Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud)
Oleh. Rosmita
(Aktivis Dakwah dan Member AMK)
NarasiPost.Com-Dahulu kala Islam pernah berjaya menguasai hampir dua pertiga dunia selama lebih dari 13 abad lamanya. Dimulai sejak Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah dan mendirikan Daulah Islamiyyah. Hingga berakhir saat keruntuhan khilafah Turki Utsmani tahun 1332 H.
Di masa kejayaan Islam, kaum muslimin hidup sejahtera di bawah naungan khilafah. Harta, darah, dan kehormatan mereka terjaga. Tidak ada yang berani melecehkan kaum muslimah, karena apabila itu terjadi pasti khalifah dan bala tentaranya akan datang menolongnya. Seperti kita ketahui, bagaimana heroiknya Sang Khalifah Al Mu'tasim Billah dalam membela kehormatan seorang muslimah.
Di dalam Daulah Islamiyyah, syariat Islam diterapkan secara kaffah tidak setengah-setengah. Syariat Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Baik dalam urusan beribadah, bermu'ammalah, hingga bernegara. Alhasil, kebaikan dan keberkahan dapat diraih di segala bidang. Dalam bidang pendidikan, sistem Islam berhasil melahirkan generasi-generasi cemerlang yang tidak hanya paham soal ilmu agama, tetapi juga mumpuni dalam bidang sains dan teknologi.
Dalam bidang ekonomi, sistem ekonomi Islam adalah satu-satunya sistem ekonomi yang bebas krisis. Sistem ekonomi Islam juga mampu mewujudkan kesejahteraan umat. Bahkan pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz tidak ada lagi orang yang layak menerima zakat karena sudah tercukupi segala kebutuhannya.
Dalam bidang hukum, sistem Islam berhasil menciptakan keadilan yang bisa dirasakan oleh seluruh umat. Bukan hanya umat Islam saja bahkan kaum nonmuslim yang hidup di dalam daulah pun ikut merasakannya.
Dengan diterapkannya sistem Islam secara kaffah tindak kejahatan dan kriminalitas berkurang secara signifikan. Akidah umat dan kemuliaan Islam juga terjaga. Sehingga predikat Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur benar-benar terwujud.
Berbeda dengan keadaan saat ini dimana umat Islam hidup di dalam sistem selain Islam. Kerusakan demi kerusakan meliputi setiap lini kehidupan. Penderitaan yang terus berkepanjangan dirasakan oleh umat Islam. Seratus tahun sudah umat Islam hidup tanpa khilafah. Keadaan umat menjadi lemah tiada junnah yang melindunginya. Seperti anak ayam yang kehilangan induknya, sehingga mudah dimangsa oleh para predator. Meskipun jumlah umat Islam saat ini mencapai 1,9 milyar orang, tetapi tidak memiliki kekuatan apa-apa. Bagai buih di lautan.
Rasulullah Saw. bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.”
Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?”
Beliau bersabda,
“Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.”
Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?”
Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.”
(HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud)
Kini terbukti, di berbagai wilayah umat Islam dibantai dengan keji. Seperti di Palestina, Syuriah, Afganistan, Bosnia, Myanmar, Cina, dan masih banyak lagi. Kehormatan seorang muslimah dengan mudah dikoyak. Harta kekayaan umat dirampas. Syariat Islam dilecehkan. Tiada lagi marwah yang dimiliki oleh umat Islam. Bahkan di negeri ini dimana umat Islam menjadi mayoritas, umat Islam justru dituduh dengan berbagai tuduhan keji. Seperti teroris, radikal, intoleransi, dan lain sebagainya.
Generasi muslim pun dirusak oleh serangan ghazwul fikri melalui fun, food, and fashion. Umat Islam sedikit demi sedikit dijauhkan dari ajaran Islam. Akibatnya kerusakan moral generasi tak dapat dihindari. Narkoba merajalela, seks bebas membudaya, hingga tindak kriminalitas yang semakin tinggi. Semua ini akibat tiada khalifah yang menjadi perisai bagi umat Islam.
”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud)
Lalu sampai kapan umat Islam hidup seperti ini? Tidak rindukah kita pada masa-masa kejayaan Islam? Dimana khalifah dan bala tentaranya melindungi umat dengan segenap jiwa. Sehingga darah, harta, dan kehormatan umat Islam terjaga. Tidak inginkah kita hidup sejahtera lagi penuh berkah?
Maka sudah saatnya kita berjuang menegakkan khilafah, agar syariat Islam dapat diterapkan secara kaffah. Agar umat Islam kembali memimpin dunia. Agar generasi kita bisa merasakan kembali indahnya hidup di bawah naungan daulah Khilafah Islamiyah. Wallahu a'lam bishshawwab.[]