Sudahkah Kita Istikamah dalam Kebenaran?

Mindset yang harus kita bentuk bahwa istikamah akan menghasilkan keteguhan dan ketenangan di dalam jiwa. Bukankah bahagia tidak semata mendapatkan apa yang terlihat indah dalam pandangan mata? Namun, saat ruhiyah senantiasa hadir dalam aktivitas apapun yang kita lakukan.

Oleh. Annisa Fauziah, S.Si.

NarasiPost.Com-Maka istikamahlah kamu (Muhammad) di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga kepada orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud: 112)

Menjadi seorang muslim bukanlah pilihan yang bebas hambatan. Banyak godaan yang membuat kita sering kali terperosok kepada kemaksiatan. Justru salah satu ujian bagi orang yang beriman adalah sejauh mana ia bisa istikamah dalam jalan kebenaran. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadis yang menjelaskan tentang keistikamahan. Secara garis besar istikamah merupakan sikap berpegang teguh pada kebenaran, baik dalam hal keimanan, ibadah, muamalah, dan lainnya.

Istikamah dalam keimanan dan ketaatan menuntun kita untuk tidak meyekutukan Allah dengan makhluk lainnya. Setiap godaan yang datang tidak membuat kita meninggalkan syariat-Nya. Niat ikhlas senantiasa dijaga agar istikamah bisa terpelihara. Rasulullah saw. memberikan teladan berupa kisah nyata dalam menjaga keistikamahan. Selama perjalanan dakwah beliau di Makkah yang penuh dengan rintangan, ternyata tidak sedikitpun menyurutkan langkahnya untuk menyebarkan kebenaran Islam.

Fitnah hingga tuduhan keji tidak sedikit pun membuat beliau mundur dan berbalik dari jalan kebenaran. Hal itu bisa menjadi inspirasi bagi umat Islam saat ini bahwa keistikamahan harus diperjuangkan. Sejatinya, dari sanalah kita akan mendapatkan balasan kebaikan. Maka, tidak usah memperhitungkan setiap pengorbanan. Bukankah rida Allah Swt. saja yang kita harapkan?

Membaca setiap lembar kisah perjuangan Rasulullah saw. dan para sahabat, pasti akan membuat kita meneteskan air mata. Betapa seorang manusia mulia, utusan Allah Swt. harus rela untuk dicaci maki, disebut orang gila, dilempari kotoran, hingga ancaman kehilangan nyawa. Maka, semua itu bisa menjadi refleksi bagi umat Islam saat ini yang sedang banyak diuji.

Framing negative hingga persekusi yang senantiasa disematkan kepada umat Islam harusnya tak membuat mentalitas kita untuk menyuarakan kebenaran Islam menjadi pudar. Istikamah memang bukanlah perkara yang mudah. Perlu ada kesungguhan untuk mempraktikkan sikap ini dalam amalan keseharian. Tidak ada sesuatu yang diperoleh secara instan tanpa ada pengorbanan. Oleh karena itu, cukuplah keimanan kita menjadi sebuah pegangan agar ujian yang kita hadapi tak membuat kita jatuh kepada kemaksiaatan.

Mindset yang harus kita bentuk bahwa istikamah akan menghasilkan keteguhan dan ketenangan di dalam jiwa. Bukankah bahagia tidak semata mendapatkan apa yang terlihat indah dalam pandangan mata? Namun, saat ruhiyah senantiasa hadir dalam aktivitas apapun yang kita lakukan. Ketika setiap aktivitas kita sudah memiliki “ruh” maka saat itulah akan hadir kesadaran antara hubungan kita sebagai makhluk dengan Sang Pencipta, Allah Swt.

Saat dorongan ruhiyah sudah hadir di dalam diri, maka rintangan sebesar apapun tak menjadi alasan untuk tidak berpegang teguh dalam kebenaran. Justru dorongan ruhiyah ini yang akan menggerakkan kita dengan energi yang berkelanjutan. Artinya, istikamah bukan sekadar melakukan upaya setengah hati, tetapi dengan penuh kesungguhan dalam mempersembahkan amalan terbaik untuk-Nya.

Saat kita merasa banyak amalan yang tak sempurna, sudah sepatutnya kita harus memaknai kembali tentang keistikamahan. Allah Swt. menyatakan bahwa Dia menyukai amalan yang sedikit, tetapi berkelanjutan. Artinya, ketika mengaku istikamah maka kita akan secara konsisten mengerjakan dan menyebarkan kebenaran Islam.

Jangan pernah menunggu ada kesempatan untuk berbuat kebaikan. Namun, senantiasa upayakan dan biasakan sekecil apapun amalan yang sering kita sepelekan. Dengan membiasakan dan terus menyibukkan diri dengan amal saleh, maka kelak akan menjadi sebuah kebiasaan. Bahkan, jika terus dilakukan secara berkelanjutan kebiasaan tersebut akan menjadi identitas kita sebagai seorang muslim.

Apalagi jika kita adalah seorang pengemban dakwah, maka istikamah harus senantiasa hadir di dalam jiwa. Dakwah bukanlah aktivitas musiman, tetapi sebuah kewajiban. Dengan demikian, akan sulit bagi kita untuk istikamah berdakwah jika dorongan untuk bergerak masih karena manusia. Namun, jika yang menjadi motivasi itu adalah dorongan iman maka keyakinan kita kepada pertolongan Allah Swt. sudah cukup untuk menjadi jaminan.

“Istikamah adalah proses saat kita menempa diri untuk terus memegang teguh kebenaran dalam kondisi apa pun dan di mana pun. Kesulitan yang dihadapi bukan menjadi alasan untuk berpaling dari jalan kebenaran. Semua itu semata-mata didorong oleh kekuatan iman, yaitu saat kita ingin selalu berusaha mempersembahkan sebaik-baiknya amalan.”
[]


Photo : Canva.Com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Annisa Fauziah, S.Si. Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Reportase Milad Pertama Media NarasiPost.Com
Next
Perihal Harta dalam Rumah Tangga
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram