Tahun Baru Harapan Baru

Dengan bergantinya tahun, lahirlah harapan untuk mengganti penderitaan dan keterpurukan dengan kesejahteraan dan kegemilangan


Oleh. Aya Ummu Najwa

NarasiPost.Com-2020 baru saja berlalu, berbagai peristiwa terjadi sepanjang tahun ini. Bagi umat Islam sendiri, tahun 2020 telah banyak menggoreskan luka baru di atas luka lama, meninggalkan kenangan pahit, juga menyisakan pekerjaan rumah yang belum selesai dan harus segera dituntaskan. Namun tahun 2020 seharusnya juga adalah sebagai titik balik bagi umat untuk tidak kembali jalan di tempat untuk menuju perubahan hakiki.

Berbagai peristiwa memilukan masih terus terjadi di dunia Islam. Negeri-negeri Muslim masih terus teraniaya oleh musuh-musuhnya. Palestina masih belum merdeka, Suriah masih belum damai, Rohingya masih membara, Uyghur masih terpenjara, Muslim India dan Srilanka pun menyusul dibantai dan dianiaya.

Hati dan perasaan umat Islam pun masih terus disakiti, kebijakan dan peraturan hidup yang tidak islami, juga penghianatan para pemimpin negeri-negeri Muslim masih terus berlangsung. Penghinaan terhadap Rasulullah dan simbol-simbol Islam masih terus berlanjut tanpa perlawanan. Bahkan sikap khianat yang terang-terangan dilakukan oleh negeri-negeri Muslim dengan melakukan normalisasi hubungan dengan negara jagal Israel sungguh sangat melukai umat Islam.

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia pun masih sama, walaupun tak dijajah secara fisik, namun Indonesia masih dikuasai penjajahan non fisik oleh asing dan aseng. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pun sering tak memihak kaum Muslim bahkan sengaja dipertentangkan dengan ajaran Islam. Polemik UU Minol, UU perzinahan, pengdiskreditan khilafah sebagai ajaran Islam, hingga terbunuhnya enam anggota FPI tanpa keadilan, juga ujaran-ujaran kebencian terhadap syariah adalah sebagian bentuk pengkriminalisasian agama Islam dan umatnya.

Maka wajar jika umat Islam harus mulai serius memikirkan perubahan nasibnya. Umat harus mulai kembali memahami kedudukannya sebagai umat terbaik, umat yang telah Allah pilih untuk memimpin dunia. Umat Islam harus sadar akan keutamaan yang telah Allah berikan kepadanya. Dengan begitu, maka kehinaan dan keterpurukan ini akan segera bisa diakhiri.

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ

"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."

(Surat Ali 'Imran, Ayat 110)

Sungguh sebuah keniscayaan bahwa Islam akan berjaya kembali. Namun kejayaan itu hanya bisa diraih jika umat mulai fokus untuk bangkit berdiri, melawan kezaliman, mengganti sistem kufur demokrasi yang menjadi biang dari segala kerusakan ini dengan sistem tandingan yang lebih mumpuni. Sistem yang datang dari Allah Sang Pencipta manusia yang telah terbukti mensejahterakan dan memuliakan umat.

Kerusakan ini sesungguhnya tersistem, kemerosotan ini pun sesungguhnya tersistem. Maka perubahan yang harus dilakukan pun harus tersistem dan mendasar, tidak hanya perbaikan parsial dengan perbaikan individual semata namun juga perubahan secara komunal. Perubahan yang mendasar dan menyeluruhlah yang perlu dilakukan, agar perjuangan tak sia-sia dan hanya berganti wajah namun kebijakannya masih sama.

Dengan bergantinya tahun, lahirlah harapan untuk mengganti penderitaan dan keterpurukan dengan kesejahteraan dan kegemilangan. Namun, ini hanya bisa diraih jika demokrasi sebagai biang dari kerusakan ini dihancurkan dan dibuang ke dalam tong sampah peradaban dan diganti dengan menegakkan kembali sistem Islam dalam sebuah negara khilafah, yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dalam tatanan bernegara, membebaskan umat dari penjajahan, menjalankan hukum Islam secara total di dalam negeri, mendakwahkan Islam ke luar negeri, dan menebar rahmat ke seluruh penjuru alam.

Wallahu a'lam[]


Photo : Google Source

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Kado Pahit BPJS di Tahun 2021
Next
Resolusi 2021, Umat Songsong Abad Khilafah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram