Saling Berbagi Hadiah, Suburkan Mahabah

"Sahabat, pada akhirnya, marilah kita menghidupkan kebiasaan baik berbagi atau memberi hadiah kepada orang-orang terdekat maupun jauh di sekeliling kita. Karena mampu menumbuhkan dan meningkatkan rasa saling menyayangi dan mencintai pada sesama."

Oleh. Bunga Padi
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sahabat, sering kita menjumpai baik di dunia nyata atau medsos seseorang memberi hadiah kepada orang yang dicintai atau dihormatinya. Semisal pimpinan sebuah perusahaan memberi hadiah kepada karyawannya atas pencapaian prestasi yang diperoleh, orang tua memberi hadiah kepada anaknya karena berhasil naik kelas atau sebaliknya anak memberi hadiah kepada orang tua, seorang istri mendapat hadiah dari suami atau suami mendapatkan hadiah dari istrinya, atau seorang sahabat memberi hadiah kepada kita dan lain-lain.

Biasanya hadiah ini diberikan pada saat momen tertentu. Semisal saat pernikahan, hari raya, lulus sekolah, saat mengunjungi teman atau kerabat, dan seterusnya. Adapun hadiahnya sendiri bermacam rupa. Bisa berbentuk barang, uang, makanan, buku, buah, dan sebagainya. Sesuai kesanggupan kantong sang pemberi hadiah.

Sahabat, kami pernah mendapat pengalaman menarik dan sangat membahagiakan hati terkait berbagi hadiah ini. Tepatnya kami mendapatkan hadiah berupa buku langsung dari penulisnya. Begini, bulan Juli tahun 2019, saat kami mengantarkan putri kami untuk mondok di pesantren media di daerah Parung. Nah, kami menyempatkan untuk silah ukhuah ke rumah gurunda KH. Hafidz Abdurrahman di Bogor. Kami disambut beliau bersama istri penuh suka cita. Suasana yang hangat penuh keakraban telah tercipta, tak luput rintik hujan di luar rumah menemani kami. Setelah asyik ngobrol dan sharing, di akhir perbincangan Kiai Hafidz menyerahkan dua buku, yakni berupa 1 buku karya tulis beliau dan 1 buah Al-Qur'an. Sebagai hadiah dan kenang-kenangan ujar beliau.

Masyaallah. Tabarakallah. Pastinya tidak menyangka sekaligus sangat senang. Kami terharu dan bangga menerima buku itu. Selain mendapatkan wejangan ilmu langsung dari lisan beliau, mendapatkan hadiah buku pula. Semoga Allah membalasnya dengan sebaik-baik balasan.

Sahabat, ternyata dalam ajaran Islam berbagi hadiah sudah ada sejak masa Rasulullah. Bahkan Rasul sangat mendorong kepada umatnya untuk saling berbagi hadiah, meski hadiah itu bernilai kecil. Apatah lagi bila hadiah itu bernilai besar seperti karya tulis dan kitab suci yang diberikan kiai kepada kami, tentulah akan menjadi simpanan pahala amal jariah yang sangat menguntungkan di akhirat kelak.

Hal ini mengingatkan kita pada sabda Rasulullah saw. yang sangat masyhur yang diriwayatkan Imam Muslim, yakni tiga perkara penolong sesudah kematian bagi seseorang, di mana kebaikannya akan terus mengalir, yaitu ilmu yang bermanfaat, amal jariah (sedekah), dan anak saleh yang terus mendoakan kedua orang tuanya.

Pun begitu pada sabda Rasulullah saw., dalam kitab At-Targhib wat Tarhib: "Saling memberi hadiahlah kalian, karena sesungguhnya saling memberi hadiah itu bisa menghilangkan dendam dalam hati, dan jangan sekali-kali meremehkan seseorang kepada tetangganya meskipun hanya tungkai kambing."

Oleh karenanya, ketika ada kerabat, sahabat atau siapa pun memberi hadiah. Maka yang perlu dilihat adalah nilai maknawinya bukan nilai materinya. Memandangnya sebagai pemberian yang tulus, bentuk kedekatan, persahabatan, perhatian, dari seseorang kepada kita. Jadi pandailah menghargai apa pun hadiah orang lain kepada kita.

Maka dengan begitu, hadiah sekecil apa pun nilai dan bentuknya, akan mampu menumbuhkan rasa sayang dan cinta bagi kedua belah pihak. sehingga bisa menjauhkan dari rasa permusuhan, hubungan yang tidak harmonis, mempertebal hubungan kekerabatan, dan saling peduli.

Imam Malik di dalam Al-Muwattha' menuturkan hadis dari Atha' ibn Abdillah al-Khurasani, Beliau saw., telah berpesan agar sesama saudara untuk saling berjabat tangan, maka akan meniadakan rasa dengki, hasud, dan permusuhan. Kemudian dengan saling memberi hadiah niscaya mereka akan saling mencintai.

Sahabat, tetap menjadi perhatian bagi kita saat memberi hadiah jangan sampai memintanya kembali. Sebab perbuatan tersebut sangatlah tak pantas dilakukan oleh seorang yang mengaku beriman. Selain itu, sama halnya mempermalukan diri sendiri.

Patutlah sekiranya kita memperhatikan sabda Rasulullah saw. berikut sebagai bentuk kehati-hatian. Beliau saw. membandingkannya dengan perilaku yang sangat buruk, yaitu orang yang menarik kembali pemberiannya. Bagaikan seekor anjing yang memuntahkan makanannya kemudian dia makan kembali. Qatadah lalu mengungkapkan: "Kita tidaklah mengetahui hukum memakan barang muntahan kecuali yang telah diharamkan."

Sahabat, pada akhirnya, marilah kita menghidupkan kebiasaan baik berbagi atau memberi hadiah kepada orang-orang terdekat maupun jauh di sekeliling kita. Karena mampu menumbuhkan dan meningkatkan rasa saling menyayangi dan mencintai pada sesama.

Apalagi di tengah-tengah impitan kehidupan sekularisme yang sangat menyesakkan dada, dan berbagai kompleks permasalahan hidup terkadang membuat lemahnya hati. Semoga dengan menghidupkan budaya berbagi hadiah setidaknya menjadi obat lara dan penghiburan bernilai ibadah di hadapan-Nya. Dan terpenting lagi dengan adanya perhatian tersebut, semoga mampu menumbuhkan semangat kepada mereka yang belum tersentuh belajar Islam kaffah akhirnya bersedia belajar dan menjadi pejuang-Nya.

Wallahu a'lam[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Bunga Padi Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kasino Mulai Dilegalkan, Bagaimana Islam Memandang Perjudian?
Next
Kepedulian Setengah Hati terhadap Rakyat Sendiri
2 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram