Kebijakan BBM Premium, Kado Pahit di Masa Sulit

Masyarakat harus berjibaku sekuat tenaga agar bisa bangkit dari keterpurukan yang diakibatkan oleh adanya pandemi Covid-19. Ditambah lagi dengan naiknya harga-harga kebutuhan pokok pada momen tahun baru. Tentu dengan adanya rencana kebijakan BBM, biaya hidup masyarakat semakin membengkak.

Oleh. Atien

NarasiPost.Com-Awal tahun baru seharusnya membawa harapan baru. Membuka kehidupan baru untuk lebih baik dari tahun sebelumnya. Karena tentu saja, harapan untuk bisa hidup lebih sejahtera menjadi impian semua orang. Namun, harapan tersebut tiba-tiba hilang saat rakyat memperoleh kado pahit awal tahun. Kado tersebut berupa rencana pemeritah terkait Bahan Bakar Minyak (BBM). Rencana tersebut langsung menuai reaksi beragam di tengah masyarakat.

Salah satunya datang dari Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Muhammad Faisal.
Faisal mengatakan rencana pemerintah menghapus bahan bakar minyak (BBM) beroktan rendah jenis Premium dan Pertalite secara bertahap mulai tahun depan akan berpengaruh terhadap inflasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengaruh langsungnya akan menyasar sektor transportasi, terutama darat karena berhubungan langsung dengan konsumsi Premium dan Pertalite. Untuk pengaruh selanjutnya bisa dipastikan akan menyasar kepada sektor lainnya, termasuk harga bahan-bahan makanan.

Faisal juga menyampaikan bahwa rencana tersebut akan memberikan dampak psikologis karena BBM yang dapat dikonsumsi harganya lebih mahal. Masalah akan semakin pelik karena bukan hanya BBM yang naik, LPG, listrik dan PPN juga naik. Langkah pemerintah menghapus penggunaan BBM ini berpotensi meluas dampaknya, bukan hanya inflasi, tetapi akan berpengaruh kepada pemulihan konsumsi masyarakat pada tahun depan.
Keterangan tersebut diungkapkan Faisal.( Katadata.co.id, 28/12/2021,)

Kebijakan yang Merugikan

Untuk ke sekian kali pemerintah membuat kebijakan. Untuk ke sekian kali pula rakyat dirugikan. Meskipun baru sebuah rencana, kebijakan tersebut cukup membuat rakyat menjadi resah. Mengapa? Karena kebijakan yang diambil pemerintah berhubungan langsung dengan hajat hidup rakyat.

BBM merupakan konsumsi publik yang memiliki peran penting dalam menjalankan roda perekonomian di tengah masyarakat. Bagaimanapun seluruh sektor yang ada tidak mungkin bisa dilepaskan dari keberadaan BBM. Oleh karena itu, seluruh sektor pasti akan ikut menyesuaikan kebijakan tersebut. Imbasnya sudah bisa ditebak. Saat BBM naik karena berganti ke yang lebih mahal, maka semua barang- barang yang dikonsumsi masyarakat harganya juga naik.

Hal tersebut semakin menambah beban masyarakat dalam kondisi perekonomian yang masih belum stabil. Masyarakat harus berjibaku sekuat tenaga agar bisa bangkit dari keterpurukan yang diakibatkan oleh adanya pandemi Covid-19. Ditambah lagi dengan naiknya harga-harga kebutuhan pokok pada momen tahun baru. Tentu dengan adanya rencana kebijakan BBM, biaya hidup masyarakat semakin membengkak.

Berbagai kebijakan pemerintah sepertinya akan terus berlanjut selama negeri ini masih mengadopsi sistem kufur. Sistem yang hanya menguntungkan segentir orang. Sistem yang mengedepankan hawa nafsu untuk mendapatkan yang diinginkannya. Dalam sistem ini, berbagai sektor vital yang menjadi hajat orang banyak dikuasai oleh para pemilik modal. Begitu juga dengan sumber daya alam yang melimpah juga dalam belenggu orang-orang yang serakah. Bagi mereka, keuntungan materi menjadi tujuan tanpa memikirkan halal haram. Asas manfaat diutamakan, kepentingan rakyat dikesampingkan.

Rakyat semakin terabaikan karena negara lepas tangan. Negara lebih berpihak kepada kepentingan asing. Negara hanya menjadi kepanjangan tangan asing dan regulator di setiap kebijakan yang dibuat. Peran negara menjadi mandul di dalam sistem kufur. Sistem kufur ini nyata-nyata menjadi biang segala kerusakan dan masalah. Hal itu terjadi karena sistem tersebut merupakan sistem buatan manusia yang terbatas dan lemah.

Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam Islam

Maka, harus ada upaya yang sungguh-sungguh agar rakyat bisa terbebas dari sistem yang kufur tersebut. Upaya itu adalah dengan menerapkan aturan lslam sebagai solusi. Dalam Islam, negara akan mengelola seluruh sumber daya alam yang ada. Pengelolaan sumber daya alam telah diatur dalam Islam. Hal tersebut telah disampaikan oleh Rasul saw dalam hadis berikut yang artinya:
"Kaum muslim berserikat dalam tiga hal: Air, padang rumput, api dan harganya adalah haram." (HR. Bukhari Muslim dan Baihaqi)

Tiga hal dalam hadis di atas merupakan sumber daya alam yang tidak boleh diambil harganya. Negara harus mengelola sendiri dan hasilnya dikembalikan lagi kepada rakyat dalam bentuk yang bisa dinikmati oleh rakyat, seperti BBM, gas dan listrik dengan harga murah bahkan gratis.

Negara dalam sistem Islam akan bertanggung jawab terhadap rakyatnya, serta memperhatikan urusan rakyat.
Hal tersebut telah dijelaskan oleh Rasul dalam hadis yang artinya: "Seorang imam (kepala negara) adalah pengurus rakyatnya dan ia akan dimintapertanggungjawabanan atas kepengurusannya." (HR. Bukhari Muslim)

Sumber daya alam yang merupakan kebutuhan vital bagi rakyat juga tidak boleh dikuasai oleh individu. Dalil pelarangam hal tersebut adalah riwayat yang diriwayatkan oleh Abyadh bin Hamal al-Mazini, bahwa Abyadh telah meminta kepada Rasul saw untuk mengelola tambang garam. Lalu, Rasulullah memberikannya. Setelah ia pergi, ada seseorang yang berkata kepada Rasul, "Wahai Rasulullah, tahukah engkau apa yang telah engkau berikan padanya? Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu yang bagaikan air mengalir." Rasul kemudian berkata," Tariklah kembali tambang tersebut darinya!"(HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Hibban, al-Baihaqi dan ath-Thabarani)

Dalil-dalil di atas harusnya bisa meyakinkan kaum muslim untuk segera menjadikan Islam sebagai solusi untuk segala problematika kehidupan. Islam sebagai aturan yang datang dari Allah Swt sudah sangat jelas dan terperinci di setiap aturannya. Dengan Islam, kesejahteraan umat bukan sekadar harapan kosong. Islam juga akan membawa berkah apabila diterapkan secara kaffah.

Wallahu a'lam bi ash shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Atien Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Peleburan Eijkman dan Masa Depan Vaksin Merah Putih
Next
Haruskah Fitrah Anak Ternoda oleh Prinsip Moderasi Beragama?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram