Pandemi Tak Berujung, Butuh Solusi Hakiki

Dunia dikejutkan dengan pernyataan Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahwa pandemi Covid-19 ini bukanlah pandemi terakhir yang melanda dunia. Sehingga penduduk bumi harus bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan hadirnya pandemi-pandemi berikutnya.


Oleh: Putri Bunda Harisa

NarasiPost.Com-Genap sudah satu tahun pandemi virus Corona melanda dunia. Tepatnya akhir bulan Desember 2019 lalu otoritas Cina melaporkan kepada WHO bahwa telah ditemukan kasus pneumonia baru yang muncul di Wuhan. Lalu, dalam perjalanannya, penyakit akibat dari virus itu disebut dengan Covid-19. Dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi yang melanda seluruh negara di dunia.

Seperti yang dilansir oleh Kontan.co.id, saat ini sebanyak 63,3 juta orang telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia, dan lebih dari 1,4 juta orang meninggal akibat virus tersebut.

Sementara di Indonesia sendiri tercatat hingga hari Sabtu tanggal 2 Januari 2021 sebanyak 758.473 orang yang terkonfirmasi positif covid-19. Tentu saja angka ini sangat mengkhawatirkan. Dan bagai fenomena gunung es, yang tidak terdata Satgas Covid-19 bisa jadi lebih banyak lagi.

Kapitalisme Gagal Menyelesaikan Persoalan Pandemi

Setelah setahun lamanya dunia terkungkung dengan pandemi covid-19, dan kini dunia kembali dibuat gusar dengan bermutasinya virus corona yang lebih mudah menular. Untuk pertama kalinya varian baru virus corona ini ditemukan di Inggris Selatan pada bulan September lalu, dan sampai akhirnya terdeteksi di lebih dari 20 negara di dunia. India dan Pakistan menjadi negara terakhir yang mengonfirmasi ditemukannya varian baru virus tersebut. Akibatnya beberapa negara di dunia melakukan penguncian wilayah kembali, guna meminimalisasi kasus penularan.

Di tengah kegusaran menghadapi pandemi yang semakin menjadi, dunia pun dikejutkan dengan pernyataan Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahwa pandemi Covid-19 ini bukanlah pandemi terakhir yang melanda dunia. Sehingga penduduk bumi harus bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan hadirnya pandemi-pandemi berikutnya.

Tentu saja, pernyataan pejabat WHO tersebut semakin mengonfirmasi bahwa sistem kapitalisme telah gagal menyelesaikan persoalan pandemi. Ketidakjelasan akan berakhirnya pandemi covid-19 ini adalah akibat penanganan awal yang tidak cepat dan tepat.

Sejak awal Cina melapor adanya wabah baru, reaksi dari berbagai negara di dunia begitu santai, tak terkecuali Indonesia. Bukannya menutup semua akses yang berpeluang membawa virus masuk ke Indonesia, justru negeri ini malah menjadikan kabar wabah Wuhan tersebut sebagai lelucon. Dan lebih parahnya, seakan menentang kondisi, pemerintah Indonesia tetap membuka pintu seluas-luasnya bagi wisatawan asing, termasuk wisatawan dari Cina dengan dalih meningkatkan devisa . Juga mendatangkan ribuan Tenaga Kerja Asing (TKA) masuk ke Indonesia. Pada akhirnya, saat virus Corona benar-benar hadir di Indonesia, pemerintah menampakan ketidaksiapannya dalam menekan laju virus yang terus mengganas. Terlihat dari berubah-ubahnya kebijakan yang dikeluarkan.

Di saat sudah dinilai terlambat untuk menekan laju penularan, pemerintah baru memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Namun sayangnya, permberlakuan PSBB tersebut tidak dibarengi dengan pengurusan maksimal negara terhadap ratusan juta rakyatnya. Seakan serba salah dengan aturan pembatasan aktivitas di luar rumah tersebut, rakyat bingung akan masa depannya dalam menjalani kehidupan. Pengeluaran kebutuhan sehari-hari terus terjadi bahkan meningkat, namun pemasukan berkurang bahkan nihil. Sementara bantuan pemerintah tak kunjung datang. Sekalinya datang, bantuan yang diterima jauh dari kata layak, tidak merata, bahkan dana bansos pun menjadi sasaran bancakan korupsi pejabat negara. Astaghfirullah!

Dan akhirnya, pemerintah menyerah dengan kondisi perekonomian yang terus anjlok. Maka diberlakukanlah New Normal, sebagai upaya mengembalikan laju perekonomian negara. Sejatinya, New Normal adalah upaya lepas tangan penguasa terhadap pengurusan urusan rakyatnya. Sehingga laju penularan covid-19 sudah semakin rumit jejak penularannya dan sulit dibendung. Akhirnya rakyat dan tenaga kesehatan pun menjadi korban penularan.

Islam Solusi Hakiki Persoalan Pandemi

Saat umat manusia tidak lagi dapat berharap pada sistem kapitalisme dalam menyelesaikan persoalan pandemi. Maka saatnya kita beralih kepada sistem Islam. Sebab sistem Islam adalah sistem yang sempurna, kita perlu tahu bagaimana keampuhan Khilafah Islam dalam mengatasi wabah yang terjadi pada wilayah kekuasaannya. Seperti yang pernah terjadi pada pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, Khalifah kedua kaum Muslimin. Saat itu pada masa pemerintahan Umar, pada tahun 18 Hijriyah terjadi wabah Tho’un di negeri Syam yang kemudian menyebar cepat ke dataran rendah Yordania. Sedikitnya 20.000 orang lebih meninggal dunia akibat wabah tersebut.

Lalu saat itu Umar yang akan melakukan kunjungan ke wilayah Syam dan perjalanannya terhenti di wilayah Siragh. Maka, sampailah berita bahwa di wilayah Syam sedang terjadi wabah. Dan atas saran dari sahabat Abdurrahman bin Auf yang saat itu membacakan hadist Rasulullah Saw:

Jika kalian mendengar wabah terjadi disuatu wilayah, janganlah kamu memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi ditempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu.”
(HR. Bukhari).

Maka Umar bin Khatab dan rombongan pun meninggalkan Syam.

Di dalam sistem Islam, Khalifah akan menjalankan kebijakan-kebijakan praktis dalam mengatasi wabah, sehingga wabah tersebut tidak menjadi pandemi yang meresahkan seluruh wilayah Khilafah Islam.

Khalifah akan bergerak cepat untuk melakukan test dan tracing agar dapat segera teridentifikasi orang-orang yang terinfeksi dan yang sehat, sehingga bagi mereka yang sakit bisa segera diobati dan yang sehat tetap dapat beraktivitas.

Berikutnya Khalifah akan segera menentukan pusat wabah dan mengunci wilayah yang terinfeksi, sehingga wabah tidak menyebar ke daerah lain. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah Saw:

Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kamu memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi ditempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu.”
(HR. Bukhari).

Lalu langkah berikutnya, Khalifah akan menjamin semua kebutuhan dasar masyarakat di wilayah yang dikarantina dan meningkatkan produktivitas wilayah lain yang tidak dikarantina, sehingga laju perekonomian tetap bergerak.

Dan Khalifah akan meningkatkan sistem kesehatan, dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan, obat-obatan maupun meningkatkan kualitas SDM bagi tenaga kesehatan, karena kesehatan adalah kebutuhan asasi masyarakat terlebih di saat kondisi wabah, semua fasilitas kesehatan diberikan gratis tanpa kecuali.

Yang terakhir, Khalifah akan mendorong para ilmuwan atau siapapun mereka yang memiliki kapabilitas dalam bidang kesehatan untuk segera menemukan obat/vaksin agar penularan wabah bisa segera diatasi, Khalifah akan memberikan dukungan berupa moril maupun materil terhadap pengembangan riset terkait vaksin dan virus.

Demikianlah sistem Islam dalam menyelesaikan wabah, sehingga wabah dapat segera diatasi dan tidak berlarut-larut menjadi pandemi. Karena di dalam sistem Islam keselamatan dan kesehatan rakyat adalah hal yang utama dibandingkan yang lain. Semoga dengan terjadinya pandemi covid-19 ini menjadi sarana muhasabah bagi kaum Muslim untuk kembali kepada sistem hidup yang berasal dari Sang Khaliq dan sistem hidup warisan Rasulullah Saw, yaitu Khilafah Islam. Wallahu’alam bi Showwab[]


photo : Google Source

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Putri Bunda Harisa Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Hebatnya Islam, Jadi Inspirasi, Aspirasi sekaligus Solusi!
Next
Berbaik Sangka Kepada Allah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram