"Ingatlah, kita bukan sekadar pesawat kertas yang akan basah ketika terkena air dan terjun bebas ketika tiada angin. Maka bangkitlah kembali untuk menggapai harapan yang lebih tinggi. Menjadikan masalah sebagai alat bantu untuk kita berdiri gagah. Memperbanyak sabar dan tidak berputus asa dengan kasih sayang dan rahmat Allah. Karena Allah telah mengingatkan kita dalam surah Al-Baqarah ayat 153."
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sebuah lagu sederhana dengan lirik yang menarik beberapa hari yang lalu sempat mampir di telingaku. Untuk orang yang jarang mengikuti perkembangan musik atau mendengarkan lagu, ini lumayan enak didengar. Liriknya sederhana namun kalau dicermati penuh makna.
Salah satu bait yang diulang-ulang dalam lagu tersebut adalah:
Hidup bagaikan, pesawat kertas terbang dan pergi membawa impian, sekuat tenaga dengan embusan angin terus melaju terbang.
Jangan bandingkan terbangnya tapi bagaimana dan apa yang dilalui. Karena itulah satu hal yang penting yang selalu sesuai kata hati.
Hidup bagaikan pesawat kertas terbang membawa cinta kita semua. Sayap yang terbentang dengan percaya diri dilihat semua orang.
Walau tak tahu cara melipatnya suatu saat pasti akan berhasil, lalu terbang kekuatan harapan yang menerbangkannya, marilah nikmati.
Bait lagu itu menggambarkan betapa kehidupan ini bagaikan pesawat kertas. Di mana terbang mengikuti arah angin biar pun lemah ia punya sedikit tenaga dan harapan. Menikmati setiap embusan angin dalam kehidupan, agar hidup terasa lebih ringan.
Kita memang tidak ingin membahas sebuah lagu, namun terkadang lagu itu bisa menjadi sebuah renungan bagi seseorang. Kadang kala hidup tidak seindah yang diinginkan, tetapi kita harus tetap yakin janji Allah Swt.
Penting menjadi orang optimis, yang menggunakan cara pandang keyakinan bahwasanya Allah akan selalu memberikan kebaikan di setiap apa yang menimpa diri kita. Ujian bukan menjadikan kita lemah, namun karena ujianlah yang akan membuat kita makin kuat dan tidak mudah menyerah.
Kita boleh sejenak terperangah dengan apa yang kita alami. Tetapi bukan berarti diri kita menjadi lemah dan tidak bergairah dalam menghadapi apa yang terjadi. Kehidupan memang sangat keras, laksana deburan ombak yang memecah batu-batu karang. Namun, hal ini harus menjadikan kita sebagai penakluk kerasnya gelombang. Menjadi peselancar sejati yang bisa melewati derasnya arus kehidupan ini.
Boleh jadi Allah menguji hamba-Nya dengan berbagai cara, namun kita harus memahami jika dengan ujian-Nya, Allah akan mendewasakan kita. Jika diuji dengan kegagalan, bukan berarti kegagalan akhir dari semuanya. Allah uji dengan musibah, namun mencari solusi dari akar masalah dan bersabar, akan menjadikan kita manusia yang pantang menyerah. Bukankah Allah Subhanahu Wa Taala telah mengingatkan kita dalam surah Al-Baqarah ayat 216 yang artinya:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal Ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal Ia amat buruk bagimu Allah Maha Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
Sehingga untuk apa terus-menerus meratapi semua ujian dengan kesedihan. Selagi napas masih ada, selagi ada harapan, ruang, dan peluang untuk merubah keadaan, why not?
Ingatlah, kita bukan sekadar pesawat kertas yang akan basah ketika terkena air dan terjun bebas ketika tiada angin. Maka bangkitlah kembali untuk menggapai harapan yang lebih tinggi. Menjadikan masalah sebagai alat bantu untuk kita berdiri gagah. Memperbanyak sabar dan tidak berputus asa dengan kasih sayang dan rahmat Allah. Karena Allah telah mengingatkan kita dalam surah Al-Baqarah ayat 153 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Taala bersama orang orang yang sabar.”
Beginilah kebaikan dari seorang muslim. Jika ditimpa musibah dan masalah dia akan sabar. Demikian pula ketika mendapatkan nikmat ia akan bersyukur.
Menjadi manusia yang yakin akan pertolongan Allah akan membuat kita menjadi pribadi yang kuat, tidak mudah cemas dan menjadi pribadi yang percaya diri. Jika ditimpa masalah dan musibah segeralah bangun dari keterpurukan. Membangun rasa syukur dan melihat sekelilingmu dengan mata hati yang bersih. Hidupmu adalah pemberian Allah, maka selayaknya kita bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada kita. Dengan hati yang bersih maka kita bisa mengubah pandangan kita terhadap kehidupan.
Memang tidak dapat dimungkiri sistem kapitalisme sekularisme telah banyak membuat sebagian besar dari kita sering melupakan hakikat sabar dan syukur. Sistem yang rusak telah melenakan manusia dengan gemerlapnya dunia yang segala sesuatunya dihitung dengan materi belaka. Padahal dunia dan segala yang ada adalah fatamorgana yang sifatnya sementara. Maka segeralah bangun dari keterpurukan ini. Kita bangun rasa syukur dan sabar kita.
Dengan hati yang bersih kita ubah cara pandang kita terhadap kehidupan. Marilah kita mencari cara agar kita senantiasa bersabar dan bersyukur, di antaranya:
Pertama, jaga hati kita dengan memberi “makanan hati” dengan asupan yang bergizi. Yakni dengan mengikuti kajian, duduk dalam majelis ilmu, dan mempelajari agama Islam secara kaffah dan mendalam. Sebagaimana kita tahu Islam merupakan agama yang sempurna, dengan mempelajarinya maka kita akan mendapatkan petunjuk hidup dan jalan yang lurus menerapkannya dalam kehidupan akan mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan.
Kedua, mengkaji Islam dengan menadaburi Al-Qur'an dan As-Sunah. Jadikanlah ini sebagai buku panduan atau “manual book ” yang Allah turunkan untuk seluruh umat manusia. Karena Rasulullah telah berwasiat kepada umatnya tentang pentingnya menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai pedoman hidup. Sebagaimana beliau bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya:
“Aku tinggalkan kepada kamu umatku dua perkara. Jika kamu berpegang teguh kepada keduanya maka niscaya kamu tidak akan tersesat untuk selama-lamanya. Perkara itu adalah Al-Qur'an dan As-Sunah.”
Ketiga, berkumpul dengan teman-teman yang saleh yang satu frekuensi dengan kita, baik pemikiran dan perasaan yang sama. Mencari teman yang memiliki satu visi dan misi dengan kita, sehingga dapat menjadi teman seperjuangan dalam mengkaji Islam. Demikian juga dalam mendakwahkannya, teman yang baik akan mengingatkan kita ketika kita berbuat salah.
Hidup di dunia hanya sekali, jangan sampai kita rugi. Selayaknya kita isi dengan pundi-pundi amal yang akan bisa menyelamatkan kita di akhirat nanti. Hidup bukan pesawat kertas, ada amalan yang diperhitungkan di yaumil hisab. Wallahu a'lam bishawab.[]
Sebuah tulisan motivasi yang terinspirasi dari sebuah lagu.
Tak lupa disisipkan ayat-ayat Al-Qur'an di sana-sini.
.
Keren, Mbak Isty Da'iyah. ♥️
Dan dibaca oleh Mbak Maya Rohmah. Makin kereen
Seperti halnya pesawat kertas yang dapat berangan-angan untuk menerjang. Namun tak ada yang tak memungkinkan jika Allah memberikan. Jalani hidup dengan bahagia semua akan dipermudah. Tulisan yang menginspirasi dan mengetuk diri untuk tidak mengeluh disetiap inci. Barakallah Mbak Isty❤️