Putus

"Menolak untuk larut dalam kesedihan dan patah hati karena kita punya Allah untuk mengadu, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur’an surah Yusuf ayat 86: “Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan penderitaan dan kesedihanku.”

Oleh. Deena Noor
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Pernahkah memperhatikan sebuah tali yang hampir putus? Jika dilihat, ada serat-seratnya yang tampak keluar. Tali yang semula tebal dan kuat, menjadi menipis menyisakan beberapa helai serat saja.

Sebelum putus, tali akan makin mengencang. Beban yang menariknya akan mempercepat putusnya sebuah tali. Seperti itulah kiranya saat kita tengah mendapatkan ujian. Ketika keadaan kian mengimpit, menandakan bahwa jalan keluar sudah di depan mata. Makin berat ujian, makin dekat pula penyelesaian. Saat badai kian kencang menerpa, maka tak lama lagi ia akan berhenti. Perubahan kondisi akan segera terjadi.

Tak perlu khawatir dengan kesedihan dan segala kedukaan yang dibawa oleh sebuah ujian. Sesungguhnya, ia mengajak serta beragam kebaikan. Mungkin ujian itu membuat kita berurai air mata, menahan sakit yang teramat, merasa kehilangan hingga lara yang seolah datang berurutan. Kesabaran seakan habis diserap rasa yang terus berkecamuk. Namun, sungguh semua itu akan menempa kita menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Selain itu, ada pahala yang menanti untuk dikumpulkan saat kita bersabar dalam menyelesaikan suatu ujian. Tidak meratapi keadaan, tidak mencela takdir Sang Pencipta, dan selalu berikhtiar dalam tawakal akan mengantarkan pada jalan yang diridai-Nya. Kebaikan demi kebaikan menghampiri di saat diri tengah berjibaku dalam perjuangan. Menolak untuk larut dalam kesedihan dan patah hati karena kita punya Allah untuk mengadu, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur’an surah Yusuf ayat 86: “Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan penderitaan dan kesedihanku.”

Jangan lupa juga bahwa bersama kesulitan akan selalu ada kemudahan. Sebuah kepastian yang tak mungkin keliru. Sebab, Allah sendiri yang menyatakannya dalam Al-Qur’an surah Al-Insyirah ayat 5-6: “Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

Allah mengatakannya sampai dua kali. Ini menandakan bahwa kalimat itu sungguh sangat ditegaskan. Janji itu pasti benar adanya Tak perlu diragukan kebenaran-Nya. Kita diperintahkan untuk meyakininya dengan sepenuh hati.

Pernyataan ini sekaligus menjadi pengobat hati dan pembawa harapan. Bahwa kesulitan tidak ada apa-apanya di hadapan jiwa yang berserah pada Sang Maha Kuasa. Kita punya Allah Sang Maha Besar, yang jauh lebih besar dari kesulitan yang kita hadapi. Mintalah pada-Nya agar mengecilkan dan menghilangkan semua kesulitan itu. Memohon dengan penuh kerendahan hati agar diberi kekuatan untuk menghalau setiap kesukaran.

Hujan tak akan turun selamanya. Badai tak seterusnya menerjang. Malam tak mungkin berdiam diri. Gelap pasti pergi. Ujian yang kita alami akan berlalu seiring waktu. Suasana akan berangsur cerah menghangatkan hati setelah beberapa lama disaput muram.

Tali yang mengencang itu benar-benar putus. Terpotong menjadi bagian-bagian. Tiap bagiannya telah menempati ketetapan yang terbaik. Tidak lagi ia membelit langkah. Lepas sudah semua beban. Sama sekali tiada penyesalan atasnya. Kelegaan karena mampu mengalahkan tantangan. Kebahagiaan karena telah memilih menjemput janji Allah ketimbang berdiam diri dalam keputusasaan.

Yang jatuh akan berganti dengan tunas baru yang lebih kuat. Yang bertahan akan semakin kokoh dalam helaan waktu. Apa yang hilang akan diganti dengan yang lebih baik.

Bila kini hatimu merana karena pedihnya cobaan yang mendera, maka ingatlah kembali ikrar sucimu di awal hari. Sebuah komitmen untuk menjadikan seluruh hidup dan matimu hanyalah untuk-Nya. Apa yang ada dalam hidup tak lain hanya berlaku karena-Nya. Segala upaya yang dijalankan adalah demi menggapai rahmat-Nya. Jika Dia memberikan ujian, maka yakinkan diri bahwa sesungguhnya Dia tengah mengangkat derajatmu lebih tinggi. Yakinkan hati pada titah Allah seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 139: “Janganlah kamu lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”

Ujian dan cobaan setiap orang memang berbeda-beda. Ujian itu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing hamba. Namun, yang pasti setiap hamba beriman akan diuji untuk membuktikan keimanannya. Mereka yang sungguh-sungguh beriman akan melewatinya dengan panduan yang telah Allah tetapkan. Mereka mengikuti langkah-langkah yang telah digariskan oleh syarak. Mereka juga menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa sebagai teladan dalam kehidupan. Kita berdoa dan berupaya bahwa kita termasuk kepada hamba yang demikian.
Wallahu a’lam bishshawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Mengenal Hematoma Intrakranial
Next
Kasino di Teluk Arab, Wujud Modernisasi?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram