"Kecantikan hakiki dalam Islam akan terlihat dari kepribadian seorang wanita itu sendiri. Misalnya, bagaimana seorang wanita menjaga keimanan, ketakwaan, akhlak, serta pola pikirnya agar sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunah. Juga seberapa besar semangatnya dalam manuntut ilmu dan mendakwahkannya kepada seluruh umat."
Oleh. Sartinah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Wanita dan kecantikan ibarat ibu jari dan telunjuk. Keduanya saling melekat satu sama lain di sepanjang waktu dan zaman. Ya, membicarakan kecantikan memang tak bisa dilepaskan dari makhluk bernama wanita. Tak heran pula jika banyak wanita yang selalu ingin tampil cantik hingga rela melakukan beragam cara demi menyempurnakan penampilan. Mulai dari menggunakan make up, perawatan di klinik kecantikan, hingga rutin memakai skincare. Hal ini tentu tidak mengherankan apalagi melihat fakta zaman sekarang, di mana semakin cantik seseorang, maka akan semakin dihargai.
Namun, jika berkaca pada fakta tersebut tentu akan memantik sebuah tanya, apa sebenarnya parameter untuk menentukan kecantikan seorang wanita? Bukankah sangat tidak adil jika kecantikan hanya diukur dari rupa dan fisik seseorang?
Berbeda Standar
Jika mau menyandarkan pada pendapat manusia, maka kecantikan atau keindahan itu subjektif dan sangat relatif. Artinya, bisa jadi seseorang menganggap si A cantik, tetapi orang lain melihatnya biasa saja. Pun, demikian sebaliknya. Karena itu, kecantikan akan memiliki standar yang berbeda-beda tergantung siapa yang melihatnya. Selain itu, standar tersebut juga dapat berbeda-beda di setiap desa, kota, bahkan negara lainnya.
Misalnya di beberapa wilayah, cantik itu disimbolkan dengan pinggul lebar. Sebab, wanita dengan pinggul lebar dipercaya memiliki kemampuan yang baik untuk melahirkan. Sedangkan di tempat lainnya, sebagian orang menganggap bahwa wanita dengan bobot besar adalah yang cantik. Sebab, orang dengan postur tubuh gemuk dianggap kaya dan mampu makan dengan baik.
Namun, di belahan wilayah lainnya standar kecantikan pun berbeda lagi. Mereka yang cantik adalah wanita yang memiliki ukuran wajah kecil dan berbentuk "V", hidung mancung, serta kulit putih tanpa noda. Ada juga yang menilai cantik adalah mereka yang memiliki body hourglass atau memiliki tubuh seperti jam pasir. Dan masih banyak lagi standar kecantikan setiap orang di berbagai wilayah lainnya.
Namun, standar kecantikan di atas nyaris seluruhnya tak jauh dari bentuk fisik dan wajah. Padahal sekali lagi, menilai kecantikan dari bentuk fisik dan wajah sangatlah tidak adil. Jika standarnya demikian, lantas bagaimana dengan mereka yang tak memiliki kesempurnaan fisik? Apakah mereka tak layak disebut cantik?
Jangan Fokus pada Fisik
Sesungguhnya Allah Swt. menciptakan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Karena itu, setiap perempuan hakikatnya adalah cantik. Jika ada anggapan bahwa si A cantik dan si B tidak cantik, maka yang salah adalah penilaian manusia. Karena itu, tidak patut bagi wanita yang diberikan kecantikan fisik merasa lebih baik dan lebih cantik dari yang lainnya.
Sebab, kecantikan fisik tidaklah abadi. Secantik apa pun seorang perempuan, sejatinya dia tidak akan mampu menolak tua. Karena itu, jika seseorang hanya fokus pada kecantikan fisiknya, tetapi lalai mempercantik akhlak dan hatinya, niscaya kecantikannya akan hilang tak tersisa. Lihat berapa banyak perempuan yang tiga puluh tahun lalu masih menjadi gadis cantik, tetapi saat ini kulit wajahnya mulai berkerut, fisiknya mulai rapuh, rambutnya perlahan memutih, ingatannya tak sekuat dahulu, bahkan penglihatannya pun mulai kabur.
Tak dimungkiri, banyak perempuan yang mampu menjaga kecantikannya dengan berbagai cara. Mulai dari memperbaiki wajah, sulam alis dan bibir, tanam bulu mata, hingga rela melakukan operasi demi menyempurnakan kecantikan. Namun, hal itu hanyalah memperlambat penuaan, bukan menghilangkannya. Di sisi lain, mempercantik diri dengan mengubah bentuk-bentuk fisik merupakan perbuatan terlarang dalam agama, utamanya Islam. Karenanya, wahai wanita, jangan hanya fokus memperbaiki penampilan fisik yang tidak dibawa mati.
Kecantikan Hakiki
Siapa saja yang ingin mempercantik penampilannya, maka cukuplah dia menyediakan dana yang besar, niscaya kecantikan fisik akan diperoleh dengan sangat memuaskan. Namun, siapa saja yang menginginkan kecantikan akhlak dan hati, maka hiasilah diri dengan berbagai amalan yang baik, niscaya cantikmu akan bersemayam di hati orang-orang yang melihatmu. Sebab, kecantikan hakiki tidak terbentuk dari polesan fisik semata, tetapi lahir dari baiknya akhlak.
Seorang wanita pun tak harus memiliki hidung mancung, wajah tirus, bulu mata lentik, kulit putih, dan tinggi badan semampai. Karena hal itu hanyalah standar yang dibuat oleh manusia, bukan Allah. Seorang wanita akan menjadi mulia bukan karena penampilan fisiknya tetapi karena akhlak yang terpuji. Sebab, tolok ukur keimanan seseorang adalah akhlak.
Karena itu, kecantikan hakiki dalam Islam akan terlihat dari kepribadian seorang wanita itu sendiri. Misalnya, bagaimana seorang wanita menjaga keimanan, ketakwaan, akhlak, serta pola pikirnya agar sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunah. Juga seberapa besar semangatnya dalam manuntut ilmu dan mendakwahkannya kepada seluruh umat.
Namun, bukan berarti seorang perempuan tidak boleh berdandan demi mempercantik fisiknya. Selama hal itu tidak melanggar syariat, maka sah-sah saja dilakukan. Meski demikian, sebagai seorang muslim yang menginginkan hidupnya tak sia-sia, maka memilih kecantikan akhlak adalah pilihan terbaik ketimbang penampilan fisik. Dan tak perlu mengerahkan seluruh energi untuk terlihat cantik di hadapan orang lain. Jika hanya mengandalkan kecantikan fisik, maka setiap mata pasti akan memandang yang lainnya, karena akan selalu ada yang lebih cantik dan menarik.
Begitu adilnya Allah, hingga penampilan fisik tak jadi standar untuk menilai hamba-hamba-Nya. Hal ini karena Allah Swt. hanya menilai ketakwaan seseorang. Takwa inilah yang membedakan antara satu muslim dengan muslim lainnya. Selain takwa, semua manusia hakikatnya adalah sama. Sebagaimana tertuang dalam hadis riwayat Muslim, dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian."
Khatimah
Duhai wanita, ingatlah bahwa kecantikan fisik hanya dapat menyentuh mata, sedangkan kecantikan akhlak akan menyentuh hati. Kecantikan wajah akan hilang, tetapi kecantikan akhlak kekal abadi. Lihat saja akhlak wanita salihah masa lalu, seperti Maryam, Fatimah, Khadijah, dan Asiyah. Mereka adalah sosok-sosok wanita yang dikenal dengan kecantikan akhlak dan budi pekertinya yang luar biasa. Kecantikan akhlak mereka tetap tersimpan di sanubari setiap insan meski waktu telah lama berlalu dan zaman sudah berganti. Semoga kita menjadi wanita yang tetap fokus memoles kecantikan akhlak, daripada berburu kecantikan fisik. Wallahu a'lam bishshawab.[]