Lepaskanlah…

Lepaskanlah

Maafkanlah mereka. Lepaskanlah belenggu itu. Bebaskanlah hatimu dari pasung duka karena dendam.

Oleh. Bedoon Essem
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Kita tidak bisa mengatur kehidupan orang lain. Begitu pun dengan hati mereka. Setiap rasa dan berubahnya hati, serta sikap manusia, bukan ada pada kendali kita. Di dunia ini, cinta, benci, kagum, sayang, kesetiaan, kecenderungan, pun pengkhianatan akan menjadi hal yang tak bisa dihindari. Ketika rasa sakit menghampiri, akan ada berbagai perasaan negatif yang perlahan menguasai hati. Tak jarang muncul keinginan untuk membalas sakit hati yang dirasa.

Salah satunya adalah sakit hati karena pengkhianatan. Dikhianati memang sakitnya tak kepalang. Apalagi jika yang melakukan adalah yang tersayang. Serasa diri paling malang. Tak jarang korban pengkhianatan akan menyimpan dendam. Ingin membalas dengan segala kemampuan, padahal dengan dendam di dada, hati makin gundah gulana. Setiap saat hanya terpikirkan akan dia. Badan kurus kering menanggung rasa. Jika sudah begini, bahagiakah hidup kita?

Dendam adalah salah satu penyakit hati. Jika dibiarkan berlarut-larut, akan berbahaya bagi penderitanya. Hidupnya hanya akan fokus pada upaya mewujudkan balas dendam pada orang yang dia rasa telah menyakitinya. Tanpa ia sadari, ia pun telah menyakiti dirinya sendiri. Hal ini termasuk jebakan setan untuk mengikuti hawa nafsu angkara murka, menebar kebencian kepada sesama.

Harus kita ingat bahwa hidup adalah ujian. Ujian bisa datang dari mana saja, dari pasangan, saudara, keluarga, teman, maupun kolega. Jikalau mereka menyakiti kita, itu adalah salah satu ujian. Jikalau hati mulai menyimpan dendam karena mereka, yang harus dilakukan adalah segera menghilangkan perasaan tersebut, karena dendam hanya akan mengotori hati. Kemarahan adalah bencana. Ia laksana rantai yang mengikat hati kita, dengannya kita akan terus terbelenggu dalam kesedihan dan kedukaan. Jika sudah begini, kita akan sulit untuk move on dan bahagia.

Dikhianati adalah sebuah hal biasa, karena kita hidup dengan manusia yang punya hati. Sedangkan hati manusia sering berubah-ubah. Jika hati mereka berubah darimu, itu pun hal biasa. Tak perlu marah dan emosi, apalagi dendam. Jika kita berlarut dalam marah dan dendam, kita sendiri yang akan rugi. Imam Sya'roni pernah diambil janjinya oleh guru-gurunya terkait dendam ini, "Janganlah kamu marah kepada siapa pun yang memilih untuk menjauhimu, atau berpaling pada selainmu!"

Tak perlu kita jengkel atau merasa tak terima. Karena jika kita baik untuknya, sungguh ia telah rugi meninggalkan kita. Dan jika kita buruk untuknya, seharusnya kita bersyukur karena ia telah lepas dari pengaruh buruk yang kita bawa. Malah seharusnya kita yang harus berhati-hati, jika kita marah, benci, dendam, jengkel, karena terputus hubungan dengannya, itu tandanya bahwa hubungan kita dengannya bukan karena Allah.

Ingatlah Rasulullah pernah bersabda dalam hadis riwayat Imam Muslim, dari Abu Hurairah,

"Sedekah itu tidaklah mengurangi harta, dan Allah hanya akan menambah kemuliaan di dunia dan di akhirat bagi seorang hamba yang memaafkan saudaranya, dan Allah akan mengangkat derajat bagi orang yang merendahkan dirinya karena-Nya."

Tak perlu mengeluh, apalagi sampai kita mencaci maki. Berdoalah kepada Allah agar tak ada keinginan dalam diri kita untuk menuntutnya di akhirat, sebagaimana kita pun tak ingin ada tuntutan kepada kita kelak. Sungguh, memaafkan bukan berarti merendahkan diri, akan tetapi justru mengangkat derajat kita di hadapan Allah.

Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Imam At-Thabrani,

"Siapa saja yang ingin dibangunkan untuknya rumah di surga, hendaknya ia mau memafkan orang yang telah menzaliminya, bersedekah pada orang yang bakhil padanya, serta menyambung silaturahmi pada orang yang memutuskan silaturahmi dengannya."

Perlu diketahui bahwa ada beberapa tipe manusia dalam membalas pengkhianatan yang ia terima. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan dalam kitab Qa’idah fii Ash-Shabr, bahwa ada tiga jenis manusia dalam membalas dendam.

Pertama, zalim yaitu orang yang membalas lebih dari batas wajar. Kezaliman dalam Islam adalah haram, apa pun bentuk dan warnanya. Ia menuruti kata hati yang telah ditutupi dendam dan amarah. Ia mematikan semua cahaya yang masuk dalam hatinya. Ia menyuburkan kebencian dan kegelapan. Orang jenis ini tidak akan pernah tenteram dan tenang, sebelum dendamnya terbalaskan dan dia ingin terus membalas.

Kedua, muqtashid yaitu yang membalas seimbang dengan apa yang ia terima. Ia mengaku mengamalkan ayat 194 surah Al-Baqarah berikut,

"Oleh karena itu, siapa pun yang menyerangmu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya kepadamu.”

Ketiga, muhsin yaitu yang memaafkan dan tidak membalas dendam sama sekali. Inilah sifat yang paling baik. Meski berat dalam hatinya, tetapi ia mengingat firman Allah dalam surah An-Nuur ayat 22 yang artinya,

“Dan hendaklah kalian memaafkan serta berlapang dada. Bukankah kalian menginginkan Allah mengampuni kalian? Dan sungguh Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Yang terbaik adalah membalas keburukan dengan kebaikan. Ingatlah, hanya orang-orang sabar yang mampu membalas kejelekan dengan kebaikan, padahal ia mampu membalasnya dengan keburukan yang serupa. Jika menuruti hawa nafsu, tak akan ada habisnya permusuhan di dunia ini. Manusia akan saling membalas dan tak akan pernah puas.

 Lalu, apa yang perlu dilakukan jika ada yang mengkhianati kita di dunia? Bagaimana membalasnya? Seorang ulama karismatik dari negeri Yaman, Habib Umar bin Hafidz memberikan kita tip memperlakukan orang yang telah mengkhianati kita,

Pertama, maafkanlah dia, jangan menyimpan dendam dalam hatimu, ikhlaskanlah agar hatimu tenang.

Kedua, setelah kau maafkan, jagalah jarak dengannya, tetapi jangan sampai putuskan hubungan dengannya.

Ketiga, fokus memperbaiki diri kita. Sibukkan dirimu dalam ketaatan dan tobat. Mintalah ampun untukmu dan untuk orang yang mengkhianati kita. Bukankah Allah memerintahkan kita untuk memperbaiki diri dan menjaga ketakwaan kita?

Keempat, perbanyak teman yang saleh. Teman saleh akan menjadi kekayaan yang tak ternilai harganya, maka genggamlah dan bersamai mereka.

Maafkanlah mereka. Lepaskanlah belenggu itu. Bebaskanlah hatimu dari pasung duka karena dendam. Bukalah tirai itu. Sudah saatnya kegelapan sirna dari relung hati. Ingatlah, Allah Maha Melihat, pun Allah Maha Menghitung, tak akan luput satu perbuatan pun dari pengawasan-Nya. Tak perlu kau risau. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Milisi Beraksi, Bukan Solusi Hakiki
Next
Semangka, Simbol, dan Latah Politik
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

8 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
11 months ago

Bener, Mba. Telah Banyak nyawa melayang akibat dendam. Alhamdulillah, Islam memiliki aturan sempurna dan paripurna untuk melindungi jiwa manusia dari kejamnya dendam buta.

Sartinah
Sartinah
11 months ago

Betul mbak, dendam hanya akan membawa pada kehancuran. Meski kadang ketika dikhianati fitrahnya manusia ingin membalas ya. Semoga hati kita bisa terjaga dari perasaan dendam terhadap orang lain.

Atien
Atien
11 months ago

Bener banget. Menyimpan dendam justru membuat hati tidak nyaman, gelisah. Barakallah mba @ Aya.

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
11 months ago

Wah bener banget Mba Aya, ngapaiin mesti balas dendam yang tidak ada nya? Mestinya sudahlah nikmati apa yang terjadi, kan kita harus meyakinkan bahwa semua yang ada pada kita adalah yang terbaik yang Allah berikan. Soo aksl hati untuk tetap happy

Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
11 months ago

Masyaallah tabarakallah naskah motivasi mb Aya selalu nyaman dibaca nasehat yg indah namun tegas mengelola hati dan pikiran. Kalimat di atas banyak mengingatkanku pada kedua ortuku sendiri, yg selalu berpesan jadilah pemaaf, tetaplah berbuat baik kepada orang yang menyakiti. Dan jangan malu meminta maaf jika memang salah. Selalu mohon pertolongan Allah agar selalu berhiaskan akhlak mulia kepada siapa pun dan di mana pun berada. Semoga Allah terus menjaga kita di zaman penuh fitnah ini. Aamiin. Jazakillah khairan mba Aya dan NP atas terbitnya naskah keren ini. I like.

Aya Ummu Najwa
Aya Ummu Najwa
11 months ago

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِيْ ، وَأَجِرْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ

Ya Allah ampuni dosaku, hilangkan lah dendam hatiku, dan jauhkanlah aku dari syetan.. aamiin

Deena
Deena
11 months ago

Masyaallah.. motivasi ini ngena banget buatku.. hiks hiks..
Kalau menuruti perasaan memang nggak ada kesudahannya.. sakit hatinya tuh sampai di sono.. dalem banget..
Serahkan semua pada Allah.. Dialah sebaik-baik pelipur lara..
Barakallah.. Jazakillah khoir mbak Aya..

Aya Ummu Najwa
Aya Ummu Najwa
Reply to  Deena
11 months ago

Nggih mb, ga ada habisnya kalau nurutin hati.. semoga Allah mudahkan kita menghilangkan dendam dalam hati ya mb.. aamiin wajazakumullahu khairan

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram