”Terlebih, sindikat berbahaya ini biasanya mengincar negara-negara yang lemah kedaulatannya dan bermasalah dengan kemiskinan.”
Oleh. Yana Sofia
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Setelah tertangkapnya AD (17) dan MF (14), yakni dua remaja pelaku utama pembunuhan bocah 11 tahun berinisial FS di Kota Makasar, Sulawesi Selatan membuat kita bertanya-tanya, apakah sindikat jual beli organ manusia sudah masuk Indonesia? Ini perkara serius, Gaes! Kita enggak bisa bayangkan jika negara kita terancam sindikat bisnis organ manusia yang mengancam keselamatan jiwa.
Seperti yang sudah diketahui AD dan MF membunuh FS motifnya karena ingin menghasilkan uang dari menjual organ tubuh FS. Ya, walaupun akhirnya enggak jadi karena situs tempat jual beli tersebut tiba-tiba hilang. Namun di sini kita bertanya-tanya, siapa yang mengenalkan AD dan MF bisa mengakses sindikat bisnis organ manusia? Apakah sindikat yang diakses AD dan MF benar-benar nyata atau hanya situs palsu?
Sangat Mengkhawatirkan!
Palsu atau tidak, sebenarnya polisi siber wajib mencari dalangnya dari mana situs itu berasal. Lalu memblokirnya secara permanen agar tidak lagi memicu hal berbahaya sebagaimana yang terjadi di Makasar. Jangan sampai bisnis haram ini masuk ke Indonesia dan mengancam keselamatan masyarakat kita.
Terlebih, sindikat berbahaya ini biasanya mengincar negara-negara yang lemah kedaulatannya dan bermasalah dengan kemiskinan. Sebagaimana sindikat bisnis organ manusia yang ada di dunia seperti sindikat Mozambik, Kosovo, Amerika Serikat, dan Somalia. Bisnis jual-beli organ manusia yang di jalankan keempat sindikat terbesar di dunia ini biasanya menyasar negara terjajah seperti pengungsi Suriah, rakyat Lebanon, dan negara miskin lainnya. (Liputan6.com, 21/2/2018)
Tak bisa kita bayangkan jika bisnis yang menjadi musuh seluruh umat ini menyasar negara kita. Kedaulatan negara akan semakin terancam. Terlebih, mayoritas masyarakat kita dalam kondisi miskin dan kekurangan dari segi materi.
Adanya sindikat ini akan mendorong kejahatan menghilangkan nyawa semakin tinggi. Naudzubillah!
Agar kita ketahui bersama, sebagaimana bisnis pada komoditas barang lainnya, penjualan organ manusia khususnya di negara konflik biasanya dijalankan secara sukarela. Sebagaimana dikutip Bbbcnews.com (26/4/2017) seorang pria Lebanon bernama Abu Jafar mengaku sebagai calo bagi penjual dan kelompok yang memperdagangkan organ manusia. Ia yang mencari penjual dari pengungsi Suriah yang rela menjual sebagian anggota tubuhnya seperti ginjal misalnya, untuk ditukarkan dengan sejumlah uang demi bertahan hidup.
Tentu saja, dalam perkembangannya bisnis ini tak luput dari cara-cara batil. Seperti yang dilakukan Arnold pada tahun 2016 silam. Dikutip Pikiranrakyat.com, (23/2/2022) desainer asal Indonesia ini menjadikan tulang manusia sebagai bahan untuk membuat tas. Pun yang dilakukan oleh AD dan MF yang menculik korbannya demi mengambil ginjalnya, kedua tindakan ini melanggar syarak dan membahayakan eksistensi kehidupan manusia.
Solusi Islam
Seperti yang kita ketahui generasi hari ini terkungkung oleh sistem kapitalisme yang berorientasikan keuntungan materi dan mencontoh kehidupan barat yang konsumtif. Kondisi ini diperburuk dengan kemiskinan yang sistematik yang diwariskan dari generasi ke generasi, melahirkan kebodohan yang tersistem juga.
Nah, Gaes! Coba bayangkan bagaimana caranya generasi bisa bertahan hidup, memenuhi kebutuhannya, di saat mereka jauh dari prestasi dan keahlian karena mahalnya pendidikan? Mau tidak mau generasi ini akan melakukan apa saja demi meraih keuntungan. Karena ingin cepat kaya, cara instan yang penuh dengan kemudaratan pun dilakukan. Merampas harta orang lain, bahkan menghilang nyawa manusia.
Dalam Islam, nyawa manusia itu sangat berharga dan wajib dijaga keselamatannya oleh negara. Islam melarang aktivitas perdagangan manusia, baik untuk dijadikan pekerja paksa, apalagi diperdagangkan organ-organ tubuhnya. Islam akan menindak tegas pelaku pembunuhan dengan sanksi seberat-beratnya yakni hukum kisas sebagaimana firman Allah Swt. di Al-Baqarah ayat 178, "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) kisas berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan."
Hanya saja, pelaksanaan hukum kisas ini, Gaes, wajib dibarengi dengan upaya preventif berupa pembinaan akidah dan meningkatkan kesadaran iman dan takwa, serta mendorong setiap manusia untuk saling mengasihi antarsesama. Selanjutnya negara juga wajib menjamin kebutuhan rakyatnya di antaranya pemenuhan terhadap sandang, papan, pangan, kesehatan, pendidikan, bahkan keamanan. Kondisi ini akan memungkinkan bagi generasi untuk tumbuh sehat, beriman, serta bertakwa sehingga terhindar dari perbuatan yang tercela. Umat yang sejahtera akan mendorong generasinya untuk berkreasi demi meraih keridaan Allah Swt. bukan sebaliknya terlibat muamalah yang menimbulkan kemudaratan bagi seluruh umat manusia.
Khatimah
Sayangnya, saat ini kita hidup di alam sekularisme yang menafikan keberadaan agama sebagai aturan dalam kehidupan masyarakat. Sistem inilah yang melahirkan manusia bejat yang hilang sifat kasih sayang antarsesama sehingga berperilaku semena-mena. Karena itu kita butuh sistem untuk menyolusi masalah ini, Gaes! Tidak lain dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam kehidupan bernegara. Hanya Islam yang mampu menjamin keselamatan manusia, baik harta, juga nyawa. Sehingga, manusia bisa fokus beribadah kepada Rabbnya tanpa takut ada yang menzaliminya. Wallahu a'lam![]