"Semua orang hampir terkecoh dengan keadaan zaman, yang baik dikira salah, begitu juga yang salah dikira benar. Karena itu, dibutuhkan bintang petunjuk yang sangat terang dari golongan sahabat sebagai generasi terbaik umat."
Oleh. Novida Sari, S.Kom
NarasiPost.Com-Sungguh Rasulullah saw. adalah sebaik-baik figur pencetak generasi terbaik di sepanjang sejarah peradaban manusia. Di tangannya telah tercipta generasi sahabat yang kemilau bintangnya sangat terang, mengalahkan sinar temaram bintang di langit.
Generasi sahabat ibarat gemintang di langit yang menjadi petunjuk manusia yang melakukan perjalanan di padang pasir. Tidak ada yang dapat dipercaya di bumi karena yang nampak hanya padang pasir yang membentang, sementara gunung yang terlihat pun bisa saja menipu, karena pengaruh dari badai padang pasir.
Begitu juga hidup di zaman sekarang, zaman penuh fitnah, tipu daya, hingga sulit untuk percaya pada seseorang. Ketika ingin selamat, justru khawatir tidak ada contoh patokan di dunia. Semua orang hampir terkecoh dengan keadaan zaman, yang baik dikira salah, begitu juga yang salah dikira benar. Karena itu, dibutuhkan bintang petunjuk yang sangat terang dari golongan sahabat sebagai generasi terbaik umat.
Mungkin kita akan menunjuk sahabat Umar bin Al Khattab, yang dengan kecerdasannya, ia dikenal sebagai Al Faruq, pemisah antara yang hak dengan yang batil. Beliau berlemah lembut dengan kaum muslimin, tetapi keras terkait akidah dengan orang kafir. Saking hebatnya, Al Faruq ditakuti oleh golongan setan. Jika setan berpapasan dengan Umar di jalan, maka setan pun akan mengambil jalan lain.
Atau bisa dengan menunjuk Al Khansa, ibunya para syuhada. Beliau memiliki ruhul dakwah dan jihad yang tinggi. Ia tetap berdiri kokoh dan bangga setelah mengantarkan suami dan anak-anaknya syahid pada perang Al Qadisiyyah, sebuah peperangan antara kaum muslimin dengan bangsa Persia di masa Umar Bin Al Khattab. Ia tidak merasa sedih ditinggal mati anak dan suaminya, malah sebaliknya, Al Khansa mengucapkan syukur di haribaan Allah Swt. atas syahidnya mereka.
Atau kita bisa menunjuk keteguhan hati sahabat Sumayyah dan Yasir, suaminya. Mereka rela disiksa hingga meregang nyawa demi menjaga akidah yang sudah melekat pada diri mereka. Mereka tetap teguh, meskipun masyarakat pada waktu itu tengah ramai dalam kekufuran.
Atau dengan menunjuk bersinarnya bintang Bilal Bin Rabah yang memiliki pemikiran merdeka. Tuannya bisa menyiksa fisiknya dengan cara yang sangat kejam, terus-menerus, tanpa ada rasa kasihan, tetapi tidak dengan akalnya yang telah diselimuti oleh kebenaran Islam.
Atau dengan menunjuk bersinarnya pengusaha sukses Abdurrahman Bin Auf yang mampu meninggalkan semua kekayaan di Mekkah demi hijrah ke Madinah. Tidak ada satu pun harta yang ia bawa, kecuali hanya baju yang melekat pada tubuhnya. Namun, Allah Swt. mengganti hal demikian karena urusan rezeki bukanlah ranah perhitungan manusia yang terbatas.
Atau dengan menunjuk bersinarnya bintang sahabat Abu Dzar Al Ghifari yang memiliki kezuhudan yang tinggi. Saking tingginya kezuhudan Abu Dzar, ia mampu hidup di pinggiran kota Madinah dan meninggalkan semua yang bersifat dunia karena khawatir terlalaikan karenanya.
Atau dengan menunjuk kemilau bintang Ibunda Khadijah Binti Khuwailid. Dengan penuh cinta, ia mendampingi Rasulullah saw. dalam berdakwah. Ia korbankan semua hartanya di jalan Allah Swt. Karena tingginya pengorbanan beliau, Rasulullah saw. tetap mengingatnya meskipun ia telah tiada. Jaminan surga telah didapatkannya, bahkan ketika ia masih hidup mendampingi Rasulullah saw.
Atau dengan menunjuk kemilau bintang Ibunda Aisyah Binti Abu Bakar, seorang wanita yang cerdas lagi rupawan. Beliau ahli hadis dan menjadi rujukan para sahabat semasa hidupnya. Beliau mencintai umat meskipun tidak lagi bersama dengan suami tercinta, Muhammad saw.
Silahkan tunjuk bintang mana saja yang akan menjadi panutan karena kepribadian yang tangguh dan kokoh itu telah melekat pada diri masing-masing mereka, para sahabat yang mulia. Semoga kita bisa mencontoh mereka sebagai bintang petunjuk dalam menjalani kehidupan.
Maka setelah Rasulullah saw. yang menjadi suri tauladan, sungguh para sahabatlah yang menjadi suri tauladan berikutnya. Semoga Allah Swt. kelak menghimpun kita bersama dengan mereka di yaumil akhir karena kecintaan kita pada mereka sehingga akhirnya kita pun mengikuti mereka.[]