Ikhlas Syarat Diterimanya Amal

"Di sinilah pentingnya keikhlasan dalam mempermudah urusan saudara sesama pejuang. Ikhlas dalam mengorbankan apa pun yang kita punya baik materi٫ tenaga, maupun pikiran. Ikhlas menjalankan setiap tugas-tugas yang diamanahkan. Bukankah kita wajib fastabiqul khoirot?"

Ummu Khila
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-"Ikhlas yaitu melakukan segala sesuatu dengan disertai niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dari segala bentuk ketidakmurnian selain taqarub illallah" (Imam Al- Ghazali). Syekh Ibnu Atha’illah dalam maqolah kitab Al-Hikam bab tentang amal dan ikhlas menyampaikan: "Amal itu semata bentuk-bentuk yang tampil, adapun roh-roh yang menghidupkannya adalah terdapatnya rahasia ikhlas dalam amal perbuatan itu".

Syarat diterimanya amal itu cuma dua, ikhlas dan benar. Secara teori mungkin mudah. Tapi mengaplikasikan dalam setiap perbuatan sulitnya minta ampun. Perkara hati memang cuma kita sama Allah Swt. yang tahu. Untuk selalu meluruskan niat itu harus bergelut sama setan yang tidak ada habisnya membelokkan niat manusia. Bisikan untuk mengurungkan amal kebaikan dan merusak keikhlasan dari setiap kebajikan yang dilakukan. Nilai-nilai yang ingin dicapai pun menjadi nilai materi bukan semata meraih rida Allah Swt.

Mungkin kita bisa menghindari banyak kemaksiatan dan tidak melanggar hukum syarak. Berusaha menghindar hal-hal yang syubhat dan makruh. Berusaha memperdalam ilmu agama dan mempelajari hukum di setiap aktivitas agar terhindar dosa akibat ketidaktahuan akan hukum perbuatan. Meskipun sulit namun berusaha untuk tidak terlibat riba dan transaksi haram. Menghindari perbuatan yang diharamkan oleh syariat.https://narasipost.com/2022/05/21/sudah-ikhlaskah-aku/

Tapi itu semua tidaklah cukup bagi seorang muslim, melakukan amal kebaikan tidak hanya melihat zahirnya sebuah perbuatan. Niat atau tujuan kita dalam melakukan amal perbuatan atau qimatul 'amal. Misal kita melakukan muamalah atau jual beli maka tujuan kita adalah nilai materi. Jadi sah-sah saja kita mengambil keuntungan meskipun menjual barang pada orang miskin. Namun meskipun tujuannya adalah nilai materi, ketika bermuamalah diniatkan semata meraih rida Allah Swt maka akan tercatat sebagai amal kebaikan.

Berbeda jika tujuan perbuatan adalah nilai akhlaqiyah seperti rahmah atau kasih sayang sesama muslim, maka untuk meraih nilai akhlaqiyah ini tidak lagi memperhatikan aspek keuntungan materi tapi semata ikhlas meraih rida Allah Swt. seperti membantu tanpa mengharapkan pamrih atau asas manfaat. Misal bertetangga, membantu tanpa memandang apakah tetangga tersebut sering membantu kita atau tidak. Seringnya yang tanpa kita sadari, kita menolong orang yang sering menolong kita saja atau menolong orang lain berharap ketika kita membutuhkan pertolongan kita akan ditolong juga oleh orang lain.

Ikhlas tidak bisa dinilai oleh orang lain, hanya kita dan Allah lah yang tahu ikhlas atau tidaknya perbuatan tersebut. Bahkan kita sendiri kadang sulit untuk menilainya. Jika kita ingin tahu seberapa ikhlas amalan kita sehari-hari, misal kita sering berbuat baik dengan teman dengan meminjamkan uang atau yang lainnya. Tapi ketika kita kesulitan, teman kita ternyata tidak menolong. Perasaan kesal atau dongkol karena kita tidak ditolong inilah indikasi bahwa amal kebajikan yang sudah kita lakukan itu tidak ikhlas.https://narasipost.com/2021/04/27/sia-siakah-bekalku/

Demikian juga amalan dakwah, berada dalam sebuah harakah dakwah harus mampu menurunkan ego karena berada dalam sebuah kelompok. Keistikamahan dalam dakwah membutuhkan orang-orang yang ikhlas. Dalam sebuah kelompok tentu terdiri dari orang dengan karakter yang berbeda-beda. Di sinilah pentingnya keikhlasan dalam mempermudah urusan saudara sesama pejuang. Ikhlas dalam mengorbankan apa pun yang kita punya baik materi٫ tenaga, maupun pikiran. Ikhlas menjalankan setiap tugas-tugas yang diamanahkan. Bukankah kita wajib fastabiqul khoirot? Maka menjadi aneh jika saling iri ataupun mangkir dari amanah. Jika perasaan ini masih ada di hati kita, maka ini mengindikasikan bahwa kita belum ikhlas dalam berdakwah. Wallahu a'lam bishawab[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Merli Ummu Khila Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Zonasi PPDB yang Berkeadilan, Wacana Semu yang Jauh dari Realitas
Next
Kapitalisme Global yang Rapuh Pasti Runtuh
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram