“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran:110).
Oleh: Tri Utami
NarasiPost.Com-Pengakuan atas kesalahan diri merupakan tanda masih berfungsinya komponen hati bagi kehidupan. Kepekaan ini tentunya tidak semua orang mengalami, itu hanya dirasakan bagi mereka yang dipilih Allah Swt untuk memperbaiki, apakah kamu termasuk pada bagian itu? Pada golongan orang-orang yang gelisah jika melakukan kemaksiatan? Pada golongan orang-orang yang tidak nyaman ketika meninggalkan perintah Tuhan? Jika iya, maka bersyukurlah Allah sudah memilihmu. Tidak hanya sekarang ini kamu menjadi hamba pilihan, dimulai dari penciptaanmu yang harus bersaing dengan jutaan sel sperma dan juga sel telur. itu juga atas dasar pilihan. Kamu berhak tersenyum dan bangga akan ini.
Lalu pertanyaan selanjutnya, sudah sejauh mana engkau mendedikasikan diri menjadi hamba pilihan? Jangan-jangan dedikasimu hanya sebatas pengakuan lisan? hati dan perbuatan masih sering menyimpang? Ketahuilah, Allah tidak sekadar menciptakan alam semesta terlebih lagi dalam menciptakanmu. Tanpa dirimu sembah, Allah tetaplah Agung, tanpa engkau muliakan, Allah tetaplah mulia. Dan ibadahmu adalah untuk menyelamatkanmu. Penciptaan manusia adalah untuk mengabdi pada-Nya.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
Maaf, hidupku berantakan, kalimat ini sering sekali dilontarkan oleh kebanyakan orang. dan yang lebih banyak lagi adalah orang yang tahu dirinya sedang rapuh iman namun tidak berusaha untuk mengokohkan, Apalagi sampai pasrah dengan keadaan. Jiwa-jiwa seperti ini seharusnya disadarkan mengenai bagaimana sebenarnya peran hati dalam mengendalikan segala perilaku. keadaan hati kita akan berpengaruh pada segala perbuatan yang kita lakukan. Oleh sebab itu, perlunya setiap pribadi mengupayakan diri untuk memberi asupan, sebagaimana tubuh yang memerlukan berbagai sumber makananan untuk meningkatkan energi dalam beraktifitas, maka hati pun demikian. Ia juga membutuhkan asupan untuk membantumu dekat pada Allah Subhanahu Wa Ta'aala.
Menjadi pertanyaan bersama mengapa melakukan amalan hati sangat sulit untuk dilakukan. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna seharusnya mampu untuk menuntaskan perkara ini dengan keitimewaan akal yang menjadi penghias diri. Lalu mengapa kita masih sering berkompromi dalam melakukan kebaikan? Atau adakah sesuatu hal yang lebih mulia dibandingkan rida Allah?
Kapitalisme-sekularisme selalu menjadi alasan dari setiap perubahan, ketidakadilan penguasa, lingkungan yang bergaya barat dan eropa merasukimu dan memalingkanmu dari amanah agama.
Bukan, bukan ini sifat dari hamba pilihan. Bukankah ketika kita ingin melihat terbitnya fajar kita harus melewati malam yang gelap gulita? Bukankah ketika kita ingin menjadi emas berharga, kita harus siap melebur dengan api yang panas merekah? Keadaan seharusnya tidak melemahkanmu dalam melakukan perubahan.
Ingatkah engkau bagaimana perjuangan Rasulullah dalam menegakkan agama di muka bumi yang penuh dengan pengingkaran? Risalah Al-Qur’an yang tidak ada secuil pun keraguan ditentang hebat oleh umat manusia kala itu. Penganiayaan, penderitaaan, permusuhan bahkan kematian hampir didapatkan dalam menyampaikan risalah Islam. sekarang risalah itu sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia dan juga telah sampai di tanganmu, ingin engkau apakan risalah itu? Apakah engkau ingin menjadi penerus Rasulullah dalam mensyiarkan kebenaran atau sebaliknya?
Dirimu tahu, bumi kita sedang tidak baik-baik saja, kemungkaran semakin merajalela, kemaksiatan sudah dianggap biasa. Kamu hamba pilihan, peranmu sangat dibutuhkan untuk sebuah kemenangan. Jika kalimat ini masih belum membangkitkanmu mari kita merenungkan panggilan Allah yang disampaikan pada Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 110 :
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran:110).
Ayat-ayat ini menjadi gebrakan tersendiri, bahwa sekarang bukan lagi masanya untuk bermalas diri. Hidupmu yang berantakan tinggalkanlah panggilan Allah penuhilah.