Tiga perkara yang jika perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan dapat merasakan manisnya iman, yaitu siapa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari selain keduanya, jika ia mencintai seseorang, ia mencintainya hanya karena Allah. Ia benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya layaknya ia benci dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Al-Bukhari: 16, Muslim: 43, At-Tirmidzi: 2624, An-Nasa`i: VIII/95-96, dan Ibnu Majah: 4033)
Oleh: Aya Ummu Najwa
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)
NarasiPost.Com-Setiap orang pasti berharap dapat bersama dengan orang yang dicintainya. Jika hal itu dapat terwujud maka itu adalah anugerah yang tak terhingga, dan pastinya kebahagiaan yang akan dirasa. Terlebih lagi, jika kebersamaan itu pada waktu yang tepat, tempat yang terbaik, dan dalam kondisi yang menyenangkan, tentu akan sangat berkesan dan kebahagiaan yang luar biasa yang akan dirasakan. Semua itu hanya tersedia di dalam surga.
Jika ditanya adakah manusia yang tak menginginkan bahagia? Adakah manusia yang tidak ingin masuk surga? Tentu jawabnya tidak, semua orang menginginkan surga. Baik orang saleh maupun orang yang paling berdosa sekali pun. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda, bahwa setiap orang dari umat beliau pasti masuk surga, kecuali yang enggan. Namun bukan keengganan masuk surganya, namun dikarenakan kebodohannya maka ia melaksanakan amalan orang-orang yang tidak masuk surga.
Selanjutnya, ketika kita diizinkan oleh Allah masuk surga, agar kebahagiaan itu terasa lengkap dan sempurna, pasti kita ingin masuk ke dalamnya bersama orang-orang yang kita cintai. Bersama Rasulullah, suami/istri, orang tua, anak, sahabat, dan sebagainya. Ternyata Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah menyebutkan di dalam satu hadis beliau, bahwa manusia akan dikumpulkan bersama dengan orang yang ia cintai.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
"Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu berkata, bahwa ada seorang lelaki mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian ia bertanya, “Wahai Rasulullah, Kapankah kiamat itu terjadi?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun bersabda, “Persiapkan apa yang telah kau lakukan untuk menyambut kedatangannya?” Orang tersebut menjawab, “Untuk menyambutnya, aku tidak menyiapkan shalat yang banyak, tidak juga puasa yang banyak juga tidak dengan sedekah yang banyak, namun saya mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Kau akan bersama dengan orang yang kau cintai.” (HR. Muslim:1519)
Dari hadis ini ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil, di antaranya,
Pertama, manusia akan bertemu dan berkumpul bersama orang yang ia cintai atau ia teladani. Ini berarti, apabila di dunia suka dan gemar dengan artis atau idola KPop, maka ada kemungkinan kelak kita akan dikumpulkan bersama dengan mereka. Nau'udzubillah.
Ketika kita mencintai seseorang maka segala energi pikiran, waktu, akan kita kerahkan untuk memikirkannya, mengikuti apa kebiasaannya, mengagumi tindak tanduknya, dan lain-lain. Sehingga kita tanpa sadar pun akan meniru dan mencontoh apa yang mereka lakukan. Betapa banyak orang yang mengidolakan artis begitu antusias dan totalitas melakukan pengorbanan demi idolanya. Menghafal lagu atau filmnya, hafal agendanya, bahkan rela mengantri tiket, atau bahkan rela mengikuti kemana pun idolanya pergi. Dan semua ini demi cinta.
Kedua, inilah kenapa dalam Islam kita diwajibkan mencintai Allah dan Rasul-Nya, bahkan sebagai syarat agar kita bisa mengecap manisnya iman. Pentingnya mencintai Rasulullah, agar kelak kita juga layak untuk bertemu dan berkumpul bersama beliau di dalam surga Allah. Bukti cinta adalah taat, maka bagi kita yang mengaku mencintai Allah dan rasul-Nya, yang pasti menginginkan surga, tentu yang harus kita lakukan adalah taat dan tunduk kepada pemilik surga, yaitu dengan mempelajari risalah-Nya, mentaati dan meneladani utusan-Nya, tentunya ikut memperjuangkan agama-Nya.
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.
"Tiga perkara yang jika perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan dapat merasakan manisnya iman, yaitu siapa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari selain keduanya, jika ia mencintai seseorang, ia mencintainya hanya karena Allah. Ia benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya layaknya ia benci dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Al-Bukhari: 16, Muslim: 43, At-Tirmidzi: 2624, An-Nasa`i: VIII/95-96, dan Ibnu Majah: 4033)
Ketiga, tak kalah pentingnya adalah mencintai orang-orang yang saleh. Karena surga adalah tempat kembali bagi mereka yang taat, sehingga jika kita tidak bersama mereka maka tentu akan sulit mencapai surga. Sebab, salah satu cara agar kita bisa berkumpul di tempat terbaik, bersama dengan orang-orang pilihan dan bersabar membersamai mereka, maka kita juga harus mencintai mereka, mendidik anak-anak kita agar saleh seperti mereka, membangun keluarga yang senantiasa dekat dengan Allah, juga memperbanyak sahabat dalam ketaatan.
وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا
"Dan bersabarlah kamu (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang dengan mengharap keridaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka tersebab mengharapkan perhiasan dunia. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, yang menuruti keinginannya dan keadaannya telah melewati batas. (Surat Al-Kahfi, Ayat 28)
Keempat, hari kiamat adalah pekara besar, namun hal yang lebih besar adalah apa yang harus kita persiapkan untuk menghadapinya. Salah satu cara kita untuk mempersiapkan pertemuan akbar itu adalah dengan mencari syafaat sebanyak-banyaknya. Selain mentaati Rasulullah dan berharap agar mendapat syafaat beliau, juga kita mencari syafaat-syafaat lain, di antaranya adalah teman yang saleh, anak yang saleh, perbanyak bergaul dengan Alquran, dan sebagainya.
Salah satu manfaat mempunyai banyak teman saleh adalah agar banyak yang mengingatkan kita kepada kebaikan. Termasuk bergabung dalam jamaah yang mengajak kepada ketaatan dan memperjuangkan agama Allah, agar kita tak mudah terjerumus dalam keburukan, serta agar kita punya hujjah di hadapan Allah kelak ketika semua aktivitas kita di dunia ini ditanyakan.
Karena kita akan bersama dengan orang yang kita cintai. Maka dari sekarang bisa kita mulai memilih dan memilah siapa yang ingin kita habiskan waktu bersamanya. Jika kita inginkan surga, tentu harus banyak bergaul dan meneladani Sirah Nabawiyah dan para sahabat dan berkumpul dengan orang-orang yang menginginkan hal yang sama. Namun jika ingin sebaliknya, yaitu jalan menuju neraka maka jalan ke sana pun telah banyak terpampang di depan mata. Maka pilihan ada di tangan kita.
Wallahu a'lam[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]