Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Segumpal daging itu adalah hati. Dan hati adalah tempatnya iman.
Oleh. Sartinah
(Tim Penulis dan Penulis Rempaka Literasiku & Bianglala Aksara)
NarasiPost.Com-Manusia memang makhluk Allah yang sangat mudah berubah. Hal ini tampak dari perubahan hatinya yang bisa terjadi seketika. Suatu ketika dia menangis karena berharap ampunan Allah, tetapi di saat yang lain dia melakukan dosa sembari diiringi senyuman. Pada waktu tertentu dia memohon doa dengan penuh harap, tetapi di saat yang lain dia enggan mendatangi Allah seolah tak butuh pertolongan-Nya. Itulah hati manusia. Begitu mudahnya ia berubah dan begitu cepatnya ia berpaling.
Mudahnya Hati Berubah
Ingatkah kalian dengan seseorang yang dikenal sebagai pemikir Islam di tahun 90-an? Namanya Adnan Oktar atau dikenal dengan nama pena Harun Yahya. Dia banyak menerbitkan buku-buku tentang kecocokan sains modern dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Bukunya laris manis, hingga banyak orang yang menyukainya. Namun, pengkajiannya terhadap ayat-ayat Al-Qur'an ternyata tak membuat perilakunya mencontoh Al-Qur'an.
Adnan telah melakukan kejahatan yang mengantarkannya ke balik jeruji besi. Ia divonis 1.075 tahun penjara yang kemudian ditambah menjadi 8.658 tahun oleh pengadilan di Turki karena menjadi pemimpin sekte sesat. Mengapa bisa? Ya, karena hatinya yang telah berubah. Adnan Oktar pun bukanlah satu-satunya. Pada masa peradaban Islam, ada seseorang yang rajin beribadah. Ia tak pernah meninggalkan salat malam, rajin berpuasa sunah, bahkan hafal Al-Qur'an. Namanya Abdurrahman bin Muljam.
Namun, siapa yang menyangka dia justru berbalik meninggalkan keimanannya? Pada tahun 40 hijriah, dialah orang yang telah membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib. Rasulullah saw. sampai menyebutnya sebagai orang yang membaca Al-Qur'an tetapi hanya sebatas ucapan saja dan tak sampai menghunjam ke sanubari. Mengapa demikian? Lagi dan lagi, hatinya yang telah berubah.
Berubahnya hati tak hanya terjadi pada mereka yang semula beriman kemudian menjadi kafir. Mereka yang semula kafir pun dapat tiba-tiba menjadi beriman. Lihat saja sahabat Rasulullah saw. yang terkenal kegarangannya sampai pernah mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Namun, siapa pula yang menyangka bahwa dia kemudian berbalik menjadi beriman dan membela Rasulullah saw. Dialah Umar bin Khattab yang hatinya berubah mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Allah Membolak-balikkan Hati
Betapa mudahnya hati manusia berubah. Di masa kini, berubahnya hati seseorang bahkan terjadi begitu mudah. Lihat saja di sekitar kita saat ini, banyak orang yang berpaling dari iman menjadi kafir hanya karena alasan cinta pada lawan jenis yang berbeda keyakinan. Pada akhirnya dia meninggalkan Allah, Islam, dan imannya seketika. Mungkin di hati kita tersimpan sejumput tanya, mengapa hati manusia begitu mudah berubah?
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan Abu Musa, Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan kalbu (hati) – dalam diri seseorang – seperti perumpamaan sehelai bulu di tanah lapang yang luas yang tersangkut pada sebatang pohon, lalu dibolak-balikkan oleh tiupan angin, sehingga ia terbang terjungkir ke sana kemari."
Itulah gambaran hati manusia yang memang mudah berubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Dari senang menjadi sedih, dari ikhlas menjadi tidak ikhlas, bahkan dari beriman menjadi kafir. Dengan mengetahui sifat hati yang mudah berubah tersebut, maka tak layak bagi seorang manusia menyombongkan imannya, ibadahnya, dan kesalehannya. Mungkin hari ini seseorang merasa lebih saleh dari orang lain karena banyaknya ibadah yang dilakukan, tetapi bisa jadi esok hari imannya justru lebih lemah dari orang lain.
Tidak ada jaminan bahwa iman seseorang akan melekat dan tertancap di sanubari selamanya. Yakni sampai dia bertemu dengan Allah Swt. di alam keabadian. Allah Swt. membolak-balikkan hati manusia pada siapa yang Dia kehendaki. Jika Allah menghendaki kesesatan pada diri seseorang atau suatu kaum, maka akan sesatlah dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang atau suatu kaum, maka akan baiklah dia. Sebab, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Lantas bagaimana agar hati kita tetap terjaga dalam keimanan dan tidak mudah berubah?
Merawat Hati
Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Segumpal daging itu adalah hati. Dan hati adalah tempatnya iman. Islam pun telah menjelaskan, jika hati (iman) seseorang baik maka akan baik seluruhnya. Sebaliknya, jika hati seseorang rusak maka rusaknya semuanya. Oleh karenanya, setiap orang harus menjaga dan merawat hatinya dari kerusakan. Hati (iman) itu ibarat tanaman yang harus selalu dirawat, disiram, diberi pupuk, dan dijaga dari terpaan angin kencang yang berembus. Jika tidak, tanaman itu akan layu bahkan mati.
Salah satu cara menjaga hati (iman) dari rasa futur adalah dengan doa. Doa adalah senjata orang beriman di mana pun dia berada. Bahkan, Rasulullah saw. yang sudah dijamin masuk surga, tak pernah berhenti bermunajat kepada Sang Pemilik hati agar hatinya tidak berubah-ubah. Rasulullah saw. senantiasa berdoa dengan sebuah doa yang luar biasa, sebagaimana tertuang dalam hadis riwayat Imam Tirmizi.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Artinya: "Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu."
Rasulullah saw. yang sudah mendapat jaminan surga saja masih terus melantunkan doa tersebut, lantas bagaimana dengan kita? Kita bukanlah sahabat Rasulullah saw., bukan istri atau keluarga beliau, dan pastinya tidak memiliki jaminan surga. Maka, kita seharusnya lebih wajib lagi untuk berdoa dengan doa tersebut. Selain menjaga keteguhan hati dengan doa tersebut, kita pun perlu menyirami hati dengan beberapa hal, di antaranya:
Pertama, sembari terus berdoa, jangan lupa untuk memberi hati dengan asupan yang baik. Jika makanan bergizi adalah asupan terbaik bagi tubuh, maka Al-Qur'an adalah nutrisi terbaik bagi hati dan akal manusia. Al-Qur'an adalah obat bagi hati yang mengandung banyak pelajaran. Karena itu, bacalah, pahami, dan terapkan hukum-hukumnya agar kita mendapat petunjuk.
Kedua, jika pupuk adalah penyubur tanaman, maka ilmu adalah pupuk bagi hati. Dan ilmu yang baik adalah yang bersumber dari Al-Qur'an dan sunah. Al-Qur'an adalah petunjuk hidup yang akan mengarahkan manusia pada jalan kebaikan yang diridai Allah Swt. Dengan ilmu, seseorang mampu memaksimalkan keimanannya dan memelihara hatinya.
Ketiga, tanamkan iltizam (komitmen) dalam diri untuk melaksanakan semua syariat Islam. Saat kita mengazamkan diri untuk istikamah melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya, maka Allah akan meneguhkan kita baik di dunia maupun akhirat.
Keempat, jangan lupa untuk bergaul dengan para ulama dan orang-orang saleh agar keimanan dan kesalehan mereka dapat menular pada diri kita. Dekat dengan orang saleh juga akan menjaga keteguhan iman kita.
Masih banyak lagi cara yang bisa dilakukan untuk meneguhkan hati (iman) kita dalam mengarungi kehidupan yang penuh fitnah seperti saat ini. Satu hal yang pasti, kita adalah umat Islam yang sudah diberi petunjuk paling sempurna yakni Al-Qur'an. Sekarang pilihannya ada di tangan kita, apakah kita mau merawat hati agar tetap berada dalam ketaatan atau justru sebaliknya.
Wallahu a'lam bishawab. []
Maa syaa Allah tulisan mba Tina selalu menggugah apalagi ini hubungan dengan hati. Betul kadang hati manusia mudah berubah apalagi kondisi yang tidak kondusif..sangat cepat gundah Iblis akan selalu menggoda manusia dengan bisikan di hati...
Maa syaa
Alhamdulillah, dapat tip merawat hati dari Mba Sartinah...
Semoga kita bisa merawat hati untuk senantiasa taat pada Ilahi..
Aamiin Allahumma Aamiin ...
Astaghfirullah, semoga Allah memberikan kemudahan dan kekuatan, kesabaran dan keistiqomahan di jalan Allah. Aamiin
Aamiin ya Allah ...
Ya Allah, semoga hati kita tetap diteguhkan dalam agama ini. Selalu dalam kondisi keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt
Aamiin
Aamiin Allahumma Aamiin
Semoga kita istikamah dalam iman dan Islam.
Aamiin ya Allah
Betapa pentingnya selalu mengikat diri dgn Alquran, salat yg terjaga dan senantiasa berdoa meminta hidayah, taufik dan inayahnya. Serta agar terus terjaga hati, lisan dan perbuatan2 dari perkara2 yg Allah yg benci.
Ya Allah tetapkanlah hatiku di atas fitrah iman Islam_Mu. Aamiin
Aamiin ya Allah ...
Bener bener bener. Semua bisa berubah dengan mudah kalau soal segumpal daging itu. Pertama seneng, tiba-giba sedih. Tapi parahnya sih kalau pertama beriman tiba-tiba jadi kafir.
Maka bener banget kita harus senantiasa meminta kepada Allah agar ditetapkan hati kita di jalan Allah yang lurus. Aamiin
Betul mbak Kom. Semoga Allah jaga hati kita dalam keimanan ya
Benar mb..hati manusia begitu mudah berubah..
Wahai yang Maha Membolak-balik Hati, teguhkan hati kami atas agama mu ya Rabb..
Aamiin ... maka kita patut khawatir ya dengan hati kita yang mudah berubah.