Jangan Ragu Untuk Kembali

Manusia tidak ada yang sempurna selalu ada cela kesalahan dan dosa. Pintu tobat selalu terbuka bagi insan yang menginginkannya."Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri" (Al-Baqarah ayat 222)

Oleh: Aya Ummu Najwa
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa. Baik dosa besar maupun kecil, dosa kepada Rabb-nya maupun dosa kepada sesama makhluk-Nya.

Setiap anggota badan manusia pernah melakukan dosa. Dari mata yang sering melihat perkara yang haram, telinga yang sering mendengarkan lagu-lagu cabul penuh maksiat, lidah yang sering mengumpat, berbohong, melaknat, memfitnah, menuduh, ghibah, adu domba, sumpah palsu, mencela, membully, dan lain sebagainya. Tangan sering memegang hal yang haram disentuh, mengambil hak orang lain, memukul, bahkan membunuh, juga hal kezaliman fisik lainnya. Kaki sering melangkah menuju tempat-tempat maksiat, bahkan hati yang sering suudzan dan prasangka-prasangka yang tentu dilarang oleh syara', dan masih banyak dosa yang lainnya.

Sesungguhnya kesalahan dan dosa yang pernah atau bahkan sering dilakukan akan berdampak buruk bagi pelakunya. Jika pelakunya tidak segera bertobat kepada Allah, maka kehinaan di dunia maupun di akhirat akan menimpanya. Karena setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa, baik apakah ia seorang ulama, ustaz, kiai, guru ataukah murid, orang tua ataukah anak, apakah ia seorang awam, apalagi jika ia memang orang yang suka bermaksiat. Maka ia tidak boleh lepas dari meminta ampun dan selalu bertobat kepada Allah, di mana pun ia berada.

Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh junjungan kita Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam sebuah hadis riwayat Imam An Nasa'i dalam sunahnya bahwa, "Ibnu ‘Umar, ia berkata, Kami pernah menghitung di satu majelis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa beliau mengucapkan seratus kali, ‘Ya Rabb-ku, ampunilah aku dan aku bertobat kepada-Mu, sesungguhnya Engkau Maha menerima tobat lagi Maha Penyayang"

Jika ada seorang muslim pernah berbuat dosa baik kecil, besar, ataupun dosa yang paling besar sekalipun, maka segeralah bertobat. Jangan menunda-nunda, sungguh tak ada kata terlambat dalam masalah tobat, pintu tobat masih akan terus terbuka sampai matahari terbit dari barat.

Setiap manusia yang ingin menyucikan diri dengan tobat, mempunyai tingkatan yang berbeda-beda di hadapan Rabb-nya. Dirangkum dari kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin, yang ditulis oleh Ibnu Qudamah Al Maqdisi, yang ditahqiq oleh Syaikh ‘Ali Hasan dijelaskan bahwa,

Pertama, orang yang tetap istikamah dalam tobatnya hingga akhir kehidupannya. Jiwa yang demikian merupakan jiwa muthmainnah. Ia tidak mempunyai keinginan untuk mengulangi kesalahannya dan terus berusaha membersihkan semua kekeliruan yang pernah dilakukannya. Walaupun mungkin masih ada sedikit dosa kecil yang kadang kala dilakukannya, namun, sudah sewajarnya manusia tidak ada yang bisa lepas dari dosa-dosa kecil ini. Akan tetapi, ia selalu berusaha bersegera untuk beristighfar dan berbuat ketaatan, ia akan berupaya agar menjadi orang yang sabiqun bil khairat yaitu orang yang bersegera melakukan kebaikan. Tobatnya disebut sebagai tobat nashuha, yaitu tobat yang benar dan ikhlas. Firman Allah dalam surat Fathir ayat 32, "Di antara mereka ada yang lebih dulu berbuat kebaikan dengan izin Allah."

Kedua, orang yang menapaki jalan orang-orang yang istikamah dalam segala perkara ketaatan. Ia berusaha menjauhi semua dosa besar, tetapi ia mendapat musibah dengan masih sering jatuh dalam dosa kecil tanpa ia sengaja. Jiwa yang demikian dinamakan jiwa lawwamah, sebagaimana dalam surat Al Qiyamah ayat 2, ia akan selalu mencela dirinya sendiri dan menyesali apa yang telah dilakukannya setiap kali melakukan kesalahan itu. Sejatinya mereka inilah orang-orang yang mendapatkan janji kebaikan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Surat An Najm ayat 32, “(Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabb-mu Maha Luas ampunan-Nya"

Ketiga, inilah jiwa yang disebut jiwa mas-ulah, adalah orang yang bertobat dan istikamah dalam tobatnya sampai waktu tertentu, namun karena dikalahkan oleh syahwatnya, suatu saat ia melakukan lagi sebagian dari dosa-dosa besar. Akan tetapi meskipun demikian, ia masih tetap menjaga perbuatan yang baik dan masih tetap taat kepada Allah. Ia selalu berusaha menyiapkan dirinya untuk bertobat dan menginginkan agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah. Ini sebagaimana yang Allah firmankan dalam surat At Taubah ayat 102, "Dan (ada pula) orang lain yang mengakui dosa mereka, mereka mencampuradukkan perbuatan baik dan perbuatan buruk. Semoga Allah menerima tobat mereka, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"

Tingkatan yang ketiga ini sangat berbahaya, tersebab kebiasaannya menunda dan mengakhirkan tobatnya. Karena bisa jadi ada kemungkinan ia kehilangan kesempatan untuk bertobat malaikat maut telah datang melaksanakan perintah Allah untuk mencabut nyawanya, padahal amalan manusia akan dihisab menurut akhir kehidupannya, yaitu menjelang kematiannya.

Keempat, orang yang bertobat, namun tobatnya hanya sementara saja, lalu ia kembali mengulangi perbuatan dosa dan maksiatnya. Ia tak peduli terhadap perintah dan larangan Allah, bahkan sudah tak ada rasa menyesal terhadap dosa. Jiwanya telah dikuasai oleh nafsu yang mendorongnya selalu melakukan kemaksiatan. Ia masuk dalam golongan orang yang terus-menerus terjerumus dalam perbuatan dosa. Ia pun membenci orang-orang yang berbuat ketaatan dan menjauhinya. Inilah yang disebut jiwa atau nafsul ammarah. Sungguh tingkatan keempat ini sangatlah berbahaya, karena bisa menyebabkan ia suul khatimah yaitu mendapatkan akhir kehidupan yang jelek. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surat Yusuf ayat 53, "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun juga Maha Penyayang"

Karena tidak ada manusia yang tidak melakukan kesalahan dan dosa, maka kewajiban kita adalah senantiasa menjauhi semua perbuatan tercela, bersegera meminta ampun dan bertobat kepada Allah. Jangan membiasakan diri dengan menunda-nunda tobat, karena akibatnya sangat fatal. Hendaknya istighfar dan tobat dilakukan dengan sungguh-sungguh. Terus berupaya melakukan perbaikan dengan menambal semua lubang dosa dan cela dengan ketaatan dan kebajikan.

Jika kita menjauh dari Rabb dengan melanggar aturan-Nya, maka jangan pernah ragu untuk kembali. Karena pintu tobat masih akan terus terbuka, siang dan malam, selama napas belum sampai di tenggorokan, juga sebelum matahari terbit dari arah barat. Betapa Allah mencintai kita, betapa Allah menginginkan kita bertobat. Maka bersegeralah menuju cinta-Nya.

( إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلتَّوَّ ٰ⁠بِینَ وَیُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِینَ)

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri" (Al-Baqarah ayat 222)

Wallahu a'lam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
APBN Berat Utang Melesat Negara Sekarat
Next
Mengakui Baha'i, Islam Tersakiti
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram