Agar Ukhuwah Berbuah Jannah

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi)."
(HR. Bukhari Muslim)

Oleh : Messy Ikhsan
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak mampu berdiri sendiri dan membutuhkan bantuan dari manusia yang lain untuk bertahan hidup. Sehingga harus terjadi interaksi dan komunikasi antarsesama manusia dalam menenuhi tuntutan aktivitas sehari-hari. Semakin lama kita menjalin interaksi dengan seseorang, tentu menyisakan jejak kesan dan membentuk hubungan yang kian erat. Maka, terbentuklah hubungan yang bernama persahabatan.

Dalam hubungan persahabatan, rasa kasih sayang dan cinta menjadi alasnya. Sementara agama dan akhlak menjadi tiangnya. Semua ornamen itu harus ada dan saling berkaitan. Jika tidak ada bumbu cinta dan bumbu agama. Maka, hubungan persahabatan terasa hambar dan ambyar atau hanya sebagai ajang mencari manfaat semata.

Maksudnya adalah kalau seseorang berada dalam hubungan persahabatan karena ada sesuatu yang ingin dicari dan didapatkan. Setelah keinginan itu terpenuhi, ia akan pergi tanpa meninggalkan jejak. Bahkan, meskipun keinginan itu belum terpenuhi dan ia merasa tidak mendapatkan manfaat dari suatu hubungan tersebut. Maka, seseorang itu segera menghancurkan keutuhan persahabatan.

Maka berdasarkan hal itu, kita perlu selektif mencari sahabat yang benar-benar baik dan ingin bersama-sama memperbaiki diri, saling mengingatkan dalam kebaikan, kesabaran, dan ketaatan. Ada untuk kita setiap saat dalam beragam kondisi, baik kondisi suka maupun duka, baik kondisi bahagia maupun sengsara.

Namun, bukan berarti juga kita harus meninggalkan sahabat yang masih dalam kubangan jahiliah. Kita punya kewajiban untuk terus mengingatkan mereka dalam kebaikan terlepas nanti mau diterima atau ditolak. Setidaknya, kita tidak diam dalam melihat kemaksiatan.

Sebagaimana pernah Allah jelaskan dalam QS. Al-Ashr ayat 1-3. "Sesungguhnya manusia memang berada dalam kerugian dan tidak memperoleh keuntungan. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh."
Golongan yang sering mengerahkan persembahan terbaik untuk Islam. Saling mengingatkan dalam kebaikan, ketaatan, dan kesabaran. Maka, butuh peran sahabat taat yang selalu menegur kita saat berbuat salah. Menopang tubuh kita saat tubuh mungil terasa lemah. Bersama-sama membantu din ini agar segera mempimpin semesta.

Selain itu, Allah dan Rasulullah juga mengingatkan dalam Al-Qur'an dan sunah bahwa sahabat kita adalah cerminan diri kita sendiri. Maka, carilah sahabat yang mengajak kita kepada kebaikan. Jangan sampai semakin menjauhkan kita dari Allah karena akibat salah dalam memilih sahabat. Rasulullah bersabda dalam HR. Bukhari Muslim yang artinya :
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi)."

Yuk, Buang Pikiran Negatif pada Tempatnya!

Hubungan persahabatan yang awalnya harmonis dan penuh cinta. Jangan pernah dirusaki dengan pikiran negatif kepada sahabat sendiri. Maka, Islam selalu meminta kita untuk selalu tabayun sebelum menilai suatu informasi.

Persahabatan tak cukup hanya dilandasi rasa cinta dan kasih sayang. Akan tetapi, juga dibubuhi ilmu agama dan akhlak. Agar hubungan persahabatan bisa kokoh dan bertahan lama. Maka, Syaikh Muhammad Ghalib Al-Umari pernah mengatakan: "Jika kamu mendapatkan saudara yang jujur, berarti dirimu dan dia diikat oleh cinta karena Allah. Hal itu bagian dari nikmat Allah yang tidak ada tandingan harganya, dan hal itu merupakan yang patut disyukuri. Jangan pernah sekali-kali kamu merusak persahabatan itu dengan saling berpikir negatif."

Kalau kita menemukan ada tindakan atau perkataan saudara yang mengganggu perasaan. Awali dengan tetap bersikap baik dan berpikir positif. Jangan mau teperdaya oleh hasutan setan yang terlihat elok, padahal sangat busuk. Maka, senantiasa selalu meminta kebaikan dan doa kepada-Nya.

Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam HR. Muslim yang artinya :
“Sesungguhnya ucapan doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab."

Sungguh, kenikmatan yang sangat luar biasa bisa memiliki sahabat karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah. Semoga ukhuwah kita tidak hanya di dunia, tapi juga berbuah janah. Jangan lupa cari aku di surga nanti, saat kalian tak temukan aku di sana. Aku pun aku mencari teman-teman agar kita selalu bersama dalam ketaatan. Aamiin ya Rabb.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Messy Ikhsan Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Guyangan, Air Terjun Sejuta Kenangan
Next
Menghakimi Seremonial Pekik 'Merdeka'
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram