Demokrasi Ada, Kemiskinan Makin Merajalela

Akar masalah yang mengakibatkan kemiskinan massal ini terjadi adalah penerapan sistem demokrasi kapitalis di negeri ini.


Oleh. Mulyaningsih
(Pemerhati Masalah Anak dan Keluarga)

NarasiPost.Com-Waktu terus berlalu, hari berganti menjadi minggu. Dan tanpa terasa bulan berganti, namun wabah ini masih saja menyelimuti dunia. Begitu pula dengan negeri kita tercinta. Tak ayal, berbagai permasalahan silih berganti mewarnai kehidupan kita. Berbagai lini tergoncang karena penanganan wabah Covid-19 yang terkesan lamban dan tak tentu arah.

Faktanya, kasus Covid-19 ini tak kunjung menemui titik akhirnya. Semakin lama masyarakat yang terkonfirmasi semakin bertambah. Dampak yang amat terasa adalah dari sisi ekonomi, banyak masyarakat yang tak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Begitupula dengan perusahaan, tak sedikit yang terpaksa merumahkan para pekerjanya karena tak sanggup lagi berproduksi.

Dalam laporannya, Bank Dunia menyebut besaran dana yang dikucurkan oleh pemerintah akan menentukan arah masyarakat. Apakah akan jatuh ke dalam jurang kemiskinan atau menuju pada kondisi stabil? Jika pemerintah tidak memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat, maka 8,5 juta masyarakat Indonesia akan jatuh pada lembah kemiskinan akibat krisis ini. (kontan.co.id, 20/12/2020)

Dari data BPS didapatkan, bahwa September 2019 sebanyak 1,63 juta masyarakat terkategori miskin. Sedangkan September 2020, sebanyak 26,42 juta yang masuk dalam kategori miskin. Nilai yang sungguh signifikan. Angka kemiskinan semakin meningkat. Semua ini patut diduga karena penerapan sistem yang salah di negeri ini. Ditambah penanganan pandemi yang dinilai lamban. Hingga tak kunjung usai alias menemui titiknya.

Sisi perekonomian yang tak stabil ini tentunya berdampak besar kepada masyarakat. Ancaman kemiskinan benar-benar ada di depan mata. Di sisi lain, tentunya pemerintah berupaya keras untuk memperbaiki kondisi tersebut. Salah satunya adalah dengan cara memberikan dana bantuan kepada rakyat.

Dalam sistem demokrasi kapitalis, untuk mengatasi masalah kemiskinan dilakukan dengan cara perbaikan dari sisi prosedurnya. Tentunya agar seluruh dana tadi dapat diterima oleh orang-orang yang tepat. Jenis bantuan yang diberikan berupa BLT (Bantuan Langsung Tunai), Bansos (Bantuan Sosial), bantuan untuk UMKM, serta JPS (Jaring Pengaman Sosial). Secara kasat mata dapat kita simpulkan bahwa seluruh dana bantuan tersebut masih belum diterima oleh orang yang tepat. Dan tentunya belum berpengaruh secara signifikan terhadap perbaikan ekonomi.

Akar Masalah

Akar masalah yang mengakibatkan kemiskinan massal ini terjadi adalah penerapan sistem di negeri ini. Demokrasi kapitalis yang semakin mengakar ternyata menimbulkan berbagai persoalan kehidupan manusia. Dalam sistem ini tergambar kebebasan yang boleh dipakai oleh manusia. Salah satunya adalah kebebasan dalam hal kepemilikan. Ini menimbulkan bahwa siapa saja mempunyai hak untuk mempunyai serta memiliki kekayaan, walaupun itu termasuk pada kepemilikan umum.

Dalam hal lainnya, bahwa demokrasi akan memberikan seluas-luasnya peluang kepada pihak yang mempunyai kekuasaan untuk membuat regulasi kebijakan (aturan). Tentunya bagi para pengusaha, baik asing maupun aseng atau lokal untuk menguasai kepemilikan umum tersebut. Sehingga yang terjadi adalah rakyat semakin menderita karena sumber daya alam dikeruk habis oleh para pengusaha dan teman-temannya.

Dari sisi mental kepemimpinan yang terbentuk oleh sistem ini adalah korup dan culas. Tentunya yang terjadi akan melahirkan kebijakan ekonomi kapitalistik. Belum lagi dana yang ada selalu di 'embat' dan masuk kantong pribadi.

Pandangan Islam

Dalam sistem Islam, menjadi seorang pemimpin tentunya begitu berat tanggung jawab yang dipikulnya. Sehingga hanya keimanan lah yang dijadikan modal agar mampu menjalankan seluruh aktivitas termasuk pada ranah kebijakan agar sesuai dengan perintah Allah Swt. Dengan begitu, sisi pengayoman dan ri'ayah akan senantiasa tergambar dan memang benar adanya. Tak hanya kamuflase yang indah ketika masa-masa Pemilu saja.

Seluruh kebutuhan rakyat akan diperhatikan dan dipenuhi dengan baik. Utamanya jika kebutuhan tersebut termasuk kebutuhan pokok. Maka kewajiban bagi negara untuk menjaminnya dengan baik dan memastikan setiap rakyat menerimanya dengan benar. Itulah sejatinya yang harus dilakukan saat ini. Ditambah, negara juga memberikan kemudahan dari kaum adam untuk mencari pekerjaan yang baik dan layak. Tentunya yang sesuai dengan bidang atau keahliannya. Tak lupa negara memfasilitasi pelatihan-pelatihan guna memberikan keahlian bagi kaum adam. Dengan begitu, setiap kepala keluarga memiliki skill yang handal sebagai modal untuk mencari nafkah.

Negara juga akan memfasilitasi penuh dalam hal kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Karena semua itu termasuk pada kebutuhan pokok publik yang memang wajib hukumnya diselenggarakan oleh pemerintah. Dengan begitu, maka setiap kepala keluarga hanya memikirkan dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari saja.

Dukungan utama negara Islam adalah dari sisi ekonomi yang handal dengan adanya 'Baitul Mal'. Ketika ada sesuatu, maka kapan saja bisa digunakan untuk kemaslahatan umat. Selain itu, Baitul mal juga mempunyai sumber pendapatan dari beberapa sektor. Sehingga akan menguatkan negara ketika meri'ayah rakyat.

Sisi lain, negara bertanggung jawab untuk mengoptimalkan kepemilikan umum yang ada agar dikelola sendiri oleh negara tanpa adanya liberalisasi. Tentunya agar pendapatan yang diperoleh dari kepemilikan umum bisa dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat.

Dengan kokohnya sisi ekonomi dan kuatnya sisi kebijakan maka insyaAllah masalah kemiskinan dapat diatasi dengan baik. Tentunya dengan mengedepankan sisi keimanan yang menghujam dalam dada, bahwa semua ini akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah. Hingga tak ada kata selain optimaliasasi dalam segala bidang dan berusaha semaksimal mungkin untuk meri'ayah rakyat. Semua itu akan terwujud dan terlaksana jika sistem Islam diterapkan dalam kehidupan manusia. Jika sistem Islam tak diterapkan maka akan sangat sulit sekali untuk mencari solusi nyata agar kemiskinan yang bersifat sistemik ini dapat diatasi dengan baik. Sekarang menjadi tugas kita bersama, yaitu berjuang agar Islam dapat diterapkan dalam kehidupan. Tentunya dengan membuang jauh sistem demokrasi agar kemiskinan mampu diatasi sampai pada akarnya.

Wallahu'alam bi ash-showab. [ ]


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Mulyaningsih Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Melipat Senja di Venesia
Next
Kado Pahit BPJS di Tahun 2021
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram