Fenomena Adopsi Boneka Arwah, Krisis Peradaban dan Keluarga

"Sungguh, fenomena yang lahir dari adanya kemunduran berpikir ini harus segera diakhiri sebab akan kian menjerumuskan umat manusia ke dalam jurang kesesatan dan kelak akan menghancurkan peradaban. Bagaimana mungkin akan tercipta peradaban gemilang jika masyarakatnya 'sakit'?"

Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S
(Redpel NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Hidup di zaman modern tidak menjamin taraf berpikir umat juga maju. Nyatanya, di zaman serba modern hari ini, hal-hal yang sifatnya takhayul, mitos, dan khurafat merajalela. Sebagaimana fenomena yang baru-baru ini viral, yakni boneka arwah alias spirit doll yang banyak diadopsi oleh masyarakat, termasuk para selebritis.

Boneka tersebut diperlakukan layaknya manusia, diajak bicara, diberi pakaian, diberi makan dan minum, bahkan dianggap dapat mendatangkan kebahagiaan dan rezeki bagi pemiliknya. Mirisnya lagi, boneka arwah dianggap memiliki 'isi', yakni arwah penasaran yang terjebak di alam dunia. Naudzubillahi min dzalik…

Fenomena demikian jelas menunjukkan betapa sistem hari ini telah gagal menjaga akidah umat dari kesyirikan. Betapa rapuhnya akidah umat di sistem kehidupan yang jauh dari aturan Islam hari ini (sekularisme). Sungguh, hal tersebut merupakan sebuah petaka peradaban yang nyata!

Jimat Modern

Jika di masa jahiliah dahulu orang secara terang-terangan menyembah berhala berupa patung, dengan harapan patung tersebut dapat mendatangkan keselamatan dan rezeki kepada mereka, kini jimat itu menjelma menjadi sebuah boneka. Dikemas cantik dan menggemaskan, boneka arwah pun dianggap sama-sama memberikan vibes positif bagi pemiliknya.

Inilah yang disebut sebagai berhala atau jimat modern. Tidak layak bagi seorang muslim untuk ikut-ikutan mengadopsi boneka arwah tersebut. Sebab jelas hal itu akan merusak akidah islamiah kita dan menjadikan kita terjerumus dalam kemurtadan. Naudzubillah….

Dalam keyakinan hakiki seorang muslim, hanya Allah saja satu-satunya tempat meminta dan bergantung. Tidak ada sekutu bagi-Nya.

"Katakanlah, Dialah Allah Tuhan yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Tidak beranak dan tidak diperanakkan." (TQS.Al-Ikhlas: 1-3)

Oleh karena itu, tidaklah layak bagi seorang muslim untuk meminta kepada selain Allah. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, “Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Dan, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.” (HR Ahmad)

Krisis Peradaban

Perkara iman bagi seorang muslim merupakan perkara yang vital karena memengaruhi kehidupan akhiratnya kelak. Maka, jangan sampai iman kita ternoda dengan hal-hal yang sifatnya takhayul, mitos, dan khurafat karena akan menjerumuskan dalam kesyirikan. Adapun syirik merupakan dosa besar yang tak diampuni.

Sayangnya, peradaban yang mengadopsi kapitalisme sekuler liberal hari ini justru menyuburkan perilaku syirik di tengah masyarakat. Negara tidak memiliki taring untuk memberantas kesyirikan tersebut, sebab dalam sistem hari ini, perkara akidah masuk dalam ranah privat individu. Negara dilarang ikut campur. Akibatnya, penjagaan negara atas akidah rakyatnya sangat tidak terasa. Buktinya, berbagai kesyirikan merajalela tak terbendung. Sebaliknya, kesyirikan itu justru difasilitasi dan dipasarkan lewat berbagai kanal media sosial, terutama YouTube.

Inilah yang sebut sebagai krisis peradaban. Sudah amat jauh negeri ini meninggalkan aturan yang bersumber dari wahyu Sang Pencipta manusia dan kehidupan. Akibatnya, semakin jauh pula umat terseret dalam kemaksiatan dan kesesatan.

Krisis Keluarga

Maraknya mengadopsi boneka arwah juga disebabkan oleh adanya krisis keluarga di tengah masyarakat. Hal tersebut tak bisa dilepaskan dari pemikiran dangkal tentang keluarga yang belakangan sempat mencuat, yakni konsep childfree. Sebuah konsep berumah tangga tanpa kehadiran anak. Mereka menganggap kehadiran anak hanyalah akan menambah beban bagi pasutri, terutama soal biaya hidupnya. Hal tersebut jelas merupakan pemikiran yang keliru, karena sejatinya salah satu tujuan berumah tangga dalam Islam adalah dalam rangka melestarikan keturunan, bukan sekadar pelegalan hubungan seksual.

Dan Allah telah menjamin rezeki setiap manusia, maka tak layak bagi seorang muslim merasa khawatir akan rezeki bagi anak yang kelak akan hadir di tengah keluarga. Yakinlah bahwa semua makhluk di bumi ini telah Allah jamin rezekinya, bahkan binatang melata sekali pun. Dalam Al-Quran, Allah telah melarang manusia membunuh anak-anaknya karena takut miskin. Hal itu menyiratkan sebuah pesan bahwa kehadiran seorang anak dalam keluarga merupakan sebuah anugerah yang patut disyukuri, bukan malah disesali dan dikufuri.

Fenomena adopsi boneka arwah dan memperlakukan mereka layaknya anak, sungguh mencerminkan sebuah krisis keluarga yang parah. Gharizah nau (naluri berkasih sayang) yang Allah karuniakan pada setiap manusia disalurkan kepada boneka yang notabenenya hanyalah benda mati. Padahal, seandainya kita berpikir benar, penyaluran gharizah nau adalah dengan menikah dan memiliki anak yang real. Itulah kebahagiaan sejati yang kelak akan didapatkan oleh pasutri. Bukan hanya kebahagiaan, tetapi pertolongan bagi kedua orang tuanya kelak di akhirat jika si anak mampu dididik menjadi sosok salih dan salihah.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa jika seseorang meninggal dunia, maka akan terputus amalnya, kecuali tiga perkara yakni sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak salih yang mendoakan orang tuanya.

Demikianlah krisis keluarga yang terjadi akibat penerapan sistem sekuler liberal hari ini. Di satu sisi, seseorang memilih konsep childfree, di sisi lain mereka tak mampu menekan naluri berkasih sayang yang butuh penyaluran. Maka, mereka memilih mengadopsi boneka sebagai pelampiasannya.

Sungguh, fenomena yang lahir dari adanya kemunduran berpikir ini harus segera diakhiri sebab akan kian menjerumuskan umat manusia ke dalam jurang kesesatan dan kelak akan menghancurkan peradaban. Bagaimana mungkin akan tercipta peradaban gemilang jika masyarakatnya 'sakit'?

Saatnya kita benahi sistem kehidupan sekuler liberal hari ini yang menjadi sumber malapetaka bagi hadirnya berbagai fenomena di luar nalar dan akal sehat. Tegaknya khilafah Islamiah adalah sebuah kebutuhan mendesak yang tak bisa ditawar lagi. Karena khilafah akan menjaga akidah umat ini dari kesyirikan dan akan mampu menciptakan kemajuan berpikir bagi umat, yakni dengan mencabut pemikiran sesat dan rusak hingga ke akarnya. Dengan tegaknya khilafah, umat akan dipayungi kemuliaan dan keberkahan dalam hidup. Wallahu'alam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Hana Annisa Afriliani, S.S Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Halima Aden dan Doktrin Kecantikan Perempuan
Next
Pinar Cahaya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram