”Rida Allah taala yang mampu ciptakan kebahagiaan yang sebenarnya. Rida itu hanya tercurah kala kita menjalani kehidupan sesuai dengan perintah Sang Maha Kuasa. Selain dari itu, maka bahagianya semu belaka.”
Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Terkadang, hidup itu berjalan tak sesuai dengan harapan kita. Mungkin kita sudah merencanakan dengan begitu apiknya. Namun, dalam perjalanan, kita menemui hal-hal yang tak disangka. Mereka ada di luar kendali dan perkiraan sehingga kita terpaksa meninggalkan rencana semula. Bersegera menata ulang rencana tersebut sembari menerima realitas dengan lapang dada meskipun berat terasa.
Satu kalimat sederhana yang penuh makna terucap dari seorang kawan seperjuangan. “Jalani saja dengan bahagia,” katanya. Benar juga. Masalah hidup sudah begitu beraneka. Tak usah ditambahi lagi dengan mengeluh dan meratapinya. Jalani saja. Selama jalan itu adalah yang diridai-Nya, maka tak perlu risau berlebihan. Sebab, kita tahu pasti ujung dari perjalanan itu sebagaimana yang telah dijanjikan. Kebahagiaanlah bagi mereka yang istikamah di jalan-Nya.
Ketika menemui hambatan di tengah jalan, mungkin itulah cara Allah menguatkan kita agar mampu bertahan. Meski godaan ingin berhenti, tetapi hati tak rela menyerah begitu saja. Teringat bahwa dunia cuma sebentar saja. Tak layak bila ditangisi begitu rupa. Senang dan sedih hanya mampir untuk berlalu. Yang abadi adalah di sana nanti. Kita tengah di perjalanan menuju sebuah impian besar. Akankah mencukupkan sampai di sini saja?
Kala ujian menghampiri, sejatinya Allah tengah beri kita kesempatan untuk melakukan amal kebaikan. Di situlah ajang bagi kita mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama ini. Bagaimana mengalahkan ego dan hawa nafsu sehingga tak terperosok dalam lubang kemaksiatan. Bagaimana menepis rayuan jahat yang mengajak pada kesesatan. Bagaimana menyelaraskan realitas agar sesuai dengan panduan syarak. Bagaimana menetapkan langkah agar tak keluar dari jalur-Nya. Bagaimana tetap tegar di tengah kecamuk badai kehidupan.
Segala pelik permasalahan membuat kita mencari dan meneliti jawaban. Tepatkah ini dilakukan? Ataukah cara itu yang sebaiknya dijalankan? Merumuskan formula solusi dengan sebaik mungkin. Berpikir dan berharap tiada henti agar jalan yang tepat bisa ditemukan. Bukan sekadar jalan keluar, tetapi jalan itu haruslah yang benar. Sebab, kebenaran adalah keharusan jika ingin luput selamanya dari jerat persoalan.
Saat tantangan mengadang langkah kita, memang akan terasa berat dan menghambat. Tidur tak nyenyak. Makan pun tak enak. Pikiran terkuras pada masalah yang dihadapi. Hati gelisah sebab terbayang urusan yang belum terselesaikan. Ingin melepaskan semuanya biar tak ada lagi beban. Namun, itu tak menyelesaikan persoalan. Satu kepasrahan mencari sandaran pada pertolongan-Nya. Lisan dan hati berkoneksi menguntai doa tiada henti.
Setiap detik yang berlalu dalam embusan iman pada-Nya akan menjadi berkah bagi sang hamba. Ada bahagia yang terlukis di panorama tatkala ikhlas bekerja untuk-Nya. Meskipun perkataan manusia begitu getir di telinga, tetapi hati tak kecewa dan terluka. Meskipun rekayasa jahat tertanam untuk menjegal langkah, tetapi diri tak gentar menghadapinya. Semua tiada artinya kala hati telah menerima bahagia karena-Nya. Sakit dan lelah dalam lillah niscaya berbuah manisnya bahagia.
Apa yang kita cari di dunia ini? Dalam hidup yang sekejap mata ini, apa sesungguhnya makna bahagia? Berlimpahnya harta jelas bukan jawabannya. Banyak yang kaya harta, tetapi hidupnya terasa hampa. Jabatan yang tinggi juga bukan ukuran bahagia. Banyak yang menjadi gila karena berebut jabatan. Materi adalah fana. Bahagia tak bisa dinilai dari itu semua.
Bahagia sesungguhnya adalah kala hati merasa tenteram, tenang, dan rida. Hati yang seperti itu bersemayam dalam rida-Nya. Rida Allah taala yang mampu ciptakan kebahagiaan yang sebenarnya. Rida itu hanya tercurah kala kita menjalani kehidupan sesuai dengan perintah Sang Maha Kuasa. Selain dari itu, maka bahagianya semu belaka.
Jika masalah mendera, pertanda Allah inginkan kita belajar dan bekerja lebih giat lagi. Dia ingin kita lebih berusaha dengan sungguh-sungguh agar tak menyesal nanti. Allah ingin kita lebih mendekati-Nya lagi. Dia inginkan kita lebih bertakwa dalam menjalani hari-hari. Sebab, bersama itu semua, Allah akan anugerahkan bahagia yang sejati. Kebahagiaan hakiki yang bukan imitasi, sebagaimana yang dinyatakan dalam firman Allah surah An-Nahl ayat 97: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Karena itulah, saat tantangan dan ujian mencobamu, tak perlu marah atau bersusah hati. Jalani saja dengan bahagia karena sesungguhnya rida Allah yang kita cari. Yakinlah bahagia selalu menyertai ketika kita mengikuti aturan Ilahi. Jangan khawatirkan hidup bila kita telah mengazamkan diri menjalani peran sebagai hamba sejati. Tetaplah tenang menjalani hari-hari bersama iman yang terpatri.
Wallahu a’lam bishshawwab[]
Masyaallah tabarakallah naskah yg begitu memotivasi, agar mampu menjalani tiap ujian dengan dg hati lapang serta "jalani saja dengan bahahia." Yg kadang hati masih suka sedih tatkala ujian datang. Well ssmoga terus diberikan keikhlasan dlm tiap menjalani skenario Allah itu. Keep spirit always. Jazakillah khairan mb Deena atas naskah kerennya juga NP. Sukses.