Bukan Cuma Sunah

"Kala akal, hati, mata, lisan, langkah, semuanya dibimbing oleh Sang Pencipta Alam Semesta. Lantas, masih lancangkah kita menganggap sunah dengan label 'cuma'?"

Oleh: Fatimah Azzahra, S. Pd.

NarasiPost.Com-"Kan cuma sunah. Tidak harus dikerjakan."

Begitu komentar seorang murid saat ditanya mengapa tak melaksanakan salat rawatib seperti teman lainnya. Inilah pemahaman yang sudah merasuk ke dalam diri dan jiwa banyak muslim. Menganggap sunah sebagai amalan pilihan yang bisa dikerjakan saat mau dan ditinggalkan saat enggan. Benarkah demikian?

Mendefinisikan Hukum dengan Benar

Tentu semua perbuatan harus dilandasi dengan definisi yang benar. Bahaya jika salah mendefinisikan, karena akan berdampak bagi aktivitas kita. Akankah kita melaksanakannya dengan riang gembira atau bermuram durja? Akankah kita menjalankannya atau meninggalkannya?

Sebagaimana yang kita ketahui sebagai muslim, ada 5 hukum dalam setiap aktivitas. Yakni, wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Setiap definisinya membuat kita terdorong untuk menjalankan suatu aktivitas walau dipenuhi kepayahan, begitu pula meninggalkan aktivitas lainnya.

Salat fardu misalnya, hukumnya wajib bagi setiap muslim. Maka, semua muslim berusaha menjalankannya, walau berbeda levelnya. Ada yang masih merasa berat, beban dan terpaksa dalam melaksanakan salat fardu, ada juga yang sudah menikmati dan merasa butuh pada salat. Tapi, sebagian besar muslim berusaha melaksanakannya.

Puasa di bulan Ramadan pun begitu. Karena wajib hukumnya, setiap muslim berusaha menjalankannya. Walau ada yang tidur seharian dan bangun hanya saat salat sampai menunggu azan berbuka. Tapi, semua sepakat harus mengerahkan daya upaya dalam menjalankan amalan ini.

Anjuran Mengamalkan

Bagaimana dengan sunah? Apakah ia berupa pilihan yang manusia bebas mau melaksanakan atau meninggalkannya? Ternyata definisi ini kurang tepat. Karena justru mendorong muslim untuk meninggalkannya dan melabeli aktivitas dengan 'cuma' sunah.

Sunah diturunkan sebagai amalan nafilah. Tambahan, tambalan bagi ketidaksempurnaan amalan fardu kita. Ia adalah amalan anjuran untuk dikerjakan, bukan anjuran untuk dipilih atau ditinggalkan. Terlalu PD (Percaya Diri) rasanya jika kita mencukupkan diri dengan amalan fardu saja tanpa tergerak menghiasi dengan amalan sunah.

Rugilah yang harus tumbuh dalam diri setiap muslim jika melewatkan kesempatan untuk beramal sunah. Bukan melewatkan karena adanya hajat syar'i, seperti sakit. Akan tetapi sengaja dilewatkan begitu saja karena anggapan 'cuma' sunah. Rugi karena kesempatan mendapatkan pahala justru tak diambilnya.
Padahal, nikmat Allah Ta’ala kepada manusia sangat banyak. Termasuk diutusnya Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada seluruh manusia di bumi ini juga merupakan nikmat dan karunia besar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebab, Rasulullah menggiring umat manusia keluar dari alam kegelapan menuju cahaya terang benderang. Rasulullah pun diutus dengan memberikan banyak pengajaran bagi umat manusia. Sebagaimana yang kita ketahui, amalan apa pun yang keluar dari lisan, perbuatan, bahkan diamnya Rasulullah merupakan wahyu dari Allah. Oleh karena itu, segala sesuatu yang menyangkut diri Rasulullah merupakan ibadah yang dihukumi sunah ketika dikerjakan oleh umatnya.

Tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, kecuali telah sempurna agama Islam yang telah beliau bawa kepada umat manusia. Melalui risalah beliau ini, umat akhir zaman telah menerima, mengamalkan, dan menyebarkan Al-Qur'an dan sunah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Al-Qur'an dan sunah adalah dua perkara yang tidak bisa dipisahkan. Maka selain mengamalkan Al-Qur'an, umat Islam juga dianjurkan mengamalkan seluruh amalan sunah, sebab sunah merupakan penjelasan bagi Al-Qur'an. Maka sepantasnya kita mengucap syukur pada nikmat Allah tersebut dengan cara mengamalkan sunah Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia.

Cinta Allah

Bukan tanpa alasan Allah turunkan sunah, salah satunya jika kita menghiasi ibadah kita dengan sunah maka Allah akan mencintai kita. Muslim mana yang tak mau dicintai oleh Rabbnya? Semua pasti ingin dicintai oleh Allah. Maka, ingatlah akan hadis qudsi berikut.

Dari Abu Hurairah, ia menuturkan, Rasulullah Saw. bersabda, "Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan. Jika hamba-Ku terus-menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunah, maka Aku mencintai dia. Jika Aku sudah mencintainya, Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Ku lindungi." (HR. Bukhari)

MasyAallah. Kita hanya bisa mendekatkan diri pada-Nya dengan melakukan amalan wajib. Allah akan mencintai kita saat kita menghiasi diri dengan amalan sunah. Inilah cinta yang diidamkan oleh setiap muslim. Kala akal, hati, mata, lisan, langkah, semuanya dibimbing oleh Sang Pencipta Alam Semesta. Lantas, masih lancangkah kita menganggap sunah dengan label 'cuma'?

Justru amalan sunahlah yang bisa mengantarkan kita pada cinta Allah. Wallahua'lam bish shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Fatimah Azzahra S.Pd. Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kebiadaban Korupsi Diganjar Remisi Koruptor, Suramnya Masa Depan Pemberantasan Korupsi
Next
Find The Light of Your Life with Hijrah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram