oligarki menganggap bahwa kondisi pemerintahan masih baik-baik saja. Walaupun Faldo sebagai stafsus Mensesneg menambahi, "Meskipun dalam kondisi berat". Ini sudah memberi sinyal bahwa kondisinya memang sudah hancur sebenarnya. Ekonom seperti Faisal Basri memiliki analisis yang bisa merangkum data-data tentang kondisi ekonomi dari tahun ke tahun. Maka, dari data-data yang ia miliki tersebut bisa ditarik analisis tentang kondisi rezim saat ini dan memprediksi nasib rezim nanti.

Sebagai masyarakat awam, kita juga akan melihat bahwa kondisi negara kita memang pada tahap "Tidak baik-baik saja". Merasakan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, melihat ulah para pejabat yang terlibat korupsi, pembangunan IKN (ibu kota negara ) yang kontroversial. Semua akan terlihat betapa rakyat ini telah berulang kali menjadi pihak yang diabaikan. Padahal mereka yang duduk di DPR/MPR adalah wakil rakyat. Wakil rakyat sudah seharusnya menjadikan rakyat fokus utama, bukan para oligarki yang diutamakan.

Semua berawal dari sistem yang dipakai di negri ini. Kapitalis sekuler yang menjadikan negeri ini kian terpuruk. Kapitalis sekuler yang menjalar di semua lini kehidupan negeri ini. Mencampakkan aturan agama (Syariat) dari kehidupan. Islam hanya dipakai sebatas ritual (ibadah) dan akhlak saja. Sedangkan aturan kehidupan tidak mengambil dari Islam. Padahal Islam merupakan seperangkat aturan kehidupan. Jika manusia taat pada aturan Allah Swt, maka Allah Swt menjamin keselamatan dan keberkahan. Tidak taatnya manusia pada aturan Allah Swt, maka keberkahan itu pun akan tercerabut. Sebagaimana firman Allah Swt:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raf: 96)

Al-Baghawi dalam kitab Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil menjelaskan keberkahan dalam ayat tersebut adalah diluaskan dan dimudahkannya berbagai macam kebaikan di seluruh penjuru negri. Syarat dan kunci utama untuk mendapatkan keberkahan tersebut adalah iman dan takwa kepada Allah Swt. Iman secara bahasa at-tashdiq atau percaya. Sementara itu, takwa dapat dimaknai, mengerjakan perintah-perintah Allah serta meninggalkan kemaksiatan dan segala larangan Allah untuk mendapatkan rahmat dan keridaan Allah Swt. Namun, ketika banyak kemaksiatan, kufur nikmat, dan kezaliman yang merajalela akan mencabut keberkahan dari suatu negeri itu sendiri. Allah telah menggambarkan di dalam Al-Qur'an dalam surat An Nahl ayat 112:

“Dan Allah telah membuat perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman, tenteram, rezekinya datang melimpah ruah dari setiap tempat, tetapi karena penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah, maka Allah merasakan bencana kelaparan dan ketakutan sebab ulah perilaku mereka sendiri." (QS an-Nahl: 112)

Membaca firman Allah ini saja sudah bisa dibayangkan negeri kita ini. Banyak kemaksiatan yang terjadi, kezaliman dari penguasa semakin nyata akibat diterapkannya sistem kapitalis sekuler. Ini sebenarnya yang membuat negeri ini tidak membawa keberkahan. Bencana silih berganti, kelaparan juga masih dijumpai di beberapa wilayah negeri ini. Kezaliman para penguasa makin menjadi-jadi. Maka, sudah saatnya umat membutuhkan syariat Allah sebagai solusi dari berbagai krisis multisimensional di negeri ini. Jika memang sebelum 2024 rezim penguasa akan ambruk, maka yang menjadi pertanyaan adalah, "Lalu yang menggantikan nanti?"

Tentunya jika menginginkan negeri ini berkah, maka tak hanya orang yang menggantikan saja yang menjadi fokus. Namun, sejatinya sistem aturanlah yang menjadi fokus utama. Aturan dari Allah Swt dalam syariat merupakan sistem yang paripurna karena bersumber dari Sang Pencipta. Tentunya tak akan menzalimi umat-Nya. Mengganti sistem sekuler dengan sistem Islam merupakan pilihan cerdas. Karena kapitalisme adalah sistem yang sudah terbukti cacat, gagal maka layak untuk diganti. Semoga sebelum 2024 akan segera tegak sistem Islam di negeri ini, yakni sistem yang bisa menyelesaikan permasalahan di negeri ini.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Meitya Rahma Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Do'a Sapu Jagat
Next
Temuan Rahim Sintetis, Gagasan Pragmatis Lahir dari Sistem Kapitalis
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram