Ambil Secukupnya Bagikan Sebanyaknya

Ambil Secukupnya, bagikan sebanyaknya

Ambil secukupnya bagikan sebanyak-banyaknya, karena sejatinya ada hak orang lain yang harus ditunaikan lewat harta kita yang hanya titipan

Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Harta adalah bagian dari perhiasan dunia yang bisa menjadi ujian atau kekuatan bagi manusia. Dengan harta manusia bisa mengatur kehidupannya, di tangan orang mukmin yang saleh harta akan digunakan pada jalan kebaikan dan ketaatan. Namun, apabila harta berada di tangan orang kafir dan ahli maksiat maka akan digunakan untuk melanggar syariat dari Allah Swt.

Menjadi fitrah manusia ketika menginginkan harta, ini adalah tabiat bawaan manusia.
Karena Allah telah berfirman di dalam surah Ali Imran ayat 14 yang artinya:

"Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkannya, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik yaitu surga."

Jadi, mencintai harta adalah fitrah. Terkadang dari cinta itu, menjadikan seseorang tergila-gila akan harta. Bahkan, mencarinya dengan jalan yang haram, lalu membelanjakannya juga untuk pemuas nafsunya saja. Inilah yang berujung pada dosa, dan hartanya bisa menjadi bahan api neraka. Namun, apabila ia menikmati hartanya dengan tanpa melampaui batas, lalu membuatnya bersyukur dengan melakukan banyak kemanfaatan, maka jalan surga-Nya telah ia rintis, dan ia telah menempatkan harta dunianya untuk menggapai akhirat.

Faktanya, harta tidak hanya dilihat sebagai kenikmatan, dan perhiasan dunia saja. Di dalamnya ada kekuatan yang dibutuhkan oleh agama kita. Karena sejatinya Rasulullah saw. telah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, yang artinya:

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada mukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan.”

Mukmin yang kuat memang lebih dicintai Rasulullah, karena dalam kekuatan ada potensi kemanfaatan yang lebih besar daripada yang lemah. Kuat itu di antaranya, kuat secara rohani, jasmani, akal, juga dalam kepemilikan dunia atau harta. Orang yang kuat jasmani akan lebih sempurna dalam melaksanakan ibadah yang membutuhkan kekuatan fisik. Muslim yang kuat akal, dan pemahamannya akan lebih bisa mengatur kehidupan agar lebih maslahat bagi umat. Begitu juga mereka yang mendapatkan karunia harta dari Allah Swt. Dengan harta itu mereka bisa menyempurnakan ibadahnya, dan berbagi pada sesama.

Dengan harta seorang mukmin bisa berbuat banyak untuk agamanya, dan selanjutnya mengatur agar hartanya menjadi lebih bermanfaat seperti apa yang diinginkan, yaitu harta yang bisa memberi kebaikan untuk dunia dan di akhirat.

Hanya Titipan

Hal yang paling prinsip bagi seorang muslim adalah menyadari bahwa hakikatnya harta adalah milik Allah Swt. bukan milik kita secara mutlak, karena harta yang ada di tangan kita adalah sebatas penguasaan dari Allah yang diberikan kepada kita. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Hadid ayat 7 yang artinya:

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang telah dikuasakan Allah kepadamu."

Harta dititipkan Allah Swt. kepada manusia yang dikehendaki. Lalu manusia diperkenankan untuk memanfaatkannya sesuai aturan dari Ilahi. Harta itu boleh dipakai untuk kesenangannya tanpa berlebihan.

Karena harta adalah titipan, tentu saja akan ada konsekuensinya ketika titipan itu tidak digunakan sebagaimana mestinya. Saat inilah harta bisa menjadi ujian atau fitnah bagi manusia. Harta yang seharusnya memberi kebaikan akhirnya berbalik menjadi fitnah yang menjerumuskan.

Karena sejatinya, setiap pengguna nikmat di dunia termasuk harta akan ditanyai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Tentang bagaimana memperoleh nikmat itu, dan bagaimana dia memanfaatkan nikmat yang berupa harta pemberian dari Allah Swt.

Maka, mewaspadai akan kenikmatan dunia yang berupa harta adalah hal mutlak bagi seorang muslim. Sebab dalam diri setiap manusia ada nafsu yang selalu tak pernah kenyang, dan ingin mencoba segala kenikmatan dan ada penumpang licik, dan lihai di atas nafsu itu, yakni bisikan setan untuk berbuat kemaksiatan.

https://narasipost.com/teenager/05/2024/cintai-ajaran-islam-sepenuhnya-bukan-secukupnya/

Memahami bahwa harta itu seperti pisau bermata dua, satu sisi memberi manfaat yakni menjadi jalan ke surga, di sisi yang lain juga bisa menjadi jalan kebinasaan di dunia dan di akhirat. Maka, perlu memperjelas komitmen hubungan kita terhadap harta, agar ketika menikmatinya untuk diri sendiri akan menjadi jalan bersyukur. Karena bersyukur akan menjadikan Allah rida kepada kita, dan harta kita. Demikian pula ketika membelanjakannya untuk agama dan orang-orang yang membutuhkan maka akan bernilai pahala yang berlipat ganda. Maka ambil apa yang memang engkau butuhkan.

Ambil Secukupnya Bagikan Sebanyaknya

Ambil secukupnya bagikan sebanyak-banyaknya, inilah jalan yang dicontohkan oleh Rasulullah dan oleh para sahabat, yang telah Allah Swt. limpahkan kekayaan dan kekuasaan kepada mereka. Kita memang tidak akan sanggup mencapai kesempurnaan amal sebagaimana Rasulullah dan para sahabat dalam segala amalannya. Namun, kita tetap bisa terus berusaha melayakkan diri untuk menjadi pengikut beliau. Dalam circle beliau, para sahabat yang kaya raya juga banyak. Sebut saja 10 sahabat utama yang dijamin masuk surga, sebagian besar mereka adalah pengusaha kaya raya, mereka berkecukupan yang hartanya digunakan dan dimanfaatkan untuk mendakwahkan Islam.

Para sahabat selalu mengoptimalkan segenap potensi yang ia miliki, termasuk memaksimalkan hartanya untuk akhirat. Maka sudah seharusnya kita mencoba untuk mencontohnya. Salah satunya adalah meniatkan seluruh aktivitas kita yang tampak duniawi sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt., yang pahala akhiratnya lebih diharapkan, daripada keuntungan dunianya.

Ambil secukupnya bagikan sebanyaknya, sejatinya adalah implementasi dari ketakwaan kita kepada Allah. Karena Allah telah banyak memberikan aturan dan tuntunan dalam Al-Qur’an. Sebagaimana Allah juga telah memerintahkan untuk mengejar akhirat dan jangan lupakan bagian dunia. Secara makna hal ini menyemangati manusia untuk menyempurnakan ikhtiar, tidak bermalas-malasan, karena di dalamnya ada tujuan mulia, ingin bisa berbagi sebanyak-banyaknya. Selanjutnya, apabila kita sudah mempunyai harta jangan berlebihan menggunakan untuk keinginan pribadi, bagikan dan sisihkan agar tidak keberatan, dan agar bisa menyelamatkan.

Ambil secukupnya bagikan sebanyak-banyaknya, karena sejatinya ada hak orang lain yang harus ditunaikan lewat harta kita yang hanya titipan. Karena harta yang dibagi dengan rasa ikhlas di hati akan menjadi abadi, mengikuti diri hingga akhirat nanti.

Wallahu’alam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
isty Daiyah Kontributor NarasiPost.Com & Penulis Jejak Karya Impian
Previous
Temuan Gua di Bulan, Benarkah Bisa Jadi Tempat Tinggal?
Next
Nasib Guru Makin Ambigu
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
3 months ago

Benar sekali, ambillah secukupnya bagikan sebanyak-banyaknya. Namun, yg terjadi semakin banyak membagikan semakin besar pula yang datang. Jadi hakikatnya ketika seseorang bersedekah dg niat dan cara yg benar, hati yg dipenuhi keikhlasan sesungguhnya mereka telah berjual beli dg Allah sang Maha Kaya.

Naskah Mb Isty selalu keren memotivasi dan memcerahkan. Harapku semoga kita selalu Allah berikan kepandaian dlm mengelola harta titipan-Nya dan dijauhkan dari sifat serakah dsb. Aamiin

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
3 months ago

Masya Allah keren naskahnya.
Semoga kita tidak khilaf dalam mengelola harta

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
Reply to  Dewi Kusuma
3 months ago

Aamiin,
Semoga Allah selalu melindungi kita.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
3 months ago

Alhamdulillah,
Jazakillah khoir NP
Sudah mempublish naskah saya.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram