Benda atau makhluk yang ukurannya mikroskopis, seperti virus, bakteri, kuman dan sel darah. Tak akan mampu mata kita menjangkaunya. Tak mampu pula kita merasakan berapa Miligram beratnya.
Oleh: Yusuf Al Barowy (Trainer Quantum dan Penulis Buku Apa Pesanmu Untukku?)
NarasiPost.com - Manusia memiliki kemampuan terbatas. Sementara Allah Maha Tak Terbatas. Mau contoh? Bila ada benda yang terlalu berat, anggaplah 1 ton sampai dengan 2 ton. Maka, manusia tak dapat mengangkatnya.
Ukuran seberat itu tidak pula manusia bisa mengukurnya dengan perasaan. Misal, ada dua benda besar yang ukurannya sama tapi beratnya berbeda, yang satu beratnya 800 kg dan yang satu lagi beratnya 1 ton. Keduanya tak akan mampu kita bedakan beratnya, kenapa? Ya, karena keduanya tak mampu kita angkat sehingga tak mampu kita ukur dengan perasaan, mana yang lebih berat diantara keduanya.
Begitupula benda atau makhluk yang ukurannya mikroskopis, seperti virus, bakteri, kuman dan sel darah. Tak akan mampu mata kita menjangkaunya. Tak mampu pula kita merasakan berapa Miligram beratnya. Pernah liat kuman lagi asyik berenang di minuman kita? Nggak kan?
Begitupun dengan jarak 5 m sampai 10 m masih bisa kita jangkau dengan mata. Tapi, kalau jaraknya 5 km sampai 10 km, akan sulit mata kita menjangkaunya. Pun dengan hal-hal yang gaib, tak mampu kita indera seperti jin dan malaikat.
Maka, untuk menimbang dan menempatkan benda yang terlampau berat atau terlampau ringan tersebut dibutuhkan alat. Agar dapat melihat virus dan bakteri dibutuhkan Alat. Agar dapat melihat jarak jauh dibutuhkan Alat. Agar mampu melihat sesuatu yang terlampau gaib pun dibutuhkan 'alat'.
Allah memberi kemampuan kepada manusia untuk menciptakan alat untuk mengurangi keterbatasan yang ada pada dirinya, untuk menjangkau apa yang hendak ia jangkau. Hasil ciptaan manusia itulah yang kita sebut dengan teknologi.
Sementara, 'alat' untuk mengukur sesuatu yang gaib namanya Iman. Iman yang benar hadir karena akal yang memahami Quran dan Hadits Mutawatir.
Benarlah firman Allah: “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan” (QS. Luqman: 20).
Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari keterbatasan manusia itu? Satu contoh, coba bayangkan bila manusia mampu melihat kuman, bakteri dan virus yang ada di makanannya, di minumannya, di pakaiannya, di HP nya, di laptopnya, di udara yang dia hirup atau di matanya sendiri. Sangat menjijikkan dan mengerikan bukan?
Bayangkan kalau kita mampu melihat jin dan setan di setiap tempat dan waktu. Ketika mau ke kamar mandi dia muncul di bak mandi, ketika mau buang air dia muncul dari lubang tempat pembuangan, ketika mau masuk kamar dia melayang-layang di atas kita dan saat mau makan dia bermain di meja makan. Iih ngeri!
Sungguh, secara psikologis akan membuat kita ketakutan dan membuat kita menjadi takut melakukan sesuatu.
Alhamdulillah, Allah tahu yang dibutuhkan manusia dan Allah memberikan pelajaran di balik keterbatasan. Yuk, selalu ingat Allah Subhanahu Wa Ta'aala dan kebesaran-Nya.
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]