Gapailah Asamu

"Aku hanya menginginkan dirimu bangkit lagi. Kejarlah semua asa dan mimpimu sebagai bukti bahwa dirimu mampu melakukannya. Hempaskan kegagalan dengan kerja lebih keras dan cerdas untuk sukses. Ingatlah seseorang tidak akan berakhir saat dia mengalami kegagalan namun akan berakhir di saat dia berhenti."

Oleh. Andrea Ausie
(Pemimpin Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hidup kadang tidak seindah yang diinginkan tetapi janji Allah Swt. adalah pasti. Maka teruslah menghadapi nikmat-Nya dengan bersyukur dan musibah dengan sabar. Jadilah orang yang senantiasa optimis karena orang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap musibah sedangkan orang yang pesimis melihat musibah dalam setiap kesempatan.

Aku ingin melihat dirimu bangkit lagi seperti dulu. Tersenyum ceria dan menggelora mengejar mimpimu. Aku sangat mengerti adakalanya manusia terpuruk dalam suatu keadaan seperti yang dirimu alami saat ini. Tetapi bukan berarti dirimu lemah dan tidak bergairah menghadapi kehidupan ini.
Kehidupan memang sangat keras seperti deburan ombak yang mencoba memecah kokohnya batu karang. Namun kumohon jadilah seperti peselancar yang bisa mengalahkan kerasnya gelombang ombak sehingga mengendarainya menjadi buihan ombak menuju pantai.

Benar, terkadang Allah Swt. menguji hamba-Nya dengan berbagai cara. Tapi pahamilah, Allah Swt. mendewasakan kita dengan berbagai ujian-Nya dan dirimu sedang Allah Swt. uji dengan kegagalanmu mempertahankan prestasi dalam duniamu. Kegagalan bukanlah akhir dari semuanya. Mungkin saja Allah Swt. ingin mengatakan "bersabarlah, Aku memiliki sesuatu yang terbaik untukmu." Bukankah Allah Swt. pernah mengingatkan kita dalam QS. Al-Baqarah: 216

وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Jadi buat apa terus menerus memupuk kesedihan demi kesedihan. Selagi napas masih ada, selagi itulah adanya harapan, ruang, dan peluang untuk membetulkan keadaan. Yang terpenting adalah jangan sekali-kali berputus asa dengan kasih sayang dan rahmat Allah Swt. Ingatlah akan Firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 153

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah Swt. bersama orang-orang yang sabar."

Aku tahu hatimu sangat terluka. Kejayaan yang sempat dirimu raih terpuruk oleh manisnya tusukan dusta orang-orang di sekitarmu. Kepolosan dan keluguanmu dimanfaatkan mereka dan menggiringmu menjadi remah-remah panggung sandiwara. Langkahmu goyah. Hatimu hancur dan pikiranmu seolah tumpukan benang kusut yang sulit terurai. Terasa gelap duniamu.

Entah berapa banyak tetesan bening keluar dari matamu. Menangislah. Adakalanya kita harus menangis sebagai isyarat bahwa kehidupan tidak selamanya dipenuhi gelak tawa tapi selalu ada kerikil ujian-Nya dengan kesedihan hidup. Namun adakalanya kita harus tertawa bahagia sebagai isyarat bahwa kehidupan tidak selamanya dirundung kesedihan. Menangislah jika memang harus menangis karena mungkin hanya itu yang dapat kita lakukan ketika sudah tidak tahu harus berbuat apa.

Terkadang tangisan yang baik dan lepas bisa menjadi obat perasa daripada kemunafikan tawa. Menangislah sebagai ungkapan bagaimana hati berbicara ketika bibir dan mulut tak mampu menyampaikan perasaan yang dirasa. Menangislah sekeras mungkin yang dirimu inginkan tetapi ingat, tatkala dirimu berhenti menangis jangan pernah menangis lagi dengan alasan yang sama. Tatkala kita menangis bukan berarti kita lemah namun justru kita sudah tidak sanggup untuk berpura-pura kuat. Pahamilah, tangisan terindah adalah mereka yang menangis dalam kesunyian di haribaan-Nya.

Tengoklah dunia luar. Betapa banyak orang menginginkan berada dalam duniamu. Betapa banyak orang-orang yang terlahir dalam ketidaksempurnaannya. Betapa banyak perut-perut kosong yang terganjal dengan hembusan angin. Betapa banyak tubuh-tubuh lusuh yang terlelap hanya beratapkan langit gelap? Lalu mengapa dirimu tidak luapkan rasa syukur dengan apa yang masih kau miliki?

Ingatlah wahai engkau!
Tatkala hatimu tanpa tujuan ibarat burung tanpa bulu. Tatkala kecerdasan tanpa ambisi ibarat burung tanpa sayap. Maka berusahalah terbang tinggi seperti burung yang menyeruak ruang angkasa. Kepakan sayap yang kuat dengan pandangan mata yang menelisik dunia. Menjadi burung yang duduk di atas ranting tanpa takut bahwa rantingnya akan jatuh karena dia percaya kepada kepakan sayapnya bukan kepada rantingnya.

Aku hanya menginginkan dirimu bangkit lagi. Kejarlah semua asa dan mimpimu sebagai bukti bahwa dirimu mampu melakukannya. Hempaskan kegagalan dengan kerja lebih keras dan lebih cerdas untuk sukses. Ingatlah seseorang tidak akan berakhir saat dia mengalami kegagalan namun akan berakhir di saat dia berhenti.

Aku percaya kalau dirimu bukan orang lemah dan cengeng. Aku percaya dirimu bisa bangkit seperti dulu. Bangkitlah dan terus semangat. Ingatlah, kelak lukamu akan menjadi obat bagimu. Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Ankabut: 3

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

"Sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka sehingga Allah Swt.bena-benar tahu orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta!"

Double Bay Sydney, 7Juni 2022[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Andrea Aussie (Pemred NarasiPost.Com
Andrea Aussie Pemred NarasiPost.Com
Previous
Penghapusan Tenaga Honorer, Kapitalisme Semakin Horor!!
Next
Sanggraloka yang Tersandera
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram