Menapaki Jalan Hijrah yang Tak Selalu Mudah

"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun. (al- Mulk : 2).


Oleh: Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Beberapa orang mungkin patut mensyukuri hidupnya yang lahir dari keluarga taat. Ayah yang memahami syariat. Ibu salehah cerminan ummu warabatul bait. Bahkan ada yang dari kecil Allah beri nikmat berupa tempat tinggal bernuansa Islami, karena orangtuanya keturunan kyai dan membuka pasantren, membentuk masyarakat bernapaskan Islam.

Kenikmatan ini, kadang menjadi impian mahal bagi orang-orang di luar sana. Karena tak semuanya bisa mengenal Islam sejak dilahirkan. Memang benar ayah dan ibu beragama Islam. Tapi keluarga tak memahami syariat Islam. Sehingga anak-anak tak dididik dengan akidah Islam. Perilaku dan akhlak jauh dari ajaran Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam.

Sehingga saat berhijrah perlu proses berliku dan panjang. Penuh rintangan dan hambatan. Mengalami jatuh bangun di jalan hijrah. Tak jarang, karena beratnya beban hijrah membuat sebagian menyerah. Semangat memeluk akidah pun padam. Terkekang oleh kejamnya perlakuan dunia yang menentang.

Ya, kondisi inilah yang saya dan beberapa teman hijrah alami. Hijrah yang merupakan keinginan fitrah awalnya tak berjalan segampang yang orang-orang bayangkan. Ada banyak sekali godaan dan cobaan yang menghadang jalan hijrah dan perjuangan. Sehingga tak sedikit teman saya harus berbalik arah, menyerah.

Saya punya teman hijrah, yang setiap ke majelis ilmu harus sembunyi-sembunyi karena takut dimarahi orangtua. Orangtua merasa si anak telah sesat. Mafhum keluarganya, Islam itu tidak boleh berlebihan. Sehingga saat mendapati si anak salat tahajud di tengah malam. Orangtua langsung murka. Dipikirnya anaknya telah sesat, karena salat di waktu yang di luar dari salat wajib yang lima.

Ada juga sahabat yang saat berhijrah, begitu sulit mempertahankan jilbabnya (pakaian kurung) yang dia kenakan di kampusnya. Karena di kampus yang basicnya kesehatan melarang pakaian bawahan selain celana panjang. Sahabat saya ini, harus melalui proses rumit dan melelahkan karena harus berurusan dengan pihak kampus yang mengancamnya dikeluarkan.

Dan yang lebih parah, ada sahabat saya yang dipaksa untuk berhenti di jalan hijrahnya, dengan ancaman diputuskan uang belanja dan biaya kuliah. Karena dianggapnya anaknya sudah tidak sesuai ekspektasi orangtua. Berpakaian sudah seperti orang Arab, dan berprilaku seperti alim ulama. Keluarga tidak suka. Merasa aneh, sehingga mengancam anaknya agar kembali 'normal' dalam makna kembali jahiliah seperti semula.

Innalilahi! Ternyata ada orangtua Muslim yang seperti ini. Ada yang tidak mengerti ibadah tahajud. Ada pula yang mengganggap hijab budaya Arab. Bersikeras anaknya tidak kajian Islam dan kembali ke jalan kemaksiatan yang dibenci Allah. Memaksanya membuka kerudung dan melarang berteman dengan teman-teman hijrah. Nastaghfirullah.

Beruntung teman saya yang saya ceritakan ini, tetap bertahan melewati ujian dalam hijrah. Hingga saat lulus kuliah, Alhamdulillah masih dalam keadaan istikamah. Tentunya atas izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Laa haula wala quwwata illa billah!

Sebenarnya ada banyak sekali macam lika-liku di jalan hijrah, yang bisa kita saksikan. Ada banyak sekali sehingga cukup untuk membuka mata kita bahwa hijrah bagi sebagian orang, bisa saja bukan perkara mudah. Rintangan kadang datang dari keluarga, masyarakat tempat dia dilahirkan. Bahkan ada yang dari kebijakan-kebijakan di tempat seseorang berkerja.

Beberapa hari yang lalu ada sahabat hijrah, mengeluhkan hal yang sama. Dia yang beberapa bulan ini baru berhijab (yang selama ini memakai pakaian tak sesuai syariat), harus melewati ujian saat bekerja di instansi pemerintahan. Karena ternyata jilbab (pakaian sekali ulur) kini dilarang di tempat kerjanya.

Tentu saja, untuk bertahan dan mendapat penerimaan dalam kondisi ini tidaklah mudah. Terlebih jika berkenaan dengan kebijakan di tempat kerja. Jika tidak sabar menjelaskan dan melalui prosesnya, bisa-bisa dipecat karena tidak mematuhi kebijakan.

Kondisi ini sungguh aneh jika memikirkan kita hidup di negeri mayoritas Muslim. Namun, inilah faktanya, ternyata jalan hijrah yang mayoritas Muslim alami tidak selamanya mudah. Harus mengalami hinaan dan cacian yang tak sedikit menguras air mata.

Walaupun ujian ini tak sebanding dengan ujian para nabi dan para sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam. Tetap saja, ini adalah ujian dan rintangan yang masing-masing orang merasa berat dan kepayahan melewatinya.

Terlebih di tengah kehidupan sekuler, yang sedari awal didesain demi melahirkan pribadi Muslim yang kehilangan jati dirinya. Masyarakat kita yang terus dijajah dan dihegemoni barat dari segala bidang dan aspek kehidupan. Telah melahirkan Muslim yang lemah dalam hal berpikir, berakidah dan berkreativitas. Hal ini diperparah dengan minimnya pemahaman Islam. Maka, tak ayal syariat Allah secara alami berbenturan dengan pemahaman mayoritas.

Karenanya, diwajibkan bagi kita sedari awal memahami, yang menjadi penghalang ketaatan itu, apa? Agar bisa mencari solusi menghadapinya. Dengan belajar dari orang-orang yang berhijrah sebelum kita. Dengan keyakinan "Mereka bisa, maka kita pun bisa."

Diperlukan sikap sabar berlapis-lapis serta komitmen yang kuat, bahwa kita tidak akan pernah kembali ke masa jahiliah lagi. Apapun yang terjadi, kehidupan yang jauh dari Allah adalah keputusan terburuk yang wajib kita hindari.

Dengan memohon pertolongan Allah tiada henti. Penuh keyakinan, kita percayai meski seluruh bumi menghindari. Allah selalu ada untuk menemani.

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (Al-Fatihah: 5)

Hal yang penting lainnya adalah keyakinan, bahwa Allah memberi cobaan bukan tanda tidak peduli. Hanya saja, Allah sedang menguji kita dengan sedikit ketakutan dan kepayahan. Untuk melihat kesungguhan kita di jalan hijrah ini.

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun. (al- Mulk : 2).

Teruslah berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, dari hari ke hari. Yakin, dengan itu Allah akan meneguhkan kedudukan kita sebagaimana janji-Nya di surat Muhammad ayat 7. Maka apa yang kita takutkan jika Allah telah menjamin kebaikan bagi setiap hamba yang beriman dan bertawakal? Allah Ta’ala berfirman

لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

"Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." (At Taubah: 40).

Wallahua'lam.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Pembentukan Komponen Cadangan, Berpotensi Munculkan Benturan
Next
Pembagian Kue Jabatan ala Kapitalis
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram