Dakwah ini jelas tak terpengaruh kalau dirimu pergi. Justru dirimulah yang tak akan baik-baik saja jika meninggalkannya.
Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com & Penulis Lorong Waktyu+Semesta Kata)
NarasiPost.Com-Lelah? Ingin menyerah? Berat ya, di sini? Kenapa dahulu memutuskan ikut beginian sih? Lebih enak kayak teman-teman itu, yang santai dan tanpa beban. Tak perlu pusing memikirkan urusan orang lain. Apa mengundurkan diri saja, ya? Lagian cuman aku seorang tentu tak masalah. Daripada diri ini tak banyak berkontribusi, bukankah lebih baik kalau pergi? Dakwah ini akan baik-baik saja tanpaku.
Hai, kamu! Kamu yang sedang di sini dan merasa diri tak berarti, yakin mau berhenti? Terus, setelah itu apa? Kamu mau ngapain? Lalu, menurutmu, apakah setelah itu hidupmu bisa menjadi lebih tenang dan bahagia? Apa kamu yakin akan baik-baik saja dengan kemaksiatan yang terpampang di depan mata? Yakin kamu tidak akan terpengaruh dengan itu semua?
Dakwah ini jelas tak terpengaruh kalau dirimu pergi. Justru dirimulah yang tak akan baik-baik saja jika meninggalkannya. Lalu, ingatlah juga sebanyak apa dosamu? Yakin amalmu sudah cukup? Yakin nanti pasti masuk surga? Astagfirullah ...
Memangnya benar kamu tak berguna? Apa benar selama ini kamu tak punya andil sedikit pun dalam jemaah? Benarkah kamu tak melakukan apa-apa?
Lalu, siapa yang suka posting-posting tentang dakwah di medsos? Siapa yang diam-diam belajar menulis agar bisa dikirim ke media untuk menyampaikan tentang Islam? Siapa yang dengan entengnya mentransfer ratusan ribu untuk infak dakwah? Siapa yang ringan tangan menyiapkan tempat dan konsumsi saat ada kajian? Siapa yang suka mengantar ustazahnya silaturahmi ke tokoh-tokoh umat? Siapa yang naik motor di tengah panas menyengat atau hujan deras demi bisa mengikuti kajian? Siapa yang suka bagi-bagi buletin dakwah di masjid-masjid, di car free day, atau di lampu merah?
Kamu ‘kan?! Apa itu bukan apa-apa? Itukah yang namanya tak berguna? Apa benar itu semua tak ada artinya?
Menurutmu mungkin tak berarti. Namun, ingatlah bahwa tak ada yang sia-sia untuk dakwah. Sekecil apa pun yang dilakukan untuk dakwah, pasti bermanfaat. Di sisi Allah, itu bernilai. Allah tak akan menyia-nyiakan amal hamba-Nya. Apa kamu lupa bahwa Allah membalas setiap amal hamba-Nya? Coba ingat lagi surah Az-Zalzalah ayat 7:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
Coba ingatlah kembali hari ketika kamu memutuskan bergabung dengan kawan-kawan perjuangan. Mereka juga sama denganmu. Punya masalah dan kesibukan sendiri. Namun, demi menggapai rida Ilahi, terus berusaha mengistikamahkan diri.
Tak apa jika sesekali terjatuh karena lelah dan hilang fokus. Tak apa jika air matamu ingin tumpah karena menahan perihnya duri perjuangan. Tak apa jika ingin menepi sebentar untuk mengumpulkan kewarasan dan tenaga. Tak apa untuk merasa tidak baik-baik saja. Semua akan mereda sebelum akhirnya kembali mengudara.
https://narasipost.com/story/07/2021/lelah-dakwah-tetap-dakwah/
Ayo, bangkit! Bersyukurlah kamu masih diberi waktu hingga kini. Napasmu masih panjang. Ragamu masih kuat dan sehat. Tak ada cacat apa pun dalam fisikmu. Otakmu juga masih bekerja dengan baik. Yuk, kembali bersemangat memenuhi perintah Allah sebagaimana yang disebutkan dalam surah Ali Imran ayat 104:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Allah telah menjanjikan bahwa segolongan orang itu merupakan yang beruntung. Beruntung ini bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Jika Allah telah menyatakan demikian, pastilah benar adanya.
Namun, memang menjadi orang yang beruntung tersebut tidaklah mudah. Jalannya panjang dan berliku. Banyak rintangan dan tantangan di sepanjang jalan itu. Ujian dan cobaannya juga tak main-main. Risiko terberat adalah kematian. Namun, bukankah menemui ajal di jalan-Nya adalah kematian terindah yang berbalas surga?
Tak perlu khawatir karena kita tak sendiri di jalan ini. Di sini ada banyak orang yang berjalan menuju satu tujuan yang sama. Bersama-sama menyelesaikan perjalanan ini sesuai dengan jatah yang telah ditentukan. Ada yang pergi dahulu. Ada yang bergabung kemudian. Yang pasti dakwah ini tak akan pernah kehabisan orang.
Tentang apa yang bisa kita berikan untuk dakwah, aku yakin pasti setiap kita mampu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Begitu pula denganmu. Pastilah ada sesuatu dari dirimu yang bisa diberikan untuk jalan mulia ini.
Jika kamu punya uang, punya materi, silakan pakai itu untuk membantu dakwah. Jika kamu pandai menulis, ayo, dakwahlah lewat tulisan! Jika kamu mampu menjadi pembicara atau pemateri, maka jangan ragu ambil kesempatan untuk mengisi kajian-kajian keislaman yang bisa membantu mencerdaskan umat. Jika kamu punya koneksi yang luas, bisalah kamu ajak mereka untuk mengkaji Islam kaffah. Jika kamu punya posisi di masyarakat, entah itu ‘hanya’ sebagai ketua karang taruna, maka manfaatkan kekuasaanmu untuk memengaruhi orang-orang dalam kebaikan. Jika kamu pandai dalam desain, buatlah karya-karya untuk menyiarkan Islam ke penjuru dunia. Sekecil apa pun itu, kamu bisa menjadi penolong agama Allah sehingga Allah pun akan memberi pertolongan.
Tidak usah baper jika ada yang tak sesuai menurutmu. Sangat wajar jika dalam sebuah jemaah itu terdapat banyak perbedaan. Banyak orang, banyak perasaan, banyak ego, banyak keinginan, dan banyak hal lainnya. Namun, selama akidah Islam yang menjadi pengikat, insyaallah semua akan aman-aman saja.
Jangan jadikan urusan personal menghambat langkahmu bersama dakwah. Saling menghormati dan bertabayun. Kedepankan husnuzan dan kebersamaan. Terlebih lagi, utamakan dakwah. Sebab, dakwah inilah yang terpenting. Tanpanya, apalah kita.
Bismillah. Tegakkan kepalamu. Masa depan menanti untuk dirajut kembali. Hapus air matamu. Buang gulanamu. Jangan memikirkan hal-hal yang tak perlu. Jangan overthinking karena itu membuatmu sibuk dengan pikiranmu sendiri sehingga tak maksimal beramal.
Wallahu a’lam bishawab.[]
Tulisannya selalu dinanti...menyeruak ke relung hati menyelisik kisi-kisi nurani untuk meneguhkan diri.
Wah, puitis sekali..
Terima kasih sudi mampir di sini..
Baraakallah Mbak ❤️
Terima kasih sudah menulis naskah keren ini.
wa fiik barakallah.. semoga bermanfaat
Jazakillah khoiron katsiron tulisannya mbak Denna. Semoga Allah menjadikan istikamah untuk kita semua. Aamin
waiyyaki.. semoga bisa bermanfaat
Maasya7kerwn sangat motivasi. Pernah merasa di titik itu. Pantas saja menjadi penulis inti narasipost.com
Afwan salah tulis mau tulis "pantas menjadi penulis inti koq malah tertulis celana
Afwan salah lagi. Dan Gak bisa ngedit Menulis pantas maksudnya
Semangat, Kakak!
Asli, baca ini aku langsung hapus air mata. Gak terasa air mata malah menggenang. Bener2 diajak muhasabah online
Hapus air matamu, Kak..
Hey, Kakak! Kamu kok bisa nulis seenak ini sih? Sini, bisikin saya resepnya gimana
Mari sini, Kakak...
Masyaallah tabarakallah Kereeeeennn mb Dina
Mbak Mimi keren...
MasyaAllah nasehatnya mengena banget. Barakallah Mbak Deena. Tulisan motivasinya selalu keren.
Terus semangat!
Masyaallah. Baca naskah ini seperti sedang melihat isi pikiran kita sendiri. Kadang merasa diri belum bisa memberikan apa-apa untuk dakwah ini.
Barakallah mba @Deena.
Jadi inspirasi untuk bisa memaksimalkan kemampuan diri.
Wa fiik barakallah..
MaasyaAllah...
Berkumpul dalam barisan dakwah
Untuk saling mengingatkan agar kita kuat , istikamah hidup di sistem kapitalis...
Betul Mbak jauhi baper, terus muhasabah diri karena setiap diri ada kekurangan
Barakallahu Mbak
Wallahu alam
Wa fiik barakallah.. kita semua di sini saling mengingatkan dan menguatkan ya, Bunda..
Masyaallah, bener banget mb Dia. Nasihat untuk yg merasa bukan siapa-siapa dan gak ada peran di dalam dakwah. Buat aku juga. Barakallah
Wa fiik barakallah..
Semangat Kakak!
Ini bukan mbak Dia ya... si penulis ada "n" nya. Wkwkwkw
Maklumin aja, si tipo ini kagak mau kompromi dia, eh Dina.
Lagi nasihatin diri sendiri..
Jangan lupa yaa..
MasyaAllah tabarakallah ngena banget mb..
Wa fiik barakallah..
Lagi ngingetin diri sendiri itu mah.. biar nggak mutung.. hehe
Masya Allah. Nasihat yang luar biasa.
Menasihati diri sendiri dahulu biar kuat menghadapi kejamnya dunia.. hehe
Masyaallah, merasa diajak ngomong langsung sama Kanda. Self reminder bener ini mah. Barokallah Kanda
Wa fiik barakallah..
Terinspirasi dari berbagai curhatan dan pengalaman pribadi.. hehehe
Kereen bangeeet ..
Barakallah ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Wa fiik barakallah
Mbak Sherly juga keren..