Menerima apapun yang Allah berikan, tanpa mengeluh dan protes itu adalah qana’ah. Itulah yang membuat kita bahagia.
Oleh: K.H. Hafidz Abdurrahman
NarasiPost.com – Qana’ah itu sikap hati. Ketika rida dan menerima apapun yang Allah berikan. Tidak pernah mengeluh apalagi protes.
Qana’ah itu buah dari keridaan hati terhadap apapun keputusan Allah. Keridaan hati terhadap apapun keputusan Allah itu adalah tanda ketakwaan kita kepada-Nya.
Ketika kita diberi apapun oleh Allah, nikmat, atau kesulitan, semua kita terima. Karena pikiran dan hati kita selalu berbaik sangka kepada Allah. Allah Mahasayang dan Mahakasih kepada kita.
Hanya persepsi kita dalam melihat masalah, kalau menyenangkan kita, kita anggap baik. Kalau tidak, kita anggap buruk. Padahal, dua-duanya dari Allah. Dan semuanya tidak ada yang tidak baik.
Kadang menurut kita tidak baik, tapi di kemudian hari kita anggap baik. Karena yang kita persepsikan tidak baik pada awalnya itu ternyata di kemudian hari baik. Karena menyenangkan kita. Padahal keputusan Allah sama. Itu juga. Jadi, masalahnya bukan pada keputusan-Nya, tapi masalahnya adalah pada diri kita.
Maka, menerima apa pun yang Allah berikan, tanpa mengeluh dan protes itu adalah qana’ah. Itulah yang membuat kita bahagia.
Sebaliknya, karena ambisi, kita lupa, ada Allah yang Maha Berkehendak, yang menentukan segalanya. Ketika ambisi kita tidak terwujud, kita sedih, marah, bahkan tidak jarang menyalahkan Allah.
Mengapa? Karena kita hanya mengandalkan dan bersandar pada yang tampak. Padahal di balik semuanya itu ada Zat Maha Menentukan dan Mengatur semuanya. Jika kita berserah diri, dan rida pada apapun keputusan-Nya, yakinlah perasaan kita akan tenang dan plong.
Jadi, siapa yang qana’ah, hidupnya pasti bahagia. Sebaliknya, siapa yang tamak, pasti menderita. []
Sumber: https://www.muslimahnews.com/2020/10/23/nafsiyah-buah-qanaah/